Chereads / GUSAR KEHIDUPAN / Chapter 5 - Bab 4

Chapter 5 - Bab 4

"Dil, aku bawa Diara ikut denganku ya?"

"Iya, silakan saja" Balasnya.

~Heh? Aku mau di ajak kemana?

"Ayo Ra" Ajak Om Reno, aku hanya mengikutinya saja.

"Om, aku mau dibawa kemana?"

"Sudah ikut saja"

"Om nggak akan macam-macam kan?"

Sungguh, hatiku merasa ketakutan kalau sudah seperti ini.

Tak lama kemudian, mobil berhenti di depan sebuah hotel.

Om Reno sudah turun begitu saja dari mobil, sedangkan aku masih bingung harus melakukan apa.

Tuk..tuk..tuk..

Kaca jendela di sampingku ada yang mengetuk, Om Reno lah orangnya.

"Kita mau apa sih Om?" Tanyaku lagi-lagi.

"Ikut saja, nanti kamu tahu" Jawabnya.

Kami memasuki hotel tersebut, mengekor di belakang Om Reno. Tak terasa, sampai juga di sebuah ruangan privat yang sepertinya sebuah ruangan khusus para pengusaha melakukan pertemuan, aku pernah menemui tempat seperti ini dulu saat diajak Papi.

"Selamat datang, Reno"

"Senang bertemu dengan Anda kembali, Tuan" Ucap Om Reno pada seorang pria di depannya.

"Mari," ajaknya.

Kemudian mereka menempatkan diri di antara meja besar di sana.

"Ayo, Diara kemari" Ucap Om Reno.

"Siapa anak ini?" Tanya pria itu.

"Ini dia keponakanku yang pernah saya ceritakan pada Anda" Jawab Om Reno.

Pria itu hanya memandangiku dari bawah ke atas secara intens, kemudian dia hanya mengangguk-angguk.

Cukup lama aku hanya diam diantara pembicaraan mereka yang nyatanya membicarakan kepentingan bisnis dan perusahaan, aku seperti obat nyamuk saja.

Sungguh, aku masih heran. Jika aku tak diperlukan di sini, untuk apa aku diajak kemari kalau rupanya mereka hanya membicarakan soal bisnis yang tidak ada sangkut pautnya denganku.

"Om" Panggilku, aku sungguh berani memanggilnya karena memang aku tidak tahu untuk apa kehadiranku di sini.

Om Reno dan pria itu seketika menghentikan pembicaraan dan menoleh ke arahku.

Om Reno mengangkat sebelah alisnya, seakan bertanya "Kenapa?"

"Aku mau pulang" Ucapku berikutnya,

"Hemm he.. he.. he.." Om Reno terkekeh.

"Nanti ya, sebentar lagi" Jawabnya.

"Tapi Om, Diara lel-"

Kriettt....

Suara keras terdengar, saat pintu masuk ruangan ini tiba-tiba terbuka.

"Selamat Pagi. Maaf Tuan, saya terlambat" Suara seorang lelaki muda berpenampilan sangat rapi datang dari balik pintu itu dan dialah si pelakunya.

"Oh Hahahha! Ini dia yang kita tunggu-tunggu" Ujar pria yang sejak tadi berbincang dengan Om Reno.

"Tidak apa, untuk kali ini aku maafkan atas keterlambatanmu." Tambahnya,

"Mari-mari, mendekatlah" Perintahnya.

Lelaki itu mendekat,

"Kau ajaklah dia" bisik sang pria pada lelaki yang lebih muda itu. Aku masih bisa mendengar jelas dari bisikkannya itu.

Lelaki muda itu sepertinya mendekat ke arahku, tepat di samping kursiku dia menghentikan langkahnya,

"Ayo" Ucapnya. Aku memandangnya dengan dahi melipat dahiku.

"Ayo ikut aku" Ucapnya lagi, aku hanya memandang Om Reno. Aku mengangkat daguku pada Om Reno sebagai isyarat "apa dia berbicara denganku?" Sebab lelaki ini bertanya tanpa menatapku.

~Sungguh aneh.

"Sss.. si-siapa yang kau ajak bicara?" Aku memberanikan diri mengeluarkan suara.

"Huft...." Dia menghembuskan napasnya keras.

"Aku berbicara pada seorang wanita di ruangan ini" Ucapnya kemudian, sangat datar tanpa nada.

Ya benar, dia berbicara padaku. Hanya ada aku seorang wanita di sini,

"Ada urusan apa Anda mengajakku pergi? Dan memangnya kau akan membawaku pergi kemana?" Tanyaku dengan lancangnya.

Aku rasa, tidak ada seorangpun yang berhak mengajakku seenak hati seperti itu.

"Ra, ikutlah dengannya" Ucap Om Reno.

Seketika aku melotot tak percaya.

"Tidak Om, aku tidak mau pergi dengan orang asing!" Ucapku dengan suara yang lebih keras dari sebelumya. Sontak aku beranjak berdiri dari kursiku,

"Untuk apa aku di sini? Lebih baik aku pulang saja" Ucapku seraya melangkahkan satu kakiku.

"Lepaskan Diara, Om. Aku mau pulang saja" Ucapku saat Om Reno berhasil mencekal pergelangan tanganku.

Keadaan menjadi hening seketika, aku memandangi wajah ketiga orang di ruangan ini. Semua menatapku dengan tatapan yang tidak bisa aku artikan.

"Om bilang, ikut dengannya!" Ucap Om Reno di dekat telingaku.

"Om?" Aku bertanya-tanya. Benarkah ini Om Reno yang aku kenal?