Chereads / Pernikahan Sejuta Madu: Kau Adalah Milikku! / Chapter 9 - Tuan Mo Menyelamatkan Wanita Cantik

Chapter 9 - Tuan Mo Menyelamatkan Wanita Cantik

Shen Chengjing sangat terkejut, apakah ini adalah aturan tersembunyi yang dikatakan sutradara lainnya?

"Maaf, aku menolak." Jawab Shen Chengjing dengan tatapan yang tegas. Ia langsung berjalan ke depan dan melemparkan baju yang diberikan oleh sutradara itu.

Lin Hong tentu tidak menduga bahwa gadis ini akan menolaknya. Apalagi Shen Chengjing menatapnya dengan tatapan sedingin itu. Hal itu sungguh membuatnya sangat kaget dan bertanya, apakah rasa ini muncul karena kekesalannya terhadap gadis ini? 

Lin Hong masih tetap tidak mempercayai sikap yang dipilih Shen Chengjing. Ia juga tidak pernah mendengar kata penolakan dari gadis-gadis lain saat menyeleksi mereka. Hanya Shen Chengjing yang menolaknya dengan ucapan setajam ini!

"Ah, apa yang kamu lakukan?" Jerit Shen Chengjing yang tiba-tiba ditangkap oleh Lin Hong. Seketika wajahnya ketakutan dan jemarinya langsung menusuk ke arah mata Lin Hong. Namun sayangnya….

"Sialan, Shen Chengjing! Kamu sudah dikasih hati, malah minta jantung?" Lin Hong berkata demikian saat berhasil menghindar dari jemari Shen Chengjing. Akan tetapi, wajahnya seketika dicakar sampai terluka.

Lin Hong membanting Shen Chengjing dengan kuat sampai gadis ini tidak bisa berdiri dengan kokoh dan tersungkur di lantai. Shen Chengjing mencoba bangkit, tetapi rasa takut sudah menguasainya. 

Melihat situasi ini, Lin Hong memanfaatkannya dan semakin memberinya rasa takut. Ia dengan sengaja menginjak punggung tangan Shen Chengjing untuk memperjelas status kekuasaannya.

Lin Hong pun menarik Shen Chengjing dan menekannya. Saat Shen Chengjing merasa semakin panik, ia mengambil sebuah alat dari lantai dan memukulkannya ke arah kepala Li Hong.

"Plak!!!" Lin Hong dipukul sampai kepalanya pusing. Ia pun mundur 2 langkah untuk menstabilkan keseimbangannya.

Shen Chengjing dengan cepat membuka pintu dan bersiap untuk kabur dari tempat itu. Sayangnya, ia malah menabrak tubuh seseorang yang menghalangi jalannya.

Satu tangan yang kuat dan kokoh seketika menahan tubuh Shen Chengjing yang hampir jatuh akibat tabrakan tadi. Bersamaan dengan itu, Aura maskulin pria yang ditabraknya langsung bertebaran di dalam ruangan ini. 

Shen Chengjing seketika mengerutkan keningnya dan mengangkat kepalanya. Dari pandangannya, ia melihat sepasang mata pria yang hitam yang sangat pekat. Namun, pandangan itu juga terasa sangat dingin dan ganas.

"Kamu? Ah." Shen Chengjing terkejut sampai mundur beberapa langkah.

Bagaimana mungkin dia datang kemari? Seorang pria yang sangat misterius yang tidak lain adalah suami sahnya dalam surat nikah semalam. 

Shen Chengjing telah memeriksa data orang asing ini dan tidak mendapatkan informasinya sama sekali. Anehnya, pria ini tiba-tiba datang kepadanya. Apakah Shen Chengjing hanya salah melihatnya?

"Wust!" Ketika melihat Lin Hong maju untuk memukulnya, pria ini langsung menyadari keadaannya dengan jelas. Ia dengan sigap menghindari pukulan tersebut dan memberikan pukulan telak yang membuat kepala Lin Hong berdarah.

"Kamu tahu aku siapa? Beraninya kamu ikut campur dalam urusanku?" Ucap Lin Hong sembari kesakitan.

