Chereads / Menuai Kebencian / Chapter 7 - Part 5: Gagal Liburan

Chapter 7 - Part 5: Gagal Liburan

Hari ini menjadi hari yang membahagiakan untuk Cia. Pagi jam 7 Cia berpakaian santai dan berdandan tipis, Cia bukan wanita ribet bila diluar kantor. Ia hanya menggunakan sweater, jeans di lengkapi dengan flatshoes dan tas selempang bertuliskan 'coach'. Ia juga sudah mempersiapkan pakaian di dalam koper kecilnya. Hanya 2 hari 1 malam tapi Cia selalu berpegang teguh pada prinsipnya 'lebih baik kelebihan daripada kurang'.

Check-in hotel jam 10 yang artinya masih ada 3 jam untuk itu. Namun, Cia berjanji untuk mengantar Bram ke bandara. Daripada nanti balik ke rumah lagi, jadi Cia pikir sekalian saja keluar.

To: Bram

Udah siap

From: Bram

5 menit lagi nyampe. Jangan sarapan dulu.

Cia mendesah kecil, dia benar benar lapar saat ini. Cia paling gabisa ninggalin sarapan tapi daripada debat jadi Cia nurut aja. 'Sabar Cia 5 menit lagi makan' gumam Cia sambil mengelus perutnya

Cia mendengar suara berisik di depan. Iya. Cia tau itu Bram yang sedang ngobrol sama tantenya. Karena ini weekend, tante Jen di rumah dan kegiatan tante Jen setiap pagi yaitu menyiram bunga. Cia pun turun ke bawah. Bram menyambut dengan senyuman dan dibalas senyum oleh Cia. Hari ini Bram berpakaian santai, hanya kaos polo dan celana pendek.

"Te aku pergi ya" ucap Cia sambil menjulurkan tangan dan menundukkan kepala

"Hati-hati, jangan buat keributan di hotel". Cia menjawab dengan anggukan kepala

"Hati-hati di jalan ya nak Bram, semoga sampai Lombok dengan selamat" Ucap tante Jen dengan senyum

"Amin, makasih tan" jawab Bram sambil membukakan pintu untuk Cia

Setelah mereka berdua masuk mobil Bram bertanya "bawa koper buat apa?"

"Bawa 4 baju, alat make up, laptop, alat mandi, banyak lah". Bram membalas dengan tarikan nafas dan anggukan

"Sekarang aku mulai aktif peri-pergi" ucap Bram lagi

"Iya tau kan itu emang kerjaan l--kamu"

Cia tau sejak melamar Bram memang harus menerima konsekuensi untuk bertugas di seluruh Indonesia. Makanya, waktu kemaren Bram bilang mau ke Lombok Cia ga kaget sama sekali padahal itu tugas luar kota pertama Bram. Lebih ga peduli juga sebenernya.

"Tinggal di apart aku aja, biar deket kalo kerja" Saran Bram. Kenapa Bram bisa 100 persen mempercayakan Cia untuk membawa seluruh asetnya, padahal bisa saja Cia memanfaatkan untuk hal yang tidak-tidak.

Cia berpikir kali ini. Omongan Bram bener juga. Kalo ga ada, selain Cia boros bensin ia juga akan capek balik BSD-Tebet.

Bram menjulurkan tangannya "nih kartunya" karena tak kunjung di ambil Cia, Bram menambahkan lagi "Yaudah aku taro di dashboard kalo butuh ambil aja, pinnya ulang tahun kamu". Ngapain ulang taun gue dijadiin pin. Batin Cia. Daripada banyak tanya jadi Cia memilih diam saja.

"Makan bubur depan mau?" tawar Bram. Cia menjawab dengan mengangguk saja. Toh bubur itu memang langganan mereka Cia selama di Jakarta. "Makan di dalem mobil aja ya, aku males turun" pinta Cia kali ini.

Setelah selesai makan, mereka melanjutkan perjalanan lagi.

***

Sesampainya di bandara, Bram mengangkat koper ke troli. Cia akan menemani Bram sampai check in tiket. Cia ga tega aja melihat Bram sendirian selain itu Cia sedikit belum siap dengan perpisahan. Bukan karena apa-apa, Cia hanya tidak siap bila harus nyetir kesana kemari sendiri, padahal rasanya kemarin udah kaya ratu. eh sekarang balik jadi upik abu.

"Jaga kesehatan ya, nanti kalo udah sampe aku kabarin. Jangan reject telpon aku" Ucap Bram menghadap Cia sambil memegang pundaknya sekaligus mengacak rambut Cia. Seketika Cia membeku, rasanya berkontak fisik sedekat ini ada rasa risih bercampur kaget. Aneh? Iya.. ketika 1001 orang diluar sana banyak yang seneng diperlakukan seperti itu, justru Cia risih. Mungkin kalo itu bukan Bram, Cia akan 'sedikit' lebih senang.

