Chereads / Menuai Kebencian / Chapter 4 - Past

Chapter 4 - Past

6 tahun lalu

Kelas 11 adalah masa SMA yang Cia bisa bilang adalah masa paling emas menurutnya. Setiap pagi dia selalu bersemangat untuk pergi ke sekolah. Alasannya adalah geng baru Cia. Becca, Lili, dan Cia adalah satu. Itu slogannya dulu karena kemanapun Becca pergi disitulah Lili dan Cia berada. Banyak orang yang benci dengan mereka karena setiap mereka kumpul pasti ngomongin orang atau gibah. Selain mereka bertiga, ada satu lelaki namanya Bram, ia sering banget nimbrung ketika mereka sedang bergunjing. Bram beserta gandengannya yaitu Kale, mereka selalu ikut membawakan berita berita terbaru. Ada satu orang yang selalu kita awasi gerak geriknya untuk kita omongin. Mulai dari situlah, kita berlima membuat suatu grup yang namanya Sobat Akhirat.

Cia sudah naksir Bram semenjak kelas 11 awal. Namun, Cia tidak pernah mau cerita ke siapapun karena Cia ingin tetap berteman dengan Bram sampai setidaknya mereka lulus. Namun, ternyata Lili cerita kalo dia lagi suka sama anak kelas namanya Edo. Edo adalah salah satu murid terpintar di sekolah dan pada saat Lili mengatakan hal itu, Edo sedang berada di Bandung untuk pelatihan Olimpiade. Disitulah Cia merasa bahwa tidak cuma dirinya yang suka sama temen sekelas. Dan pada saat itu juga, Cia bilang ke Lili kalo dia juga suka sama temen sekelas. Pada saat itu, semua rahasia masih tersimpan dengan baik. Bram dan Cia pun masih dekat seperti biasa. Hingga pada saat study tour ke Bali, Bram tiba tiba berubah sifatnya 180 derajat.

"Kale gue duduk sebelah lo dong, bosen nih gue di depan mulu" kata Cia. Goals Cia pada saat piknik adalah 'harus bisa sebelahan sama Bram'. Pada saat Cia bilang seperti itu ke Kale, Cia berniat agar ia bisa di sebelah Bram juga karena Kale dan Bram sebelahan.

"Gue pindah aja deh, bosen juga di belakang" kata Bram. Hati Cia sakit pada saat itu. Dia bertanya kepada dirinya sendiri "gue kenapa ya? Apa gue ada yang salah?".

Rencana pertama Cia gagal. Cia masih punya 10 jam di bis untuk bisa sebelahan sama Bram gimanapun caranya. Iya, Jogja- Bali membutuhkan waktu lumayan lama perjalanannya yaitu 17 jam.

Bram kembali menjadi Bram yang kaku. Namun, Cia selalu menjadi Cia yang sok sokan biasa aja kalo ada orang benci sama dia padahal di dalam hatinya dia bertanya tanya apa kesalahan yang dia perbuat.

"Bram gue sebelah lo ya," akhirnya Cia gamau lagi modus. Sekalian aja menawarkan diri. Dan Bram sama sekali tidak menjawab pernyataan Cia. Tapi, Cia bodoamat.

"Bram, lo ga pengen buat story IG gitu buat update update" tanya Cia membuka obrolan.

"Ga" jawab Bram.

"Kenapa? Seru tau pamer begituan" ucap Cia masih antusias

"Gapapa" jawab Bram. Oke singkat padat menusuk. Batin Cia.

Setelah itu, Cia mundur dari tempat duduk. Ia merasa tidak pantas saja berada di tempat duduk itu.

***

"Bali I'm coming" teriak Lili dengan tidak tau malunya.

"Yuk Li kita makan" ajak Bram kepada Lili. Bram kalo udah ngerasa nyaman sama orang, dia akan 1000 kali lipat baik banget.

��ikut dong" Cia nimbrung obrolan mereka.

"Eh Braam katanya mau makan bareng gue, tungguin dong" ucap Lili "Yuk Ci" lanjut Lili

"Cepetan" Jawab Bram singkat.

Setelah makan mereka akan pergi ke pantai Pandawa. Melihat pantai indah dan berfoto sebanyak-banyaknya untuk mengabdikan momen.

"Bram foto yuk sama gue" ajak Cia.

"ayo" jawab Bram.

"Bram jangan jauh-jauh dong kalo foto, kek sama orang yang ga kenal aja" kata Cia agak kesal. Kali ini Cia bener bener kesel sama Bram.

