Seminggu sudah berlalu. Kini Rayan dan arsyila sudah sama-sama akan kembali melakukan aktivitas masing-masing.
Rayan yang bertugas sebagai abdi negara, dia juga sudah mulai kembali aktif dengan aktivitasnya sehari-hari untuk melaksanakan piket di kantor. Begitu pula dengan arsila. Dia kembali aktif melanjutkan kuliahnya serta mengajar di pesantren.
Pagi itu arsila menyusul suaminya yang masih berada di kamar.
Dia memandang dari belakang tubuh kekar dengan balutan baju loreng berwarna hijau, yang bagian lengannya dia lipat sampai atas siku. Memamerkam lengannya yang kekar dan putih bersih sebagai seorang pria. Apalagi, dia adalah tentara.
Arsyla tersenyum diam-diam memandang suaminya. Dalam hati, dia juga bergunam, 'Sungguh, mas. Kau adalah anugerah terindah yang Tuhan berikan padaku. Kebanyakan di luar sana para wanita merasa was-was jika memiliki pendamping hidup yang sangat tampan dan rupawan sepertimu.