Chereads / Menuai Kebencian / Chapter 10 - Part 8: Bram POV

Chapter 10 - Part 8: Bram POV

Lombok

Bram tahu sejak awal resiko melamar pekerjaan di bagian analisis keuangan ini. Perusahaan Bumi Citra Asia punya banyak anak perusahaan di seluruh Indonesia. Lombok merupakan salah satu perusahaan yang baru saja Bumi Citra Asia bangun. Maka dari itu, Bram sebagai anak baru diberikan perusahaan ini untuk mengetes bagaimana kinerjanya.

Dua minggu adalah waktu yang cukup lama untuk meninggalkan Jakarta bagi Bram. Akhir-akhir ini ada yang sedang mengisi hatinya. Orang yang ia cari bertahun-tahun. Entah bagaimana ceritanya, tetapi ia merasa Tuhan baik sekali akhirnya mempertemukan seorang Cia kembali lagi ke hidup Bram.

Sudah hari keempat Bram berada di Lombok. Bram merasa 4 hari terlama selama hidupnya, Ia ingin segera kembali ke Jakarta. Sadar bahwa Bram anak baru jadi dia tidak bisa pulang duluan. Apalagi pekerjaan disini padat sekali. Tidak ada liburnya walaupun itu weekend.

Kemarin Bram sedang stress karena masalah perusahaan di sini sangat rumit. Bukannya Ia balik ke hotel untuk tidur, justru Ia ke Club dengan temannya Ibra untuk menenangkan pikirannya sejenak. Sampai ia tidak sadar bahwa ia sudah mabuk parah. Bukan menenangkan pikiran malah menambah pikiran. Bram menelepon Cia dan mengatakan hal yang tidak seharusnya ia ucapkan di awal pendekatan. Fatal. Bahkan Bram mengira sudah tamat semua perjuangan Bram selama ini. Baru seminggu bisa dekat sudah membuat masalah. Pagi hari setelah ia sadar, ia ingat semua perkataan sampah yang diucapkan malam itu. Seketika Bram meraih ponselnya dan mengetikkan maaf berkali-kali. Ia tidak apa jika dikira spam yang penting dapat maaf. Bodoh sekali dia. Tidak kunjung mendapat balasan karena di Jakarta masih jam 5. Akhirnya Bram memutuskan untuk jogging di sekitar vila setelah itu mandi dan siap-siap untuk berangkat ke kantor.

Jam 8 pagi waktu Lombok, Bram menerima pesan dari Cia. Hanya sekedar kabar namun sangat membahagiakan untuk Bram. Ia merasa dimaafkan. Saat ini, Bram sedang meeting dengan klien.

"Pak Bram, jadi gimana?" Ucap Pak Moro yang menjabat sebagai manajer keuangan cabang Lombok.

"Iya? Bagaimana?" tanya Bram balik.

"Daritadi saya melihat bapak senyum senyum sendiri, apakah ada yang salah dengan penampilan atau presentasi saya pak?" kata Pak Moro sebal

"Maaf Pak Moro, bukan karena bapak kok, jadi tadi apa pertanyaannya? Jawab Bram menenangkan

"Bagaimana kita bisa menarik investment agar bisa invest dengan kita? Sedangkan ada perusahaan yang sama dengan kita di wilayah Lombok Utara"

"Perusahaan kita bisa menggunakan system ROI" jelas Bram "Selain lebih efisien juga bisa membuktikan bahwa perusahaan kita bukan perusahaan ecek-ecek"

***

Sampailah Bram di villanya pada malam hari. Meeting tadi pagi sungguh melelahkan untuk Bram karena baru selesai jam 7 malam. Hampir 12 jam Bram meeting. Selesai mandi Bram membuka ponsel.

From: Ibra

Bro gue tungguin di Tir Na Nog Bar

Udahlah jangan vcs mulu sama Cia.

Chill and enjoy before we back to Jakarta

Ia ingin ke club lagi namun ia takut ngelantur seperti kemarin. Jarak dari villa ke bar memang dekat. Ibra memang iblis. Ia saja belum pernah berciuman dengan Cia apalagi vcs. Bisa-bisa Cia akan memutilasinya sampai Jakarta. Jujur saja, Bram sering melihat belahan dada Cia. Bagaimana tidak, setiap mereka video call Cia selalu pindah-pindah posisi salah satunya tengkurap. Sudah pasti bajunya akan ke bawah dan belahan dadanya keliatan. Namun, Bram sadar bukan waktunya untuk seperti itu. Ia juga masih tahan kok jika harus 'main sendiri'.

