Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Terjebak Pernikahan Rahasia

๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉCitraakuaku
--
chs / week
--
NOT RATINGS
20.4k
Views
Synopsis
Adult Romance (18+) Clarissa Aulia Fransiska, aktris papan atas yang telah merintis karirnya selama tiga belas tahun. Karir yang ia bangun dengan kerja keras itu jatuh dalam semalam karena skandal perselingkuhan yang melibatkan dirinya. Di saat Clarissa mulai bangkit dari keterpurukan, ia malah terjebak dalam pernikahan rahasia. Bagai keluar dari mulut singa lalu masuk lubang buaya. Sebelum Clarissa bisa memulihkan kehidupannya, ia malah terlibat dalam kehidupan Abian Arsenio, Direktur Utama perusahaan Moza. Clarissa menyebutnya โ€˜Seorang Iblis Berwajah Malaikat. Lelaki itu selalu tersenyum kepada siapapun. Sedangkan kepada Clarissa, tidak sungkan-sungkan ia tunjukkan wajah aslinya. Sosok Abian yang lain dengan Abian yang menjadi bagian dari masa lalu Clarissa. Setelah Clarissa menjalani kebersamaan dengan Abian dalam pernikahan rahasia ini, ia menemukan sesuatu, yaitu ingatan Abian yang tak pernah melepaskan masa lalu itu. โ€œHanya karena kita menikah, jangan harap kamu bisa bertingkah sebagai istriku. Pernikahan ini hanya jalanku untuk mengikatmu. Karena aku tidak mau melepaskan uangku begitu saja untuk perempuan sepertimu!โ€ -Abian Arsenio- -oOo-
VIEW MORE

Chapter 1 - 2. Jatuhnya Sang Bintang

Pendingin ruangan memang menyala dengan baik. Namun, bukan itu yang menyebabkan ekspresi di wajah Tuan Harunโ€”pimpinan agensi yang menaungi Clarissa dalam tiga tahun iniโ€”begitu dingin. Suasana pun amat kaku. Tidak ada satu pun yang berani berbicara atau melontarkan kata ramah tamah seperti biasa. Clarissa pun begitu. Ia menunduk malu. Meskipun ia tidak bersalah. Ia bahkan tidak mengerti apa yang terjadi. Saat terbaring di ranjang hotel, ia baru terbangun setelah Bayu membisikkannya untuk bangun. Kemudian menerobos para reporter setelah Bayu menyembunyikan wajah Clarissa dalam jaket denimnya.

Bayu lekas mebawa Clarissa masuk ke dalam mobil van. Kemudian melajukan mobil itu menjauh dari keramaian. Ia juga memberikan Clarissa tablet yang menampilkan berita eksklusif yang berhasil menghebohkan dunia berita se-Indonesia.

"Apa-apaan ini?" Dengan kesadaran yang belum pulih sepenuhnya, Clarissa kesulitan memahami berita itu.

Bayu pun menarik kopi dalam gelas plastik bertutup lalu menyerahkan kopi itu kepada Clarissa yang duduk di belakang. Ia baru ingat kalau sesudah tidur, Clarissa sulit mengembalikan kesadaran tanpa segelas kopi. "Apa kamu belum membacanya?"

Clarissa menerima kopi itu dan meminumnya sembari melangkahkan pandangannya menuju setiap huruf yang tertera. Setelah itu, ia menaruh gelas itu ke lubang kopi di sampingnya. "Aku bisa membacanya. Tapi aku tidak bisa mengerti. Perselingkuhan? Bagaimana aku bisa berselingkuh? Dan kenapa Baron bisa ditemukan tidur sekamar denganku?" Ada banyak pertanyaan di kepala Clarissa. Apalagi, ia tidak pernah melihat Baron di kamarnya seperti yang ada pada foto yang ditampilkan berita. Tiba-tiba satu kejanggalan mengusik kepala Clarissa. "Tunggu-tunggu. Kenapa aku bisa tidur di kamar itu?" Clarissa tidak ingat pernah memesan kamar di hotel atau menjejakkan kaki di sana.

"Bukannya seharusnya kamu yang menjawabnya?" sahut Bayu ketus. Ia amat lelah memikirkan berita sialan ini dan dia tidak memiliki tenaga untuk menjawab pertanyaan Clarissa yang terdengar sebagai omong kosong.

Clarissa berusaha kembali menuju ingatannya kemarin malam. Sulit. Karena ia terlanjur meminum atau memakan sesuatu yang entah sudah dicampurkan apa oleh seseorang. Setelah menelannya, Clarissa menjadi mengantuk lalu tidak ingat kejadian selanjutnya.

Kejadian sebelumnya, ia memang memiliki janji bertemu dengan Baron. Clarissa sudah berusaha menolak karena teman-temannya yang lain terlalu sibuk untuk menemaninya. Namun, Baron tidak menyerah dan terus memaksa. "Lebih baik kamu sendiri yang datang. Karena aku ini orangnya pemalu. Aku ingin kamu membantuku untuk membangun chemistry kita berdua. Lagi pula, ini juga untuk kepentingan kita berdua."

Hanya untuk film. Hanya untuk itulah Clarissa menerima undangan itu. Lagi pula, tempat janjian mereka adalah restoran sebuah hotel. Sehingga Clarissa tidak pernah berpikir bahwa kesialan bisa menimpanya keesokan hari.

