Samuel melihat Sienna melamun membuka mulutnya.
"Sayang, apa yang kamu pikirkan?" tanya Samuel.
"Kita akan segera menikah kan?" tanya Sienna lirih.
"Iya, Sayang. Dua bulan lagi kita menikah. Tenang saja, aku tidak akan ingkar walaupun menurut aku ini terlalu cepat karena kita masih muda, Sayang," jawab Samuel lembut.
"Menurut Mama, ini yang terbaik untukmu dan Sienna. Segeralah menikah dan kami akan membantu," balas Jenny pada calon menantunya dan juga Sienna.
"Baiklah, kalau kalian sangat menginginkan ini semua, tentu aku juga sangat menginginkan Sienna menjadi istriku," kata Samuel sambil menarik Sienna ke dalam dekapannya.
"Kamu ini memang anak Mama yang terbaik," balas Vina.
Victor menganggukkan kepalanya menyetujui.
"Kita sudah bisa memilih undangan dan baju untuk di pernikahan nanti," kata Pedro.
"Iya, kapan kalian bisa fitting baju?" tanya Jenny.
"Ma, memang nanti aku sama Samuel akan menikah di mana?" tanya Sienna.
"Oh iya, soal tempat bagaimana, ya?" tanya Jenny.
"Oh, untuk tempat aku sudah membooking hotel dan nanti pernikahannya akan dibuat tertutup, jadi tidak ada wartawan yang akan meliput," jawab Victor.
"Sebenarnya aku ingin sekali mengumumkan pernikahan putriku, Victor. Sienna putriku satu-satunya, harusnya dia menikah dengan pesta yang megah," kata Pedro.
"Kalau menurutku, lebih baik tertutup saja, Pa," balas Samuel pada Pedro.
"Iya, Mama juga setuju, Pa, kalau dibuat besar kita bisa memancing keluarga Bowie itu berbuat macam-macam pada keluarga kita," kata Jenny.
"Ya sudah, kalau begitu besok kita akan pergi bersama ke tempat fitting baju, tempat memesan undangan, catering dan melihat tempat pernikahan anak kita," kata Vina.
"Mantap, aku setuju pada Vina!" kata Jenny heboh.
Semuanya tertawa dan saling tukar pikiran tentang warna gaun pernikahan dan tuxedo untuk para pengantin dan banyak lagi, yang bisa memakan waktu seharian membahasnya.
***
Di Amerika, Arga merasa harinya sangat berat, pikirannya selalu tertuju pada Sienna terus-terusan, Arga tidak tahan dengan otaknya yang terus menyuruhnya menemui Sienna.
"Sialan!" pekik Arga denga emosi sambil menghantamkan semua barang di meja kerjanya ke lantai.
Arga mengambil gagang telepon kantornya lalu ia memencet nomor extension untuk memanggil Alex, asistennya.
"Hallo, Tuan. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Alex di telepon.
"Kau, ke sini sekarang," perintah Arga.
"Tuan muda selalu saja pemarah. Apa sih yang diinginkannya saat ini? Kalau bukan karena kakakku Nicholas, ogah bekerja dengan keluarga Bowie," gumam Alex.
"Ehh, Alex! Apa kau mendengarku? Kenapa diam saja?!" teriak Arga di telepon memekakan telinga membuat Alex menjauhkan gagang telepon di telinganya sebelum Alex menjawab tuan mudanya.
"Iya, Tuan, saya akan segera ke ruangan Tuan," balas Alex dengan sopan, setelah itu ia menutup teleponnya.
Alex berjalan menuju ruangan tuannya. Baru saja ia mengetuk pintu dan pintu sudah terbuka. Alex tidak heran karena tuannya memasang cctv di depan ruangannya sehingga bisa melihat siapa yang akan datang. Saat masuk ke dalam, Alex mematung melihat ruangan tuannya sudah seperti kapal pecah.