To: Ibra

Nope

Gue udah ngantuk

From: Ibra

Bucin. Bilang aja lo mau vcs lagi sama Cia

Sial Ibra emang. Oh ya, Ibra dan Bram adalah teman sejak lama. Sejak kuliah sampai sekarang yang kalo dihitung-hitung sudah 5 tahun. Ibra memang setan sekali kelakuannya. Dia yang memperkenalkan club ke Bram. Ibra memiliki perawakan tinggi, wajahnya oval dan ada sedikit brewok di dagunya. Dia merupakan salah satu idaman para mahasiswi FEB pada masanya. Berhubung Ibra suka bermain wanita, setiap ada orang yang muncul di depannya memberikan ia bingkisan, besoknya sudah ia ajak tidur. Kata Ibra cewek yang suka sama dia tidak pernah jelek. Tapi memang sih, selalu yang mempunyai payudara besar dan badan yang bagus. Bram? Ia tidak kalah terkenalnya. Bram terkenal pria dingin dan kaku. Siapapun yang berani mendekati Bram siap-siap saja sakit hati. 4 tahun kuliah dan selama itupun Bram masih berharap pada satu wanita masa SMAnya.

To Ibra

FYI gue ga sebejat lo

Setelah membalas pesan tersebut, ia mencoba untuk menelepon Cia. Bram pikir Cia pasti sudah di rumah.

Tut tut tut

Masih dijalan kali. Batin Bram.

Bram menjatuhkan dirinya di kasur lalu menatap ke lampu atas. "Gue kangen banget lagi Ci sama lo? Kapan gue pulang?" lalu Bram memejamkan matanya hingga tanpa sadar Bram tertidur dengan sendirinya. Hari ini memang melelahkan.

Bram mengucek matanya dan melihat ternyata sudah jam 10, kemudian ia duduk di pinggiran kasur. Ia belum menelepon Cia. Lalu, Bram memencet nama Cia di layar.

"Halo"

Baru halo aja udah ilang ngantuk gue. Gue dikasih racun apa sih gue sama dia. Batin Bram sambil tersenyum.

"Malam Cia"

Begitulah malam Bram hari ini. Hingga tidak sadar sudah jam 12 artinya sudah 2 jam mereka mengobrol. Bram sudah mengantuk setengah mati namun ia tahan tahan demi mendengarkan cerita Cia di kantor hari ini.

Tok tok tok

Pasti Ibra. Bram sudah hapal kelakuan Ibra kalau mabuk, ya gitu pasti ke kamar Bram. Mutah di toilet Bram terus tidur di sebelahnya

"Bentar Ci, itu pasti kutu kupret" Cia tertawa mendengar perkataan Bram sambil mengangguk mengerti

Begitu dibuka pintunya ternyata benar itu adalah Ibra.

"Bro…. gue numpang di kamar lo ya" ucap Ibra sambil nyelonong masuk

"Ganggu aja" Bram mendengus kesal.

Bram balik ke kasur tapi justru ia menemukan Cia sudah tertidur nyenyak. Hpnya Cia taruh di tembok dalam keadaan berdiri jadi sangat terlihat wajah Cia yang sudah merem. Bram terkekeh kecil melihat itu

"Night Ai"

Ia menutup telepon itu

'Sekarang gentian baby boss' gumam Bram sambil mengangkat lengan kaosnya.

"BRAM…." Teriak Ibra

"Iya tuan Ibra yang terhormat?"

"Tadi gue ketemu Refi" Bram tau itu hanyalah khayalan Ibra. Jadi Ibra naksir Refi anak kantor. Sayangnya, Refi sudah mempunyai tunangan. Ketika Ibra mau mendekati Refi langsung menerangkan dari awal bahwa ia sudah punya tunangan dengan menunjukkan cicin di jarinya. Cukup jelas.

"Dimana?" Bram menanggapi saja orang mabuk gini daripada nanti buat onar yang lain yak an.

"Di kamar sebelah kita, dia pake baju seksi banget Bram"

"Yaudah yuk tidur udah malem" Ucap Bram menuntun Ibra ke kasur.

"Gue harus bisa dapetin Refi gimanapun caranya"

'Iya gue juga harus dapetin Cia gimanapun caranya' gumam Bram kecil sekali bahkan Ibra pun mungkin tidak dengar.

***

TO BE CONTINUE….

PLEASE GIVE ME VOTE AND COMMENT GUYS

LOVE YOU ALL

STAY HEALTHY