Chereads / Crazy Love Of CEO / Chapter 23 - Rasa sayangku

Chapter 23 - Rasa sayangku

Arga menggenggam ponselnya erat lalu menghelakan napasnya kasar.

"Papa, jangan sampai dia menikahi pria lain, kalau sampai itu terjadi aku akan sangat marah pada Papa," kata Arga menggertakan giginya menahan amarah yang mulai memuncak.

"Iya, anak bawel. Kau kerja yang benar saja," balas Roman lalu mematikan ponselnya.

"Sialan!" teriak Arga sambil meletakkan ponselnya ke meja.

"Sampai kapan papaku menyembunyikan semuanya," gumam Arga sambil mengepalkan tangannya.

Arga menghelakan napasnya. Ia mulai memeriksa dan menandatangani beberapa dokumen.

***

Di College of Fashion, London. Sienna yang sedang berada di kafe tertawa terbahak-bahak bersama teman-temannya yaitu Tere, Rebecca dan Icha. Mereka menceritakan jaman SMA dan kegiatan apa saja yang mereka lakukan di kampus hari ini. Becca, Terre dan Icha akhirnya ikut sekolah di London dan memilih jurusan yang sama dengan Sienna.

"Kalian tahu enggak sih? Kalian itu temenku yang ter the best dah. Baru sempet nih ngomong kayak gini sama kalian, soalnya dari kemarin banyak banget tugas kita," kata Sienna dengan senyum lebarnya.

"iya deh, gue juga enggak nyangka bakal kuliah di London, untungnya gue dapat beasiswa!" balas Icha heboh.

"Heboh banget sih lu," kata Tere berdecak.

"eh eh, mau tahu enggak cerita tentang Arga?" tanya Becca sambil menaik turunkan alisnya.

"Emang lu masih follow media sosialnya?" tanya Tere.

"Masih dong. Gue kan stalker, dia ganteng banget tahu sekarang. Ototnya itu, ya ampun, minta gue pegang," jawab Rebecca.

"Idih, genit banget si lu," ejek Tere.

Sienna menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia malas berkomentar tentang Arga, dirinya sudah lama menghilangkan rasa takutnya pada Arga Bowie itu.

"Sienna, apa dia tahu lu kuliah di sini?" tanya Tere.

"Ya, enggaklah. Keluargaku kabur ke sini semua juga karena keluarganya yang semena-mena ingin menjodohkan aku pada putra mereka, dasar keluarga gila emang," balas Sienna sinis.

"Hati-hati, Sienna sayang. Nanti dilahap loh sama Arga, hahaha," balas Rebecca dengan nada mengejek.

"Sialan!" pekik Sienna melemparkan kentang goreng ke arah Rebecca.

Happ

Rebecca menangkap kentang goreng itu dengan mulutnya lalu mengunyah.

"OMG, hellooww. Pas banget tangkapannya," kata Tere.

Sienna berdecak melihat teman-temannya yang konyol. Sienna menatap ponselnya yang belum ada pesan dari kekasihnya Samuel. Saat ini Sienna dan Samuel tinggal di apartemen bersama karena jarak antara rumah orang tuanya dan tempat kuliah mereka lumayan jauh, jadinya mereka izin kepada orang tua mereka masing-masing untuk tinggal bersama.

"Ehh, lu dari tadi melihat ponsel mulu, nungguin pesan dari mana nih?" tanya Rebecca.

"suka-suka gue lah," balas Sienna mencebikkan bibirnya.

"Dia mah nungguin babang Samuel," kata Tere.

"Ehh, ngomong-ngomong soal kekasih lu samuel itu, pernah enggak sih, lu lihat dia beda gitu?" tanya Icha.

"Samuel cinta banget sama gue. Dia benar-benar pria idaman pokoknya," balas Sienna dengan wajah berseri-seri.

"Maybe, itu temannya. Gue aja banyak yang mau nganterin gue tapi kan gue selalu dijemput," bela Sienna.

"Ohh, I see. Sip kalau begitu, kalian memang pasangan idaman," balas Icha.

"Hai, semuanya," sapa Samuel yang tiba-tiba berdiri di hadapan mereka.

"Hai," balas para gadis, teman-temannya Sienna.

sienna menghampiri Samuel yang berdiri di hadapannya dan memeluknya.

"Kamu kemana aja sih? Aku dari tadi nungguin pesan dari kamu," tanya Sienna manja.

