Sekarang Cia berada di rumah. Untung uang booking hotel bisa di refund walaupun tidak 100 persen. Hari sabtu malam Cia habiskan untuk menonton film di kamar. Sebenernya tadi Cia di ajak Ale untuk pergi ke club tapi Cia sedang tidak mood.
Ting
Cia melirik ke layer handphonenya. Cia pikir itu hanya pesan dari provider atau nomer tidak dikenal yang suka bilang 'selamat anda mendapatkan 1 milyar'. Tetapi ternyata itu pesan dari Bram.
From: Bram
Lagi ngapain?
"Yaelah daritadi nagapain, bilangnya kalo sampe langsung dihubungin" kata Cia bermolog. Cia menunggu pesan Bram dari tadi siang. Namun Bram tak kunjung mengabarinya. Kalau Cia yang tanya duluan, jatuhlah harga diri Cia. Cia diamkan pesan Bram hingga 5 menit agar tak terlihat terlalu munggu pesan Bram. Belum sampai 5 menit, Cia sudah tidak tahan dan akhirnya membalas
To: Bram
Nonton film.
Cia ingin sekali bertanya balik tapi malu. 'Apaan sih Ci, lo harus benci sama Bram. Tanamkan rasa benci dalam diri lo, jangan berharap banyak sama kutil kuda' gumam Cia pada dirinya sendiri. Tiba-tiba handphone Cia berbunyi menampilkan nama Bram disana. Seketika langsung Cia angkat dan mem-pause filmnya.
"Nonton film apa?" tanya Bram to the point. Bram sedang tiduran di hotel ternyata. Iya, mereka video call, seperti janji Bram kemarin sebelum berangkat ke Lombok.
Cia yang awalnya tengkurap membalikan badan menjadi telentang dan merapikan sedikit rambutnya agar tidak terlihat sangat berantakan dihadapan Bram. Gini-gini juga harus keliatan rapi walaupun di depan orang yang dia benci.
"Fanstasy Island" jawab Cia. "Kamu baru selese kerja?" Lanjut Cia
Bram mengangguk dan tersenyum
"Aku di rumah deh jadinya, Netflix and chill sendiri" ucap Cia. Bram tersenyum.
"Kenapa ngga jadi?" tanya Bram. "Ale sama Amel tu tau" jawab Cia sambil mengedikkan bahu.
Ale tiba-tiba tersenyum lagi. "Loh kok kamu senyum sih? Harusnya ikut sedih aku ga jadi have fun sama temen" omel Cia namun Bram justru tertawa dengan omelanya "Ishh jahat" Cia bicara lagi namun kali ini sambil memanyunkan bibirnya.
"Iya udah aku sedih deh, lagian nonton film di rumah juga asik. Jadi bisa video call sama aku sepuasnya tanpa diganggu mereka" kata Bram dengan bangga.
Cia hanya memutarkan bola matanya. Bram pun tertawa kembali.
"Hari ini aku capek banget" ucap Bram. Ya terus ngapain nelpon segala, bikin tambah cape dong. Batin Cia. Namun, Cia memilih diam saja dan mendengarkan Bram berbicara
"Tapi gara-gara kamu, capekku jadi ilang deh"
Cia hanya memutarkan bola matanya. Gombal. Batin Cia. Ia tidak tau harus menjawab apa. Mau bilang makasih tapi dia tidak melakukan apapun, mau bilang maaf tapi dia tidak melakukan kesalahan. Ditengah-tengah keheningan
"Ci aku ada pertanyaan" Ucap Bram sambil menahan senyum. Nih pasti aneh aneh nih. Batin Cia. Tanpa Cia menjawab, Bram meneruskan ucapannya
"Burung gereja kalo masuk masjid jadi burung masjid ya Ci?"
"Berarti burung gereja haram hukumnya kalo masuk masjid biar ngga jadi Burung Masjid. Masa nanti mau mualaf berjamaah" jawab Cia tak mau kalah. Kali ini Bram benar-benar tertawa, Cia pun ikut tertawa dengan jokes garingnya sendiri.
Setelah 3 jam lebih mereka bertelepon, akhirnya Bram pun ketiduran sendiri sampai-sampai bunyi dengkuran Bram terdengar. Akhirnya, Cia menutup teleponnya dan ikut tidur.
"Night Bram"
***
Hari minggu ini menjadi hari menyenangkan untuk Cia karena ia bisa tidur sampai siang, main hp sepuasnya tanpa dikejar deadline dan yang paling penting Cia hanya mandi di sore hari. Pemalas tingkat dewa adalah Cia. Cia akan menghabiskan satu hari di kasur hari ini. Ketika Cia baru saja membuka hp, ia melihat ada pesan dari Bram.
From: Bram
Aku kerja dulu ya
Nanti malem kita vc lagi
See you...
Miss you Cia.
