Chereads / Menuai Kebencian / Chapter 9 - Part 7: Sayang?

Chapter 9 - Part 7: Sayang?

"Lo ga salah kok Ci" ucap Amel menenangkan. "Kalo gue diposisi lo, gue juga akan melakukan hal yang sama" tambah Amel yang sekarang menatap ke atap.

"Tuhan pasti punya rencana baik buat lo, menurut gue ini bukan sekedar kebetulan tapi ini takdir"

Cia masih menangis sesegukan sampai satu jam kemudian akhirnya dia tertidur. Sedangkan Amel sudah tertidur daritadi, menemani temannya menangis ternyata melelahkan. Amel tidak tau bagaimana nasibnya besok. Mungkin ia akan pulang dari rumah Cia pagi-pagi. Untung saja, rumah Cia dan Amel hanya membutuhkan waktu 15 menit.

***

Paginya Cia terkejut melihat Amel tidur di sampingnya. Cia menepuk-nepuk bahu Amel "bangun Mel, udah pagi" "kok lo bisa disini sih Mel?"

Amel terbangun tidak kalah terkejutnya dengan Cia "AAAAA"

Cia menggaruk tengkuknya meringis "Berisik anjing, Lo kok bisa disini?" ulang Cia

"GUE HARUS PULANG NANTI TELAT KERJA" ucap Amel sambil menguncir rambutnya terburu-buru.

Cia hanya diam melihat tingkah Amel sambil berpikir kenapa Amel masih dirumahnya. Setelah mengingat semuanya, ia mengambil hpnya dan terpampang banyak pesan dari Bram yang masuk. Kebanyakan dari pesan itu adalah kata maaf. Cia juga sama merasa bersalahnya. Namun, Cia mengedikkan bahu. 'Kan dia mabuk, ga sadar mungkin tadi malem ngomong ngelantur gitu. Tapi kenapa dia minta maaf?' gumamnya sambil melempar hp kembali ke Kasur.

"Bye Ci, doakan gue ga telat" kata Amel terburu-buru.

Setelah mengantar Amel ke depan rumah. Cia segera bersiap untuk olahraga pagi untuk merefresh pikiran. Ia jogging seperti biasa di komplek. 30 menit cukup untuk membuat Cia berkeringat.

"Je berangkat kerja dulu ya Ci" pamit Tante Jen. Cia sedang minum jadi dia hanya mengangguk dan melambaikan tangan.

Hari ini tidak ada yang menjemputnya. Cia merasa sedikit ada yang kurang. Gaada yang menganggu dia lagi. Cia menggelengkan wajahnya. Dia tidak mau memikirkan Bram lagi.

To: Bram

Aku berangkat kerja dulu ya

Ya. Dari semua pesan Bram yang berisi maaf, Cia membalas itu. Setidaknya itu bisa menunjukkan bila Cia sudah memaafkan Bram.

Cia masuk ke mobil H-RV miliknya, menaruh tas dan menyalakan radio pagi kesukaannya setelah itu baru berangkat. Hari ini, Cia berangkat agak telat gara-gara kerempongan Amel tadi pagi.

Ting

From: Bram

Have a nice day Cia.

Aku juga mau meeting hari ini, mungkin bisa ngehubungin kamu lagi sorean nanti.

Take care Ci. Ga aku jemput dulu ya 2 minggu kedepan. Miss you.

Cia tersenyum lebar membaca pesan dari Bram tersebut. Suasana pagi ini yang cerah untuk Cia. Padahal itu bukan pesan yang romantis. Tapi dia merasa berbunga-bunga.

"You know you love me, I know you care" dendang Cia

Sekarang satu per satu tembok yang Cia bangun dari kuliah sudah melebur sedikit demi sedikit.

Sesampainya di kantor, Ia berpapasan dengan Ale di parkiran. Awkward. Satu kata yang menggambarkan mereka saat ini. Setelah Amel cerita tentang Ale kemaren, rasanya salah apabila Cia dekat-dekat dengan Ale. Cia takut saja nanti menjadi salah paham part 2.

"Tumben baru berangkat Ci," ucap Ale sambil mensejajarkan jalannya dengan Cia.

"Iya, tadi jogging gue kelamaan" balas Cia berbohong

"Amel tadi malem ke rumah lo Ci?"

"Hah?" Cia terkejut dengan pertanyaan Ale. 'Kok tau? Amel bilang mereka berantem tapi kabar-kabaran gitu? Konsep dari mana model pertengkaran kayak gitu'

"Iya kemaren gue kerumah dia, tumbenan banget ga ada. Temennya dia kan cuma lo sama gue" Ale mengedikkan bahu. Ternyata Ale hanya berasumsi, Cia hanya mengangguk tanda bahwa ia paham.

"Jadi?"

Cia menyengir sambil menaruh tas nya di meja.

"Au ah Ci, aneh banget lo" Ale mendengus kesal hanya menjawab 'iya' dan 'tidak' saja tidak mau.

Amel mendorong kursinya menghampiri Cia "Kenapa dia Ci" saat ini Amel bertanya dengan menujukan matanya ke Ale.

"Dia tanya kemarin lo ke rumah gue?" jawab Cia bisik-bisik

"Iya kemaren gue di rumah Cia, kenapa le?" Cia melongo. Amel menjawab langsung di depan Ale. 'hah ini gimana sih? Kenapa gue yang bingung anjir' gumam Cia.

"Oh… gapapa tanya aja gue" Jawab Ale seakan tidak perduli

Ting

Ada pesan dari siapa nih? Bram bilang kan meeting. Kenapa jadi kepikiran dia terus kalo ada pesan sih? Batin Cia.

From: Ale

Bangsat lo ya Ci, ngapain bilang ke Amel kalo gue nyariin dia

Cia menatap Ale di depannya sambil mengedikkan bahunya 'Mana gue tau' kata Amel tidak bersuara.

