Keesokan harinya,Aldi terbangun. Seperti biasa, karena Roni yang berteriak.
"Al,kau akan terlambat jika tidak bangun sekarang!"
Dan Aldi membuka matanya,menoleh ke arah jendela,Roni bersandar di jendela kamar yang terbuka, dengan pakaian yang rapi.
"Berisik! Ini masih pukul enam pagi!" Kata Aldi menguap, kemudian bangkit berdiri ketika Roni memasuki kamar.
Seperti biasa Roni akan mengikutinya menuju lantai satu dan akan berhenti di ruang makan untuk mencuri makanan sementara Aldi memasuki kamar mandi.
Baru saja Aldi melepas semua pakaiannya, Roni berteriak.
"Kenapa kau ada disini?"
Namun, Aldi tidak peduli karena dia tahu apa yang baru saja terjadi,Aldi memang belum memberi tahu Roni bahwa Tania tinggal seasrama dengan mereka. Setelah selesai berganti pakaian,Aldi keluar dari kamar mandi dan langsung disambut oleh Roni yang terlihat berang.
"Kau tidak bilang kalau dia juga siluman harimau putih-" katanya.
"-apa kau lupa apa yang pak Bagas katakan kemarin?" Kata Aldi mengingatkan.
"Ada apa sih! Pagi-pagi sudah ribut?" Kata Dini baru saja turun kebawah, dengan rambut acak-acakan.
"Kenapa kau masih belum mandi?" Kata Roni,dan sedetik kemudian dia telah jatuh kelantai dan berteriak,ketika Dini memegangi pinggang Roni, seolah memeluknya dan membanting Roni ke lantai. Aldi ngeri dan syok melihat ini, kemudian memandang Tania dan wajah pucat Aldi seolah dipantulkan kembali oleh gadis itu.
"Berisik! " Kata Dini pelan meninggalkan ruangan itu dan memasuki kamar mandi sambil membanting pintu di belakangnya.
Beberapa saat kemudian,mereka berempat bergegas menuju gedung kelas,hari ini kelas pedang. Kelas yang paling Aldi suka dan bakatnya adalah menggunakan sebuah pedang, daripada menggunakan tehnik-darah.
"Kurahap kau tidak kalah lagi,Al!" Kata Roni, dengan wajah serius.
"Kau juga." Kata Aldi.
Dan Roni bergegas meninggalkan mereka mendahului memasuki gedung latihan.
"Kenapa Roni bertingkah aneh?" Tanya Tania.
"Tidak,dia hanya mencoba untuk serius." Kata Dini, membuat Aldi teringat kenangan saat dia pertama kali bertemu dengan Roni. Kenangan lucu yang juga membuat Roni menganggap dirinya sebagai saingan.
Dalam kelas pedang ini,setiap murid akan dilatih berbagai jenis latihan, seperti cara memegang pedang dengan benar,cara mengayunkan pedang,cara merawat pedang,duel menggunakan pedang,dan lain-lainnya.
Hari ini semua murid akan melakukan latihan duel,dan dengan pembimbing mr. Arima. Yang berdiri di depan, sementara seluruh murid kelas satu memperhatikannya berbicara.
"Oke, Pelajaran hari ini adalah kelas pedang,kalian akan berduel dengan murid lain. Dan kita akan mengadakan pemungutan untuk memilih lawan kalian. Disebelah kanan saya,ini adalah alatnya,kalian harus mengambil papan kecil dengan nomor,dan nomor yang sama akan menjadi pasangan kalian untuk duel."
Semua murid bergantian,mengambil papan kecil,Aldi kembali ke yang lain dengan nomor sembilan,Roni langsung bertanya ketika Aldi mendekat.
"Kau dapat nomor berapa?"
"Sembilan." Kata Aldi,Roni menunduk memandang papan kecil yang dia dapatkan.
"Langsung di babak pertama,ya?" Katanya.
"Bukankah itu bagus. Lebih cepat lebih baik." Kata Aldi,tahu apa yang dipikirkan oleh Roni.
"Kuharap kau serius kali ini." Kata Roni,tajam. Dan dia kembali meninggalkan Aldi dan yang lain.
"Bukankah Roni terlalu berlebihan?" Kata Dini, khawatir.
"Biarkan saja." Tanggap Aldi,tanpa memandang Dini.
"Kau jangan terlalu terbawa suasana!" Kata Dini memperingatkan.
"Kalau begitu, bagaimana aku bisa serius?" Keluh Aldi.
"Aku hanya mengingatkan!" Kata Dini nyaring.
"Terserah kau saja." Kata Aldi dingin.
Dan Dini berpaling memandang Tania,
"Apa kau bisa menggunakan pedang?"
Tania yang dari tadi melongo melihat Aldi dan Roni tadi,tersentak kaget.
"Eh-ah,ya." Katanya setengah bingung.
"Apa ini? Kau berpasangan dengan Alex?"
Kata-kata Dini itu membuat hati Aldi mencelos,dia bergegas mengambil papan kecil milik Tania.
"Hei! Apa yang kau-" protesnya.
"Aku akan minta mr. Arima mengatur ulang-"
"-tidak perlu-"
"Apa yang kau bicarakan? Alex itu-"
"Ya,aku tahu. Dia siluman serigala,dan kau pikir aku akan kalah?" Kata Tania, kesal. Mengambil kembali papan kecil miliknya dari tangan Aldi.
"Kau tahu mereka itu siluman yang licik-"
"Bukankah seharusnya kau mengkhawatirkan dirimu sendiri?" Tukas gadis itu.
"Baik,aku tidak akan peduli lagi!" Kata Aldi gusar, dia tidak tahu kenapa dia begitu kesal ketika tahu gadis berambut merah itu akan melawan Alex,tapi itu tidak penting lagi sekarang. Karena tiba-tiba mr. Arima berseru di tengah arena.
"Baiklah,kita akan memulai duel hari ini. Pasangan pertama,Dini melawan Dody!"