Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

GUSAR KEHIDUPAN

V_Anggra
--
chs / week
--
NOT RATINGS
7.1k
Views
Synopsis
Diara, seorang gadis manja yang memiliki kehidupan manis bersama keluarganya. Suatu hari, dia dihadapkan dengan sebuah kenyataan menyakitkan. Sadar bahwa orang-orang terkasihnya satu persatu hilang dari kehidupan Sang gadis. Segala cara sudah ia lakukan untuk menghilangkan rasa kesedihan yang melanda dirinya, bahkan saat kekasih tercinta yang setia mendampinginya juga pergi entah kemana. Rasanya, kemelut hidupnya seakan tak pernah usai dan semakin rumit. ~Aku muak dengan semua ini, aku lelah dipermainkan dengan jalan hidupku sendiri! Akan kubuat jalan hidupku sendiri, sesuai keinginanku. Takkan ada yang bisa menghalangiku!
VIEW MORE

Chapter 1 - Prolog

Benar ya memang, kehidupan tidak hanya tentang aku, kamu, dia. Kehidupan memang tentang semua. Tak ada pemeran utama di dunia ini, semua tergantung sudut pandang masing-masing.

Aku memandang diriku sebagai pemeran utama dalam kisahku sendiri, aku menyangkut pautkan pemeran lain dalam kisahku. Seakan semuanya memjadi figuran dalam kisah hidupku. Itu dari sudut pandangku sendiri.

Tapi, di sisi lain orang yang aku tarik dalam kisah hidupku, rupanya mereka menjadi pemeran utama di kisah yang lain. Saling berpautan, mengisi dunia.

Aku seorang gadis yang kini sudah berusia tujuh belas tahun, aku di sebut-sebut sebagai anak manja oleh teman-temanku. Padahal, sama sekali aku tak merasa manja pada siapapun terutama orangtuaku. Hanya saja, mereka yang memanjakanku.

Aku anak pertama dan satu-satunya dalam kehidupan Mami dan Papiku. Kata banyak orang, aku adalah gadis manja. Namun, aku selalu menampiknya. Sungguh, aku tidak mau dibilang seperti itu.

"Diara, bawa barang-barangmu turun, Nak. Cepat" Papi memanggil dari lantai bawah.

Segera aku membawa dua koper besar berisi barang-barangku.

"Pi, berat!" teriakku dari atas tangga, menarik dua koper sekaligus memang berat sekali.

Papi berlari naik menghampiriku.

"Ayo, Papi bantu" Papi mengambil alih salah satu koperku, dengan mudahnya Papi mengangkat koper itu.

Tak berapa lama, Papi kembali naik kemudian mengambil koperku yang kedua. Sedangkan aku masih saja mematung melihat Papi naik turun tangga ini.

"Hei kenapa masih di sana? Ayo turun!" Papi memanggilku.

"Pi, kenapa kita pindah rumah sih?" tanyaku

"Memangnya kenapa?" tanya Papi sambil merangkulku

"memangnya kenapa kita pindah?" aku membalikkan pertanyaan itu pada Papi

"Papi ingin pindah aja" jawab Papi sambil mencium pelipisku.

Tepat hari ini, aku, Papi, dan Mami pindah rumah. Sesungguhnya, aku berat meninggalkan rumah ini karena diriku sudah nyaman di sini. Ya, rumah pertama kali aku tempati saat diriku terlahir di dunia ini.