"Iya, hati-hati" Hanya itu yang bisa Cia ucapkan setelah perlakuan Bram tadi.

Setelah itu Cia berjalan kembali ke parkiran dan mengemudikan mobil Bram menuju rumah Cia. Rencananya Cia mau langsung ke hotel tapi masih kepagian. Mau balikin mobil Bram ke apart juga nanti dia harus naik taksi. Ribet. Bram memang memperbolehkan mobilnya dinaiki oleh Cia selama ia berada di luar kota tetapi Cia tidak enak jika harus menggunakan semua aset Bram. Jadi, Cia berencana untuk menaruh mobil Bram di rumah dan menaiki mobil Cia sendiri ke hotel. Lagian juga jarak bandara ke rumah Cia tidak begitu lama.

Ting

From: Ale

Mau gue jemput?

Kesambet apa ni anak mau jemput segala. Mungkin Amel juga dijemput. Yaudah deh sekalian biar seru semobil bertiga. Batin Cia

To: Ale

Boleh hehe

Siapa yang akan menolak umpan yang menguntungkan buat Cia.

***

Bunyi deru mobil terdengar dari ruang tamu. Kebetulan mobil Ale adalah Pajero yang suaranya sedikit bising. Cia langsung bangun dari tempat duduknya setelah itu berpamitan dengan tantenya di kamar. Ale turun dari mobil dan menunggu Cia di depan rumah. Hari ini, pertama kalinya Cia melihat Ale menggunakan baju santai. Ale menggunakan kaos hitam, celana panjang sampai atas mata kaki, dan sneakers. Cia sedikit terpesona dengan penampilan Ale hari ini ditambah Ale mempunyai tinggi 172. 'He looks hot' gumam Cia pelan. Memang Ale bisa dibilang pria idaman semua wanita tapi sayangnya Ale tidak suka ganjen ke banyak wanita.

"Amel mana?" tanya Cia. Ale mengangkat bahu. "Emang ga ngabarin lo?" tanya Ale balik

"Gue kira lo mau pergi bareng sama Amel"

"Coba deh nanti gue WA" jawab Ale sambil mengangkat koper Cia ke bagasi

Di dalam mobil mereka tidak banyak mengobrol. Lebih banyak karaoke bareng karena kebetulan mereka berdua bahkan Amel juga memiliki selera musik yang sama yaitu RnB dan Pop. Mereka juga memiliki satu idola yang sama yaitu Bruno Mars. Siap-siap saja jika satu ruangan ataupun mobil, kalian akan menikmati suara fals mereka bernyanyi.

When I see your face

There's not a thing that I would change

'Cause you're amazing

Just the way you are

And when you smile

The whole world stops and stares for a while

'Cause girl you're amazing

Just the way you are

Yeah

Cia pun tidak pernah malu untuk menampilkan kehebohannya kepada Ale karena Ale pun sama gilanya dengan Cia. Mereka benar benar menyanyikan dengan lantang dan keras di dalam mobil. Hingga handphone Cia berdering dan menampilkan nama Amel. Seketika Cia langsung menagkat telapak tangan menyuruh untuk memelankan lagu.

"Udah otw?" tanya Amel to the point.

"UDAH INI" jawab Cia sedikit menjerit karena suara lagu di mobil keras sekali. "iya ini gue sama Ale jalan ke hotel"

"Sama Ale?" Amel bertanya kembali dengan nada sedikit kaget

"Iya, lo dimana?"

"Oh.. tumben tu anak mau jemput orang" jawab Amel sambil tertawa kacil namun sedikit menujukkan ketidaksukaan. Cia juga tidak tau menjawab apa karena ia pikir Ale temannya jadi wajar saja kalau mau jemput.

"Lo dimana?" tanya Cia kedua kalinya. Ale daritadi diam saja tidak bereaksi apa-apa sejak Amel menelepon. Ini mereka berdua kenapa si? Berantem ya? Batin Cia

"Gue tiba-tiba sakit ni Ci, lo berdua aja sama Ale".

"Lo sakit apa Mel? Gue kesana ya?". Ga mungkin juga dia mau nginep berdua sama Ale, secara mereka lawan jenis. "Jangan ganggu gue dulu Ci" setelah itu sambungan telepon mereka terputus. Cia semakin bingung dengan keadaan sekarang. Ada yang salah kah dari Cia hari ini? Kali ini Cia hanya menganga sambil menatap Ale. Seakan ingin mengatakan 'ada apa?'

"Yaudah kita berdua aja" kata Ale. dengan cepat Cia berkata "No"

Tidak pernah terpikirkan mereka akan pergi berdua. Pasti Ale dan Amel bertengkar jadi gini nih rencana mereka rusak. Yaudah deh malem minggu gue balik lagi ke kamar kesayangan. Batin Cia.

***

TO BE CONTINUE….

PLEASE GIVE ME VOTE AND COMMENT GUYS

LOVE YOU ALL

STAY HEALTHY