***

Cia sudah kembali ke Jogja. Dia dan teman-temannya diberi waktu satu hari untuk istirahat di rumah. Esoknya mereka harus kembali lagi ke sekolah. Tentunya Cia akan memanfaatkan waktu itu untuk tidur seharian. Di Bali, Cia jadi jarang tidur karena aktivitas yang terlalu hectic membuat jadwal tidur Cia sedikit berantakan.

Esoknya Cia memiliki semangat baru untuk bertemu dengan teman temannya. Sesampainya di sekolah, Cia mengikuti pelajaran seperti biasa hingga waktu istirahat telah tiba.

"Ayo kantin" seru Becca di kelas. Kebiasaan Becca adalah mengajak semua temennya ke kantin biar bisa jajan berbondong-bondong. "Ayo Bram jan main game mulu lo" Lanjut Becca.

"iya yuk" jawab Bram.

"Males banget habis ini pelajaran Bu Jen" keluh Lili.

"Sama, apalagi gue bego banget pelajaran ini" lanjut Cia. Cia memang bukan anak yang suka belajar dengan logika.

Tettt tettt

Bunyi bel masuk sudah berkumandang yang artinya mereka harus segera masuk ke kelas.

"Siapa yang belum masuk kelas ini? Udah jam masuk ya masuk. Saya itu kalo mencontohkan apa yang jelek jelek?" ucap Bu Jen dengan nada marah tentunya. "nggak kan?" lanjutnya

"Yasudah kita tinggal aja," ucap Bu Jen lagi

"Untung kita langsung masuk" bisik Cia kepada Bram. Ya. Lagi dan lagi Cia berusaha untuk mendekati Bram dengan modus tempat di kelas udah penuh jadi dia mau di sebelah Bram.

Namun ketika Cia berbisik seperti itu Bram tidak menanggapi sama sekali. Bahkan mukanya datar sekali tidak menunjukkan ekspresi.

Untung gw udah biasa lo gituin Bram. Batin Cia sambal tersenyum pahit.

***

Hari rabu telah tiba. Akhirnya, hari yang di benci murid Social 3 telah datang. Alasan kenapa mereka membenci hari ini karena setiap hari rabu pasti ada ulangan MTK dadakan. Jadi kelas sedang sibuk belajar semua. Namun, hari itu Cia sedang males untuk belajar. Dia duduk di kursi depan kelas untuk merefreshingkan diri. Siapa sangka ternyata ada cowok cowok kelas yang hobi bully orang.

"Eh pacarnya Bram" ucap Ival. "Bram jangan malu malu gitu ah, main backstreet backstreet deh" lanjutnya.

"Bangsat, mana mau gue ama cewek model begituan" ejek Bram kepada Cia

"HAHAHAHA" tawa Ival dan teman temannya Bram yang lain.

Saat itu Cia diem aja kayak patung. Perasaannya saat itu tidak bisa ia deskripsikan. Ia kaget sejak kapan teman temannya tau kalo Cia naksir Bram. Apalagi kata katanya Bram yang bener bener nyakitin hati Cia.

Setelah mereka selesai tertawa, Cia masuk ke kelas. Ia balik ke tempat duduknya dan diam. Dia bingung harus bilang ke siapa. Cia malu setengah mati. Apalagi saat ini ga ada yang tau kalo Cia suka sama Bram selain Becca dan Lili. Namun, pada saat itu Lili dan Becca sedang tidak ada. Cia berusaha untuk tetap biasa saja. Masih berinteraksi dengan teman temannya seperti biasa.

Kejadian tersebut membawa Cia kepada pembulian secara verbal yang dilakukan temannya setiap hari. Semakin hari semakin ada saja olokan yang Cia terima. Mulai dari warna kulitnya, tubuhnya dan lain sebagainya. Cia kehilangan arah pada saat itu. Ia hanya bisa berdoa kepada Tuhan dan mengeluh kepada Tuhan. Bahkan, Becca dan Lili pun meninggalkannya.

Ternyata dari kejadian tersebut membuat Cia tau bahwa tidak ada siapa siapa yang mau berada di sampingnya selain Tuhan. Trauma demi trauma Cia alami. Cia bisa setiap malam memimpikan kejadian keji itu yang membuat Cia ketakutan di esok harinya. Namun, dia percaya bahwa dia bisa melawati hari itu dengan baik.

"tunggu pembalasan gw lima tahun kedepan"

***

TO BE CONTINUE….

PLEASE GIVE ME VOTE AND COMMENT GUYS

LOVE YOU ALL

STAY HEALTHY