"Urusanmu?" Tanya Mo Yanchen dengan tatapan yang tajam lalu tersenyum. Ia pun berkata lagi dengan nada menantang, "Apa kamu tahu hal yang akan terjadi jika menyentuhnya?"

"Kenapa? Kamu mau membunuhku?" Tanya Lin Hong dengan hati yang ketakutan.

Mo Yanchen tidak tersenyum. Sekejap kemudian matanya menatap dengan penuh sindiran, "Membunuhmu? Bukannya terlalu menyenangkan untukmu?"

"Apa yang mau kamu lakukan?" Lin Hong dengan waspada melihat ke arah Mo Yanchen. Ia ingin berdiri, tetapi badannya malah terangkat karena ditarik dengan kuat oleh Mo Yanchen.

"Apa yang akan aku lakukan? Nanti kamu juga akan tahu." Mo Yanchen langsung menampakkan senyum jahatnya yang menakutkan.

Tubuh Lin Hong langsung gemetar, ia merasakan aura yang menakutkan dari karisma orang ini. Ia pun tidak berani menatap Mo Yanchen secara langsung. Lucunya, Lin Hong tanpa sadar kencing di celana karena ketakutan terhadap intimidasi Mo Yanchen.

"Sisanya, aku serahkan untukmu." Perintah Mo Yanchen kepada Wu Hao.

"Baik, hasilnya pasti akan membuat Anda puas." Jawab Wu Hao lalu membawa Lin Hong pergi.

Di dalam ruangan casting itu, hanya tersisa mereka berdua. Suasana ruangan ini pun jadi terasa agak aneh.

"Hem." Shen Chengjing terbatuk tiba-tiba.

Mo Yanchen melangkah ke depan, ia membuka mantelnya dan memberikannya kepada Shen Chengjing, "Apa kamu sungguh ingin bermain film?"

"Iya." Shen Chengjing menganggukkan kepala dan memberanikan diri untuk bertanya, "Siapa kamu sebenarnya?"

Shen Chengjing sungguh merasa sangat bingung dengan kedatangan pria ini. Sejak kemarin malam, ia masih terkejut dengan hilangnya bekas tembakan dan perkelahian itu. Selain itu, pria asing ini juga tiba-tiba menghilang begitu saja. 

Sungguh, Shen Chengjing sama sekali tidak mengetahui identitas dan latar belakang mengenai pria ini.

"Mo Yanchen, itu nama yang tertulis sesuai dengan surat nikah itu." Mo Yanchen memperkenalkan diri.

Shen Chengjing masih terdiam dan masih meragukan ucapan dari pria ini.

"Apakah kamu malu?" Mo Yanchen mengangkat alisnya dan menatap Shen Chengjing dengan penuh rayuan. Ia pun bertanya lagi, "Shen Chengjing, bukankah kamu sangat berani? Kamu datang ke sini sendirian tanpa ditemani orang lain?"

"Siapa yang tahu kalau dia orang yang genit dan mesum?"

"Sialan." Mo Yanchen tiba-tiba memegang tangannya dan melihat punggung tangannya bengkak sampai berwarna merah. Seketika matanya memancarkan hawa membunuh.

"Hey, apa yang kamu lakukan?" Shen Chengjing diangkat oleh pria itu dan meninggalkan ruang casting ini.

"Tutup mulutmu." Ucap Mo Yanchen dengan tegas.

Shen Chengjing tentu masih memberontak karena belum mengenal Mo Yanchen dan tujuannya datang kemari. Akan tetapi, ia juga segera menyadari bahwa perlawanannya ini sia-sia. 

Dengan demikian, Shen Chengjing memilih untuk menyembunyikan wajahnya. Ia menggunakan jaket Mo Yanchen untuk menutup kepalanya agar tidak ada orang lain yang melihat mereka berdua.

Selama bersembunyi di balik jaket yang berwarna hitam itu, Shen Chengjing merasakan aroma kemaskulinan Mo Yanchen. Dalam hati Shen Chengjing pun menggerutu dalam hati, Aku sungguh tidak suka dengan bau rokok ataupun cerutu. Akan tetapi, dari mana aroma wangi ini?