Chereads / Crazy Love Of CEO / Chapter 39 - Nikah paksa

Chapter 39 - Nikah paksa

Pendeta berdiri di tengah-tengah Arga dan Sienna lalu ia meminta mereka berdua untuk mengucapkan janji suci.

"Saya Arga Bowie menerima Sienna Reagan menjadi istriku, untuk saling memiliki dan juga menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang. Pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, dan pada waktu sehat maupun sakit. Untuk selalu saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Tuhan, dan inilah janji setiaku yang sangat tulus," kata Arga dengan lantang dan lancar.

Sienna menatap Samuel yang terkulai lemas menyaksikan dirinya bersama Arga di atas altar, bukan bersama dia.

"Sienna, jangan menikah dengannya," lirih Samuel.

"Sienna buruan ucapkan atau kekasihmu itu akan mati hari, oops maksudku mantan kekasih," perintah Roman.

Para pelayan mulai mengarahkan senjata ke arah kepala Samuel membuat Sienna buru-buru menyebutkan janji suci di hadapan pendeta sambil menangis tersedu-sedu. Sienna sangat merasa bersalah dengan apa yang dia lakukan pada Samuel saat ini.

"Sekarang kalian sudah sah menjadi suami istri," kata pendeta itu.

Arga memajukan dirinya lalu ia menggenggam tangan Sienna erat dan mencium bibir kenyal Sienna yang sudah lama sekali tidak ia rasakan.

"Kau memang pria tidak tahu diuntung, Roman!" teriak Victor yang sudah dilepaskan lakban di mulutnya.

"Saya hanya mengambil hak milik anak saya saja, Victor," balas Roman sambil terkekeh.

"Dasar gila!" teriak Victor.

ehmmm

Mulut Victor kembali dibekap. Roman mengkodekan seluruh anak buahnya melepaskan semua orang kecuali keluarga Samuel dan Samuel yang digiring ke suatu tempat, entah tempat apa.

"Jenny, Pedro, mendekatlah. Saya ingin foto bersama besan dan putra putri kita," perintah Roman.

"Saya tidak mau ke sana! Untuk apa saya menemui kau, dasar monster!" teriak Pedro.

"Besan jangan begitu. Apa kau tidak mau berfoto bersama putrimu dan menantumu?" tanya Roman terkekeh.

"Saya tidak akan mengakui Arga sebagai menantu!" teriak Pedro.

"Arghhh! Papa setujui saja! Mama enggak mau mati!" teriak Jenny sambil menangis tersedu-sedu saat pistol tepat menempel di kepalanya.

Sienna memejamkan matanya lalu membukanya kembali. "Ma, ayo ke sini. Sienna enggak mau Samuel sama keluarganya dan kalian terluka," kata Sienna.

Jenny dan Pedro berjalan menuju tempat Sienna berdiri diikuti para pelayan yang dengan setia menodongkan pistol ke arah mereka berdua.

"Puas, kami sudah di sini. Kau mau apa lagi?" tanya Pedro.

"Tentu saja berfoto dengan besan. Oh iya, sebentar lagi para wartawan akan datang ke sini untuk mereka acara ini, karena tidak mungkin jika seorang pewaris tunggal kekayaan keluarga Bowie tidak diliput. Saya minta kalian tolong tersenyum dan semua tamu harap berlaku seperti biasa," kata Roman dengan smirk miringnya.

Para pelayan mulai menjauh dari para tamu dan keluarga Sienna, tapi mereka tetap berjaga dari jarak jauh untuk menghindari hal tidak diinginkan.

Prok prok prok

Romab bertepuk tangan. " Bersikaplah yang normal di hadapan para wartawan dan fotografer," perintah Roman.

Semua tamu mulai menormalkan duduknya. Tidak lama para wartawan dan fotografer acara masuk ke dalam.

"Semuanya, saya tahu kalau ini sangat mendadak dan membuat kalian terkejut. Mulai hari ini Sienna Reagan sudah resmi menjadi istri dari anak saya, Arga. Ini bukan karena hal yang di luar batas yang mereka lakukan tapi murni karena mereka saling mencintai jadi mereka ingin menikah secepatnya," kata Roman.