Cia melihat pesan tersebut sambil senyum-senyum sendiri setelah itu dia geleng geleng kepala sambil berkata 'jangan Cia' seakan memperingati dirinya sendiri agar tidak jatuh terlalu dalam. Demi harga diri, Cia tidak membalas pesan Bram. Ia akan menunggu malam tiba saja, lagian dia lebih enjoy bertelefon daripada text.
"Ciaaa" panggil Tante Jen dari bawah.
"APAA JEE" Cia akan memanggil Tante Jen dengan sebutan TJ apabila hanya ada mereka berdua. Cia langsung membuka pintu kamar dan melihat ke bawah
"Ada yang nyariin tuh"
"Siapa?"
"Namanya nak Amel katanya". Cia langsung turun ke bawah untuk memastikan. Dan ternyata itu benar Amel.
Setelah Cia mempersilahkan Cia duduk. Cia membuka pertanyaan "Ada apa Mel?". Cia berpura-pura tidak kesal dengan hari kemarin karena mungkin Amel benar-benar sakit atau alasan apapun yang membuat mereka tidak jadi.
"Gue mau jelasin kemaren" jawab Amel menundukkan kepala
"Bukannya lo sakit? Are you lie to us?" Amel menjawab dengan mengangguk
"Yang lo iyakan yang pertanyaan pertama apa kedua" tanya Cia lagi "Kedua" jawab Amel singkat
"So, apa yang mau lo jelasin?"
"Iya, gue berantem sama Ale kemaren. Gue emang agak ga enak badan terus gue minta tolong Ale buat jemput gue. Tapi, dia bilang kalo dia harus jemput mamanya di bandara sekalian nganter belanja ke Mall. Gue udah curiga emang cukup waktu sesedikit itu bisa ngelakuin dua hal sekaligus? apalagi rumah dia ke bandara itu jauh. Tapi gue mencoba percaya aja, dan ternyata bener dia bohong waktu gue nelpon lo. Disitu gue kecewa banget dia bohong sama gue. Selama gue temenan sama dia, Ale tu orang yang jarang banget deket sama cewek apalagi tiba-tiba jemput gitu. Gue aja harus ngasih sogokan dulu baru dia mau jemput gue"
"Are you fallin' in love with him?" Menurut Cia menjemput teman adalah hal biasa. Selama dia kerja sama Amel dan Ale, Cia merasa mereka memang sedekat itu sampai mengangap wajar sebuah perlakuan simple seperti itu. Amel diam membeku.
Cia mengangguk mengerti. Sudah terlihat dari pertama kali mereka bertemu sebenernya tapi Cia tidak pernah menanggapi sikap Amel dengan serius. Tapi kenapa harus cemburu sama Cia sedangkan Amel sendiri tau bila Cia tidak mungkin suka sama Ale.
"It's okay Mel. Gue akan bantu kalian biar setidaknya kalian bisa damai"
"Sorry Ci, really really sorry"
"It's okay" kata Cia dengan tersenyum. "Eh Mel, nonton film aja yuk ke kamar gue" ajak Cia. Ia pikir daripada mellow drama gini mending seneng-seneng kan.
"Ayukk kita ganti hari seru kita hari ini dengan marathon film"
Akhirnya Amel menghabiskan waktu di rumah Cia hingga malam tiba. Ini film ke 3 mereka, pertama mereka menonton action, kedua romance dan sekarang horror. Sangat pas ditonton malam-malam. Namun ditengah-tengah ketegangan yang mereka rasakan tiba-tiba hp Cia berdering.
"Siapa yang menelepon malem-malem gini, bentar ya Mel" kata Cia berjalan keluar. Ternyata itu adalah Bram. Cia sedikit kesal karena Bram menelepon disaat yang tidak tepat. Belum sempat ia mengatakan halo, Bram sudah meracau tidak jelas
"Gue suka sama lo asal lo tau, dari 5 tahun lalu gue cari lo. Gue berharap takdir bisa bawa gue sama lo. Gue pengen kita mulai dari awal Cia. Tapi sekarang lo berubah drastis. Gue mau benci lagi sama lo tapi gue gabisa Ci. Cia I love you and I really really do" Bram meracau sambil sesegukan. Cia asumsikan Bram sedang mabuk. Cia daritadi hanya diam membeku. Ia ingin sekali menangis. Sebelum menangis dia menjawab ucapan Bram dulu "6 tahun yang lalu lo jatuhin gue sejatuh-jatuhnya, sekarang lo bilang seenaknya kalo lo suka sama gue. Basi bangsat" setelah ia menjawab kalimat tersebut, ia langsung menutup telfonnya dan menenggelamkan kepalanya di tumpukan bantal sambil menangis.
"Lo… kenapa Ci?" tanya Amel
"Kenapa gue selalu salah mel?"
***
To be continue..
Please give me any comment or star guys. Biar gue semangat nulis. Thankyou