Tania melangkah menuju ke tengah arena,di gerombolan murid serigala kelas satu berdiri sosok remaja pucat dengan rambut putih dengan mata birunya menatap hampa, seperti mata orang mati. Perlahan senyum menyerupai seringgai muncul di wajahnya,dan perlahan dia berjalan menuju ke tengah arena setelah melempar pandangan penuh ejekan kepada Aldi, yang berhasil menahan keinginan untuk bersorak mengejek Alex.
Begitu Alex berhadapan dengan gadis berambut merah itu, dia berkata.
"Kudengar kau dari kota Whiten?"
"Ya,ada masalah?" Kata Tania dingin sekali.
"Yah,aku merasa kasihan sekali kepadamu-"
"-sayang sekali,tapi kau tidak perlu repot-repot melakukan itu. Karena yang seharusnya dikasihani itu adalah kau!"
Wajah Alex yang senang mengejek itu,berubah menjadi seringgai geram.
"Kau akan menyesal berkata seperti itu kepada salah satu anak bangsawan serigala." Kata Alex mengancam,
"Siluman harimau putih yang sombong. Oh,aku baru ingat kakakmu adalah penghianat-"
Dam banyak hal yang terjadi secara bersamaan,Mr. Arima berseru "mulai" menandakan duel dimulai,kilatan cahaya merah yang berasal dari pedang kayu Tania,dan suara teriakan Alex ketika dia terlempar ke belakang,nyaris keluar dari arena,ketika Tania telah meledak marah dan menebas Alex tepat di bagian perutnya, dengan pedang kayu yang Aldi yakin jika saja Tania menggunakan pedang asli,Alex pasti langsung terbelah menjadi dua.
Serangan Tania tadi benar-benar serangan fisik tanpa menggunakan tehnik-darah, kecepatannya melebihi kecepatan yang dimiliki Roni. Dalam waktu sedetik itu Tania berhasil mengairkan kekuatan silumannya pada pedang kayu dan itu tanpa mengaktifkan matanya. Jadi ini kekuatan sebenarnya siluman harimau putih,pikir Aldi dalam hati. Mungkin saja jika Aldi bukan setengah siluman,dia akan memiliki kemampuan yang lebih hebat dari yang Tania perlihatkan.
Alex bangkit berdiri beberapa saat kemudian,pedang kayu di tangan kanannya kini dilapisi oleh kekuatan berwarna biru,sama seperti warna matanya;hitam dengan pupilnya berwarna biru. Dengan muka penuh kemarahan dia berteriak.
"Harimau putih sialan!"
Alex menebas ke arah leher Tania, namun dengan begitu mudahnya dia berhasil menahan serangan itu,dam pada saat bersamaan dia membalas serangan itu, dan pertarungan sengit pun semakin menjadi-jadi. Ketegangan mulai dirasakan oleh mereka yang menoton duel antara Siluman Serigala melawan Gadis Siluman Harimau Putih. Ayunan pedang kayu mereka semakin menggila dan sulit untuk dilihat tanpa menggunakan mata siluman,Aldi memejamkan matanya sesaat kemudian membukanya lagi.
Mata kirinya berubah hitam dengan pupil berwarna merah menyala,sama seperti milik Tania yang beberapa detik lalu dia aktifkan dan serangan yang dia lancarkan semakin sulit untuk ditahan oleh Alex. Akhirnya,Alex jatuh terpuruk ke lantai setelah terkena tepasan pedang kayu di kedua lengannya sampai seragamnya menjadi sobek.
"Menyerahlah!" Seru Tania.
"Baiklah," kata Alex,namun Aldi merasakan bahaya pada kata-katanya yang terdengar tenang.
Ketika Tania berbalik, Alex tiba-tiba bangkit berdiri dan berteriak.
"Dasar Bodoh-"
Kilatan cahaya hijau mengarah ke gadis berambut merah,namun Tania rupanya telah menyadari akan adanya bahaya dan mengayunkan pedangnya,menangkis serangan Alex. Beberapa saat kemudian terdengar suara krak dan pedang kayu Alex patah jadi dua sebelum terlempar ke udara dan mendarat cukup jauh kebelakang hampir mengenai murid kelas satu yang sedang menonton. Alex dengan wajah ketakutan,jatuh berlutut.
"Tidak mungkin! Pedang kayu yang disihir agar tidak mudah patah-"
"Kalau kau terlalu meremehkan siluman harimau putih,kau bisa mati kapan saja." Kata Tania dingin, tanpa memandang Alex dan bergegas memdekati Aldi yang tidak bisa berkata apa-apa saking tercengangnya.
"Kenapa kau menatapku seperti itu?" Kata Tania setengah marah setengah tersenyum.
"Ah-tidak,hanya saja aku iri denganmu." Kata Aldi , dengan salah tingkah dia berbalik memunggungi gadis itu,berusaha menyembunyikan perasaannya.
"Kau melihatnya,kan? Aku bahkan tidak bisa mengontrol mataku."
Gadis itu menarik Aldi agar menghadapinya,dan berkata setengah menghibur.
"Tenang saja,suatu saat kau pasti akan jadi lebih hebat dariku."
Sebelum Aldi bisa berterima kasih kepada Tania,terdengar Mr. Arima berseru lagi.
"Dan pasangan terakhir hari ini, Aldi melawan Roni!"
"Maaf aku tinggal dulu,ya?" Kata Aldi.
Tania menjentikkan jarinya ke dahi Aldi.
"Jangan terlalu berlebihan." Katanya tersenyum berseri-seri.
Aldi sempat memberikan senyum kepadanya,sebelum berbalik dan bergegas menuju ke tengah arena, menghampiri Roni yang sudah siap dengan pedang kayu ditangannya,dengan tatapan tajam yang di balas oleh Aldi dengan pandangan yang sama.
Sebentar lagi,dia harus segera membuat Roni tersadar.