Setelah mengumumkan pernikahan anaknya, Roman menyuruh semua orang menikmati makanan yang tersaji. Sedangkan dia bersama keluarganya dan keluarga Sienna mulai berfoto-foto dengan berbagi gaya, walaupun Sienna terkesan kaku dan membuat mereka berulang kali mengulangi sesi foto.

"Cukup, sekarang kamu boleh mulai memotret dan mereka semua yang terjadi di pesta ini," perintah Roman.

Fotographer tersebut langsung pergi melaksanakan perintah Roman setelah ia mengirim foto-foto yang tadi ia foto ke Arga. Arga tersenyum puas menatap foto-foto yang sudah masuk ke ponselnya, ia sangat senang akhirnya ia berhasil mendapatkan Sienna.

"Ayo kita makan sekarang, Sienna. Aku tahu kalau kamu pasti sudah sangat lapar apalagi dari tadi kamu sudah tegang sekali, Baby," kata Arga.

"Aku tidak lapar, kau makan saja sendiri," balas Sienna.

"Sienna jangan membantah atau kamu mau Samuel dan keluarganya serta keluargamu terluka, hmm?" tanya Arga.

"Iya, aku akan menuruti semua mau kau!" teriak Sienna.

Arga menarik tangan Sienna hingga Sienna masuk ke dalam dekapan. 

"Arga, aku bisa jalan sendiri," kata Sienna.

"Aku tahu, tapi aku lebih suka jika kamu berada dalam pelukanku apalagi kalau di ranjangku," balas Arga.

Arga berjalan bersama Sienna sambil berpelukan menuju meja mereka diikuti para orang tua. Arga menarik kursi untuk Sienna lalu Sienna langsung mendudukkan dirinya disusul Arga yang duduk di sampingnya. 

"Pelayan, keluarkan makanan untuk kami. Saya tidak suka mengantri hanya untuk mengambil makanan," perintah Roman.

Para pelayan yang asli mulai mengambilkan makanan untuk meja mereka lalu meletakkan satu persatu piring yang berisi makanan yang sudah diambilkan di hadapan Roman dan yang lainnya.

"Hei, Pedro. Akhirnya kita jadi besan," kata Roman.

"Roman, sudah. Berhenti mengganggu mereka, toh kamu sudah mendapatkan apa yang diinginkan kamu dan putramu," kata Reine.

Sienna mendengar penuturan Reine merasa bahwa di antara semua keluarga Bowie hanya Reine yang masih waras dan tidak gila.

"Sienna, semuanya, ayo makan. Masa makanan enak dianggurin," kata Reine.

"Iya, Tante," balas Sienna.

"Loh kok tante manggilnya, panggil mama ya kayak Arga. Kan kamu udah menjadi menantu Mama," kata Reine.

"hmmm, Pedro, Tuan Roman. Kami pulang ya," pamit Gerry. Ia merasa terancam kalau terus-menerus berada di sini.

"Ya sudah, sana pulang. Saya tidak menahan orang yang tidak penting kok," balas Roman.

Akhirnya Gisel dan Gerry pergi di sana, tentunya dengan pengawasan para pelayan palsu yang mengikuti mereka.

"Semuanya, ayo dimakan," kata Reine.

Mereka semua akhirnya mulai memakan makanan di hadapan mereka dengan nikmat tanpa bersuara sama sekali. 

"Arga, sementara kamu tinggal di tempat yang Papa sudah sediakan. Papa tidak mau kalau kamu hilang kontak dari kami saat kami pulang ke negara kita," kata Roman.

"Iya, Pa," balas Arga.

Beberapa jam kemudian, para tamu satu per satu mulai berpamitan ke keluarga Bowie dan Reagan.

"Sepertinya ini sudah larut malam, lebih baik kita pulang sekarang, Arga. Mama tidak mau sampai kamu sakit karena kurang istirahat," kata Reine. 

Arga menarik tangan Sienna supaya Sienna berdiri lalu mereka berdua berpamitan ke semua keluarga mereka. Setelah itu Arga bersama Sienna berjalan bersama sambil bergandengan tangan diikuti Alex asistennya Arga dan para pengawal menuju mobil mereka yang sudah menunggu di lobby.

"Silahkan masuk, Tuan dan Nyonya muda," kata Alex.