***

Makan siang telah tiba. Cia dan Amel berencana untuk makan siang di luar. Tanpa mengajak Ale tentu saja. Cia tidak mau menengahi orang yang sedang bertengkar. Masalahnya saja sudah berat, jadi buat apa mengurusi masalah orang. Saat ini, Cia dan Amel masih menyelesaikan kerjaanya.

Ting

Hp Cia berbunyi menandakan ada pesan masuk. Belum juga di buka. Cia melengos ke arah Ale "Apa lagi si Le? Mau ikut?" Ale menatap Cia bingung.

"Ikut? Kemana?"

"Lo lagi kan yang line gue?" tanya Cia

"Apaan sih? Daritadi gue ngerjain proposal, kurang kerjaan banget gue line lo"

Setelah di cek oleh Cia, ternyata itu pesan dari Bram

"Hehe, sorry Ale" jawab Cia sambil nyengir

From: Bram

Udah makan siang?

To: Bram

Not yet.

10 menit lagi. Kamu?

Cia melanjutkan mengetik, agar cepat selesai dan segera makan siang karena perut Cia sudah lapar sekali.

Ting

Ting

Cia membiarkannya.

"Yuk Ci" ajak Amel

"Yuk"

Mereka berjalan begitu saja mengabaikan Ale.

Sesampainya di warung makan. Mereka merasa ada yang kurang dengan makan siang kali ini. Amel dan Cia baru menyadari pentingnya kehadiran Ale di hidup mereka. Biasanya ada yang stand up comedy gratisan di meja mereka. Kali ini hening.

"Lo ngerasa ada yang beda ga Ci?" tanya Amel

"Ale" jawab Cia. "Udah deh kalian tuh sama-sama gengsi tau ngga, sekarang hampa kan lo" lanjut Cia mengomel.

Amel mengangguk sambil mengaduk-aduk makannya. "Masa gue yang duluan minta maaf"

"Lo udah bertahun-tahun temenan, masalah sepele gini aja lo perpanjang. Merasa bersalah gue kan jadinya"

"Iya deh gue nanti minta maaf"

Setelah makan siang, mereka langsung balik ke kantor. Ketika di mobil Cia baru ingat tadi ada pesan tapi dia abaikan. Ternyata itu balasan pesan dari Bram.

From: Bram

Jangan sampe telat makan, nanti maag kamu kambuh lagi.

Iya, aku udah makan

Cia hanya membaca saja. Sudah telat juga membalas pesan 1 jam yang lalu. Pasti Bram juga lagi kerja.

"Bram ya Ci?" Tanya Amel

Cia mengangguk.

"Lo mulai suka ya Ci ama Bram? lo bilang ga suka tapi sekarang kalo ada line dari Bram lo senyum-senyum sendiri"

Cia diam. Ia menyetujui perkataan Amel. 'Apa gue mulai suka ya? Secepet itu?'

"Dia lembut banget Mel kalo sama gue. Lo tau sendiri kan gimana kakunya dia waktu ketemu orang lain" Amel mengangguk "Parah, kaya tembok"

Pernah satu waktu, Amel dan Ale bertemu Bram di Café dekat kantor. Bram sedang makan siang dengan Cia, jadi Amel dan Ale berniat untuk menyapa Cia. Waktu itu, Cia memperkenalkan Bram kepada mereka berdua.

"Bram ini temenku Amel dan ini Ale" kata Cia

Ale mengulurkan tangannya sambil tersenyum lebar "Hai gue Ale"

Gentian Amel yang mengulurkan tangan "Gue Amel, salam kenal"

"Bram" di jawab oleh Bram tanpa senyuman sama sekali.

"Devisi apa Bro? tanya Ale lagi sok akrab

"Keuangan" Cia Ale dan Amel saling menatap. Cia menggeleng kemudian berbisik kepada Ale "emang gitu kalo baru kenal"

"Wahh keren juga lo Bro, disitu kan susah masuknya"

"Alhamdulillah"

"Btw, ini rame banget gue boleh gabung ga Ci?" pinta Amel langsung dijawab anggukan oleh Cia "Sini, duduk duduk".

Namun sepanjang mereka gabung, Bram hanya bermain dengan ponselnya. Tidak ikut menanggapi obrolan yang Cia dan Amel Ale bicarakan.

Setelah kejadian itu, Amel dan Ale tidak pernah bicara lagi sama Bram. Ngga asik.

***

Sepulangnya dari kantor, Cia yang memasak untuk dirinya sendiri. Cia hanya memasak rendang dan sayur. Tante Je biasanya sampai rumah jam 10 jadi pasti sudah makan dan Cia sudah tidur. Ditengah-tengah Cia memasak, bunyi ponsel Cia berdering menandakan ada telepon masuk.

Bram

"Halo"

"Malam Cia"

"Malam Bram, aku sambil masak ya"

"Iya, aku liatin kamu masak." Ucap Bram "Besok kalo aku udah pulang masakin dong"

"Ya deh"

" Eh beneran? Dulu ngamuk ngamuk waktu aku mau main ke rumah"

Cia nyengir sambil mengibaskan rambut yang menghalanginya memasak. "Ya kan dulu lo siapa gitu?"

"Berarti sekarang udah siapa siapa dong" goda Bram

"Ya…. Engga juga sih, setidaknya teman"

"Mulai sekarang aku manggil kamu Ai kalo gitu"

Oh.. jadi Ai yang dulu ia katakana itu bukan salah orang. Pikir Cia.

"Kenapa gitu" tanya Cia

"Sayang"

HAH???

****

To be continue….

Please give me comment Vote and star guys…

LOVE YOU ALL STAY HEALTHY