Mereka semua saling bertukar pandang kecemasan, sebelum mematap Dini, yang juga terkejut mendengar namanya di sebut. Dan lawannya adalah Dody,si siluman ular putih,remaja dengan rambut putih,dan memakai kacamata bundar. Dini bergegas menuju arena, sementara yang lain mengawasinya dari bangku penonton.
"Eh,jadi kau adalah murid terbaik di asrama ular ?" Tanya Dini,ketika dia menatap remaja laki-laki kurus,sekepala lebih tinggi darinya, dengan rambut putih dan memakai kacamata. Dody menundukkan kepalanya, sebelum berkata.
"Sungguh kehormatan besar,saya di ijinkan bertarung melawan bangsawan seperti Anda. Tapi,saya tidak akan menahan diri meskipun Anda adalah seorang gadis cantik!" Dan Dody mengangkat pedang kayunya dengan kedua tangan mengambil posisi siap.
Dini juga melakukan hal yang sama,dan berkata.
"Jangan khawatir. Kalau kau menahan diri,duel ini akan menjadi tidak berarti."
Aula latihan mendadak menjadi sunyi,bahkan tidak ada yang berani bernapas,semua murid kelas satu yang belum mendapatkan giliran menonton si rambut putih berhadapan dengan gadis berambut biru. Mereka dengan sabarnya,menunggu dalam posisi siap,menunggu aba-aba dari mr. Arima.
Tak lama kemudian, terdengar suara mr. Arima berseru, suaranya bergaung dalam ruangan ini.
"Mulai!"
Dan duel pun di mulai,Dini lah pertama kali menganyunkan pedang kayunya,dan berikutnya menebas ke arah lengan Dody, Dody berhasil menangkisnya dengan menggunakan pedang di tangannya, meskipun karena kekuatan yang Dini lakukan sebelum menebaskan pedangnya tadi, membuatnya mundur satu langkah dari tempatnya berdiri tadi.
Dalam duel ini siluman harimau lebih diuntungkan karena mereka adalah siluman yang memiliki kekuatan fisik yang lebih besar daripada siluman yang lain. Namun,lain ceritanya jika yang siluman harimau hadapi adalah siluman ular, kekuatan sihir mereka lebih tinggi daripada siluman harimau. Dan itu terbukti ketika beberapa saat kemudian pedang kayu milik Dody diselimuti oleh sinar berwarna hijau,sama seperti matanya, hitam dengan pupil berwarna hijau.
Dody mulai mendorong Dini mundur,Dini berusaha menahan serangan itu, namun percuma saja. Aldi tahu bahwa sepupunya memang tidak ahli bertarung memakai senjata. Ketika Dini memilih menghindar dari serangan Dody,dan ketika dia ingin menganyunkan pedang kayunya, gerakannya seketika terhenti. Karena pedang kayu selain miliknya berada nyaris di lehernya. Duel itu berakhir dengan kemenangan Dody.
Dody membukuk kepada semua penonton yang bersorak untuknya, sebelum menghampiri Dini yang telah jatuh berlutut dan mengulurkan tangannya.
"Kau baik-baik saja?"
Dini terkejut, rupanya dia tadi melamun.
"Eh?Ah,Iya. Yah,aku memang tidak ahli memakai pedang. Aku lebih suka membawa buku yang-"
"-melayang!" Celetuk Dody,ketika mereka berdua berjalan menuju ke arah kantin akademi.
"Astaga, apa kau juga Ahli sihir?" Kata Dody, mengabaikan teriakan kesal Aldi.
"Yah,begitulah."
Aldi menghela napas, bukan karena kesal melainkan karena dia telah lega,apa yang dia takutkan rupanya tidak jadi, setidaknya untuk saat ini.
"Mereka mengacuhkan diriku." Guman Aldi kepada dirinya sendiri.
"Kau peduli sekali dengan Dini." Kata Tania menawarkan roti-lapis-isi-daging-kelinci kepada Aldi. Yang langsung menelan dalam sekali dan tersedak beberapa saat kemudian Tania menawarkan air putih dalam sebuah botol.
"Jangan makan tergesa-gesa!"
Aldi tidak mempedulikan apa yang dia katakan,dan berkata.
"Tentu saja, karena dia sepupuku."
"Oh,tapi sepertinya dia naksir sama si rambut putih." Kata Tania terkikik,Aldi menatap gadis itu dengan tajam. Gadis itu langsung diam karena tatapan Aldi,dan berkata.
"Aku hanya bercanda. Tentu saja siluman seperti kita tidak bisa menikahi siluman golongan lain, kecuali masih satu kerabat dengan golongannya. Seperti siluman harimau dan siluman harimau putih."
"Tapi,Dini tidak tahu soal itu." Kata Aldi.
Beberapa saat kemudian, pasangan bertarung berikutnya adalah Roy di siluman Singa yang suka membuat lelucon,melawan adik sekaligus kembarannya,Rose. Meskipun mereka bukan kembar identik, mereka berdua pasti selalu bersama-sama kemanapun mereka pergi. Duel mereka membuat suasana hati Aldi membaik,melihat tingkah Roy yang membuat Rose kesal seringkali membuat Aldi tertawa. Namun bukan cuma dia yang tertawa melihat ini, seluruh murid kelas satu yang menonton,bahkan Tania yang selalu terlihat serius, kali malah tertawa sampai cegukan.
Kemudian Setelah duel yang lebih seperti acara komedi, berakhir dengan kemenangan Rose. Para murid kelas satu yang lain juga mulai bergiliran untuk bertarung dengan pasangan mereka. Aldi mengenali Yisuf si Siluman Rubah berung dengan Rizal si siluman serigala yang juga merupakan anak buah Alex, kemudian dia melihat Gilang melambai-lambai senang setelah mematahkan pedang kayu milik Arina,dan Devi yang jatuh berlutut setelah Putri memberikan luka ringan di lengannya.
Barulah setelah pertarungan Doni melawan Zaka yang berakhir dengan keduanya yang terkena pelanggaran karena menggunakan tehnik-darah yang belum mereka pelajari,terdengar suara mr. Arima berseru memanggil.
"Berikutnya Tania melawan Alex!"
"Aku harus kesana sekarang!" Kata Tania kepada Aldi, sepertinya tahu bahwa dia sedang kesepian karena Roni dam Dini belum kembali sejak Tadi.
"Kalahkan dia!" Kata Aldi penuh dukungan,membuat si gadis berambut merah terheran-heran. Aldi berdeham sebelum berkata.
"Tidak-lupakan saja." Katanya Dingin tanpa menatap gadis yang wajahnya berubah menjadi merah sesaat, sebelum dia bergegas menuju tengah-tengah arena.