"Aku tadi masih di perjalanan ke sini, enggak berani angkat telepon kalau lagi nyetir, " balas Samuel sambil menanngkup kedua pipi Sienna. Dibalas senyuman manis Sienna.

"Aduh, mataku siwer nih lihat kalian romantis gitu," ejek Tere.

"Lebay lu," balas Icha.

"Maaf, Sayang. Teman-temanku memang pada sinting," kata Sienna sambil menggenggam tangan Samuel.

"Iya, teman kamu asyik semua kok," balas Samuel sambil tersenyum ke arah teman-temannya Sienna.

"Woi, kalian jangan naksir cowo gue ya!" teriak Sienna.

"Yee, kagum boleh kali. Ogah gue jadi pelakor," balas Tere dan Icha berbarengan.

Rebecca masih menatap Samuel. Dia tidak menyangka Samuel akan seganteng ini.

"Rebecca, kok lu sampai melamun gitu?" tanya Sienna sambil menjentikkan jarinya di depan wajah Rebecca.

"Hehehe, Cuma syok aja. Sekarang Samuel beda dari yang dulu," balas Rebecca.

"Sayang, kita pamit dulu yuk ke teman-teman kamu. Aku ada urusan hari ini. Oh iya, papa dan mama kita katanya akan berkunjung ke apartemen," kata Samuel.

"Oke, Sayang. Guys, kita pamit pulang dulu ya, sampai jumpa nanti," pamit Sienna.

Teman-temannya Sienna melambaikan tangan kepada Sienna dan pamit.

"Ayo masuk, Sayang," kata Samuel sambil membukakan pintu mobil untuk Sienna.

"Terima kasih, Sayang," kata Sienna.

"Sama-sama," balas Samuel.

Sienna masuk ke dalam mobil lalu Samuel menutup pintu mobilnya, kemudian Samuel masuk ke dalam mobil, menyalakan mobilnya dan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Sepanjang di perjalanan, Sienna mendengarkan musik kesukaannya dan melihat Samuel yang sangat fokus menyetirnya.

"Sayang, mama dan papa kita mau membicarakan apa? Tumben mau datang dadakan," tanya Sienna.

"Aku pikir, mama dan papa kita mau kita segera menikah, Sayang, supaya tidak ada lagi yang mengganggu hubungan kita dan cinta kita akan semakin kuat," jawab Samuel sambil tersenyum manis ke arah Sienna.

"Aku beruntung banget deh punya kekasih kayak kamu, hmm jadi pengen cepat-cepat nikah. Ada benarnya juga orang tua kita," balas Sienna dengan nada gemasnya karena perasaanya sangat bahagia.

Samuel terkekeh geli mendengar ucapan kekasihnya.

"Iya, Sayang. Nanti kita akan punya anak yang lucu dan banyak," kata Samuel terkekeh.

"Pengen punya anak berapa kamu?" tanya Sienna menatap Samuel dengan matanya yang berbinar.

"Sesanggupnya kamu, Sayang. Aku tidak akan memaksa, aku sangat menyayangimu, aku tidak mau kamu kelelahan mengurus anak-anak kita, aku mau kamu sehat terus," jawab Samuel dengan nada lembutnya.

Mata Sienna berkaca-kaca mendengar ungkapan dari Samuel.

"Terima kasih banyak, Sayang. Kamu selalu ada untukku di saat aku susah dan senang, maaf kalau aku banyak mengecewakanmu," kata Sienna.

"Sayang, sudah, jangan menangis. Nanti orang tua kita curiga lagi lihat kamu matanya bengkak," balas Samuel.

Sienna menganggukkan kepalanya lalu ia mengusap matanya agar tidak mengeluarkan air matanya. 

Beberapa menit kemudian mereka sampai di apartemen mereka yang tidak jauh dari kampus mereka. Samuel memarkirkan mobilnya dan segera turun dari mobil lalu ia membukakan pintu mobilnya untuk Sienna.

"Terima kasih, Samuel," kata Sienna.

"Sayang, jangan berterima kasih mulu. Harusnya aku yang selalu berterima kasih padamu, Sayang. Kamu adalah matahari dan bulanku, kamu selalu memberikan cahaya kepada langkahku," balas Samuel lalu mengecup bibir Sienna singkat.

"Argh, Sayang! I love you so much!" teriak Sienna sambil memeluk erat kekasihnya.

Samuel merangkul pinggang Sienna posesif lalu mereka berjalan masuk ke lift menuju ke kamar apartemen mereka.