Lembaran kertas yang dibanting ke meja di depan Clarissa, membuyarkan lamunannya. Ia mengangkat wajah dan menemukan wajah Tuan Harun yang amat memerah.

"Itu adalah lembar kontrak yang sudah kita tanda tangani tiga tahun lalu. Tertera di sana bahwa pihak kedua bertanggung jawab untuk menjaga nama baiknya. Tapi apa yang sudah kamu lakukan ini?" sentak Tuan Harun.

Tentu saja melanggar klausa tersebut. Clarissa tahu benar. Namun, ia hanya bergeming. Menjawabnya tidak akan membuat Tuan Harun berteriak girang.

Tuan Harun menyemburkan napasnya kasar, seperti naga yang menyemburkan api. Tangannya berkacak pinggang. Tatapannya menghunjam lantai. Ia berusaha memutuskan pilihan terbaik, usai menghabiskan waktu sebelumnya untuk berpikir. Dan keputusan terbaiknya adalahโ€”

"Segera bersihkan! Agensi yang akan mengurus pengacara untukmu," kata Tuan Harun, amat berat melalui mulutnya.

"Pengadilan?" Clarissa terkejut. "Apa separah itu?"

"Ini pencemaran nama baik dan bisa menjadi fitnah! Apa kamu hanya akan diam saja? Asal kamu tahu, hanya dalam pagi ini, hampir semua kontrak iklanmu dibatalkan. Kamu harus mengganti kerugian itu dengan memulihkan nama baikmu dan bekerja lebih keras ke depannya!" Nada bicara Tuan Harun semakin menaik saja. Ia benar-benar tidak sabaran.

"Terima kasih." Clarissa mengucapkannya berulang-ulang. Namun, ia belum bisa bernapas lega. Karena Tuan Harus masih memberikannya ketentuan lain.

"Tapi kalau kamu kalah dan namamu semakin buruk, tidak ada pilihan lain selain kamu harus membatalkan kontrak kerja sama kita dan menanggung semua kerugian."

Itu adalah syarat yang begitu berat. Clarissa agak tidak yakin. Namun, ada sebauh pelajaran yang masih ia pegang sampai saat ini, bahwa pencapaian tidak akan di dapatkan tanpa harapan. Meski pencapaian belum tentu terjadi, Clarissa berusaha untuk tidak berhenti berharap. Ia pun segera menemui Baron untuk meminta penjelasan. Tentang apa yang sudah terjadi dan tentang siapa yang bersalah. Namun, Baron malah memberikan jawaban dalam bentuk surat gugatan atas kasus pelecehan seksual. Ia membalikkan keadaan dan menceritakan tentang kejadian yang tidak pernah terjadi dan menyalahkan Clarissa atas kejadian ini.

Pihak Clarissa tidak mau kalah begitu saja. Ia pun melayangkan gugatan berganda. Tuduhan pun saling dilemparkan dalam beberapa bulan. Sayangnya, tidak ditemukan bukti yang kuat. Bukti pesan maupun rekaman hilang begitu saja. Sehingga pengadilan berhenti sampai di situ.

Tentu saja masalah ini tidak selesai mengikuti pengadilan. Karena Baron dan istrinya tidak berhenti menuduh Clarissa dan memanipulasi cerita. Menarik kemarahan publik dan menghancurkan nama baik Clarissa. Tidak ada lagi sebutan Malaikat Dari Bintang untuk Clarissa. Hanya tersisa perusak rumah tangga orang.

Akhirnya, masalah ini berhenti dengan pemecatan Clarissa atas kelalaian menjaga nama baik seperti yang tertera dalam kontrak. Satu per satu nota utang dikirimkan kepadanya. Membuat pikiran Clarissa teralihkan dari skandal itu.

Tidak ada lagi tawaran film, iklan, bahkan sinetron untuknya. Dia juga ditolak saat menawarkan diri. Tidak ada pintu yang terbuka. Bahkan sekadar warung bakso, mereka tidak sudi memperkerjakan tukang cuci jika itu Clarissa. Apartemen pun dijual dan seluruh barang-barang mewah kandas. Hanya menyisakan rumah kecil peninggalan orang tua Clarissa di Bandung. Clarissa pun pulang ke kampung halaman setelah bertahun-tahun.

Benar kata sang ayah semasa kecil Clarissa, "Tidak ada yang lebih baik daripada memiliki rumah sendiri. Kalau pun kamu tidak memiliki makanan apa pun, setidaknya kamu masih memiliki tanah untuk mengubur mayatmu."

Kini Clarissa kembali. Kembali lagi pada fase lebih lemah dari seorang bayi. Di mana ia harus belajar merangkak untuk bergerak, berjalan untuk mendekati orang lain, dan berbicara untuk mengenalkan diri. Jika beruntung, mungkin Clarissa bisa menaiki langit kembali. Jika tidak, maka kesuksesannya hanya sampai ia berhasil berbicara.

"Tidak apa, Clarissa. Semua kenangan buruk ini akan segera berlalu. Kamu pasti bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik," gumam Clarissa, berusaha menguatkan diri. Meski ia menyadari teramat kecil baginya untuk bisa baik-baik saja. Sedangkan orang lain tidak sedikit yang telah menuntaskan hidup mereka pada seutas tali.

-oOo-