Chereads / Aldi dan Batu Bulan / Chapter 2 - Hari yang Tidak Biasa

Chapter 2 - Hari yang Tidak Biasa

Aldi berdarah, mencengkram tangan kanannya dan mengeluh pelan,dia menghisap darah yang keluar dari jari telunjuknya dimana itu adalah luka bekas cakaran yang paling dalam. Beberapa saat yang lalu,ketika dia dihukum untuk mencabuti rumput liar di taman karena meremas dada seorang gadis, yang menjadi murid baru di akademi.

Dan ketika dia menggenggam sebuah rumput yang panjang, disekeliling tempat dia berjongkok,tanpa sadar ada seekor kucing yang bersembunyi dibalik rumput setinggi enam senti,yang kaget dan menyerang tangan kanannya dan Aldi berteriak dengan suara yang menggema sampai ke gunung yang menjadi perbatasan ibukota.

Ya,Aldi berada di ibukota kerajaan siluman,dan lebih tepatnya dia berada di akademi siluman; tempat bagi siluman muda dari seluruh kerajaan untuk belajar dan berlatih menjadi ksatria yang akan mengabdi untuk kerajaan.

"Permintaan terakhir yang merepotkan!" Guman Aldi kesal,sambil mencabuti rumput liar dan memasukkannya kedalam keranjang di sebelahnya.

"Mengeluh sambil mencabuti rumput? Kurasa itu ide yang bagus." Kata seorang gadis yang sangat Aldi kenal.

Setelah menghela napas berat,Aldi berbalik menghadapi sepupunya,Dini: gadis yang tak kalah cantik dari Tania,dengan rambut biru sebahu yang saat di kelas selalu dia tutupi dengan topi, berdiri di belakang Aldi,bergaya seolah menantang, membuatnya terkesan seperti gadis tomboi,tapi itu kenyataan. Beberapa bulan yang lalu,dia bersama Aldi meninggalkan kota Akain-Kota Harimau untuk belajar di akademi ini.

"Yeah, padahal aku kan tidak sengaja. Ini tidak adil." Kata Aldi.

"Tidak adil? Untung kau hanya disuruh mencabuti rumput liar. Bagaimana kalu kau sampai dikeluarkan?" Kata Dini nyaring, namun kritikan Dini tak berarti apa-apa baginya dan Aldi melanjutkan.

"Tapi,aku terkena getahnya yang paling lengket. Semua orang akan memanggilku Aldi si Setengah Siluman yang mesum!"

"Yah,kau pantas mendapatkannya." Kata Dini.

Aldi mengacak-acak rambutnya sambil berbalik membelakangi Dini dengan mengeluh.

"Bukankah seharusnya kau membelaku-"

"-kenapa aku harus membela orang yang salah!" Tukas Dini dan melangkah menuju ke arah gedung kelas lagi, karena pelajaran berikutnya telah dimulai.

Pergi saja,pikir Aldi kesal. Dan dia melanjutkan mencabuti rumput dan berharap agar hari segera menjadi sore. Dimana hukumannya akan selesai dan dia bisa bermalas-malasan di kamarnya.

Namun, entah kenapa waktu terasa lambat, membuat Aldi membatin apakah dia lupa kalau ini bari tersial baginya. Aldi hanya ini tidak ada hubungannya dan dengan perut yang mulai keroncongan dan keringat di wajahnya dia melanjutkan mencabuti rumput liar lagi.

Akhirnya sinar matahari di barat yang kini menjadi orange yang Aldi tunggu-tunggu. Dia segera mengangkat keranjang yang diisi setengahnya oleh rumput liar dan membawa keranjang itu ke arah kandang hewan ternak milik Akademi. Dan kemudian bergegas menuju ke asrama Harimau Putih yang berada di paling belakang diantara deretan gedung asrama yang lain dan begitu Aldi sampai dia berhenti sejenak memandang tempat dimana dia menghabiskan waktu setelah melewati pelajaran di kelas : sebuah gedung tua, namun masih bisa ditempati, gedung yang menghadap ke arah lapangan yang luas. Aldi bergegas membuka pintu dan memasuki gedung itu :di dalamnya terasa lebih ramah,di lantai satu ada ruang makan,dapur dan kamar mandi,serta ruang rekreasi dengan sofa berwarna putih, dengan panji-panji besar berwarna putih dengan lambang harimau putih nya,dan foto-foto murid yang sudah lulus terpasang di dinding di sekelilingnya.

Aldi bergegas ke lantai dua tempat deretan kamar asrama laki-laki yang hanya diisi oleh Aldi sendirian,ya sendirian,dia mendongak ke atas ke lantai tiga, tempat untuk deretan asrama perempuan yang hanya diisi oleh Dini,yang kini terdengar suara kacau barang-barang yang terjatuh. Mungkin Dini merapikan kamarnya lagi,pikir Aldi tak peduli dan membuka pintu kamar dengan papan bertuliskan namanya. Dan ini dia kamarnya: tempat tidur rapi,meja belajar dengan buku yang ditata rapi,namun lemari pakaian yang pemuh dengan pakaian kotor yang belum sempat dia cuci.

Aldi merebahkan diri di ranjangnya setelah meletakkan ranselnya di dekat meja belajar dan memejamkan matanya. Seketika pikiran yang dari tadi menghantuinya,kembali lagi kepadanya.

Apakah dia melupakan sesuatu yang penting? Apa ada yang Aldi lupakan? Apa ini hari yang sangat tak biasa yang membuatnya sial?

Kemudian, terdengar ketukan di pintu.

"Al, waktunya makan malam!" Seru Dini,membuat Aldi tersentak bangun.

"Bukankah hari ini giliran ku untuk memasak?" Kata Aldi, pikiran bahwa ada yang tidak beres,menghantam kepalanya tanpa ampun.

"Yah, jadwalnya berubah." Seru Dini.

Aldi segera bangkit berdiri dan membuka pintu kamar,mengikuti Dini menuruni tangga menuju lantai satu,ke arah ruang makan.

"Apa kau mencoba bersikap baik hari ini Dan memasak?" Tanya Aldi masih bingung,dengan hal yang tak biasa terjadi di asrama yang ditempati oleh mereka berdua.

"Tentu saja bukan aku. Dia yang memasak hari ini!" Kata Dini terlihat gembira sekali,namun Aldi merasa lebih bingung sekarang, dan mereka hampir sampai di ruang makan-

"Apa maksudmu? Dia yang-"

Aldi seketika terdiam, ketika Dia melihat Tania,dengan celemek yang dia pakai sedang menata meja makan sendirian,ketika Aldi dan Dini memasuki ruangan itu.