"Alex, kau bisa bantu saya cari tahu tentang Sienna Reagan dan keluarganya," perintah Arga dengan nada tajamnya.
"Tapi Tuan, mengenai Sienna Reagan sudah dicari tahu oleh papa Tuan sendiri," balas Alex.
"Iya, tapi papaku tidak memberitahu secara detail di mana mereka. Kalau kau tidak bisa bekerja untukku, lebih baik kau mengundurkan diri," kata Arga ketus.
"Baik, Tuan. Saya akan segera mencari tahu," balas Alex.
"Ya, kau bisa mencari tahu sekarang melalui kakakmu itu Nicholas, sudah lama dia tidak memberitahuku apa pun karena papaku yang melarangnya mungkin, kau bisa berbicara dengan kakakmu itu agar dia memberitahu semuanya," kata Arga dengan smirk miringnya.
"Baik, Tuan. Saya akan segera tanyakan pada kakak saya," balas Alex.
Arga mengangkat tangannya menyuruh Alex keluar dari ruangannya.
"Kita lihat, baby, apa kamu akan selalu jauh dari genggamanku? Ke mana pun aku pergi aku akan selalu mengawasimu. Arghh sungguh tidak sabar melihatmu bersamaku," gumam Arga frustasi sambil mengacak-ngacak rambutnya.
Alex yang sudah sampai di mejanya sibuk menelepon Nicholas karena kakaknya tadi di telpon mematikan telepon secara sepihak karena Alex begitu memaksa ingin tahu di mana keberadaan Sienna Reagan. Dan pada panggilan terakhir akhirnya Nicholas mengangkat.
"Ada apa, Alex? Apa segitu pentingnya kamu ingin mengetahui tentang Sienna Reagan? Kakak tidak akan memberitahukan kamu. Pasti kamu disuruh sama bos kamu itu, iya kan? kata Nicholas dengan suara mengintimidasi.
"Kakak, gue mohon kali ini saja. Kasihan tuh, bos gue udah kayak orang gila, bukannya mengecek file malah diberantakin," kata Alex.
"Kamu itu harusnya bisa mengendalikan tuanmu itu. Belajarlah sekali-sekali, kamu juga harus bisa menjadi penasihatnya. Dia itu sangat tergila-gila pada seorang gadis bernama Sienna Reagan, kamu mau tahu di mana Sienna Reagan? Tapi ada syaratnya," kata Nicholas.
"Apa syaratnya, Kak? Ayolah, jangan main-main gini, pusing gue," ungkap Alex dengan nada kesal.
"Ya syaratnya jangan memberitahu tuanmu itu, biarkan dia mengetahuinya sendiri nanti. Jadi sebenarnya Sienna Reagan berada di London," balas Nicholas.
"Londonnya di mana, Kak? London kan luas," tanya Alex.
"Cari tahu saja sendiri. Sudah, itu info dari Kakak. Ingat, jangan sampai tuanmu ke sana atau kamu yang akan kena hukuman dari Tuan Roman," jawab Nicholas.
"Iya, Kak," balas Alex terbata-bata, setelah itu ia mematikan ponselnya.
Baru saja mematikan ponselnya dan mendudukan diri, suara deringan telepon kantor mengagetkan Alex. Alex mengangkat telepon itu yang berasal dari klien.
***
Arga di dalam ruangannya terkikik sendiri.
"Dasar bodoh, dia pikir dia siapa, menyembunyikan keberadaan gadisku begitu. Papaku memang menyebalkan," desis Arga sambil tertawa sendiri seperti orang gila.
Tok tok tok
Ruangan Arga diketuk dari luar. Arga memencet tombol untuk membuka pintu ruangannya.
"Hmm, ada apa?" tanya Arga.
"Arga, kamu ke mana aja sih? Tadi aku telepon kamu dan kirim sms juga tapi kamu enggak jawab," rengek gadis di depannya.
"Diam ,Tasya. Siapa yang menyuruh lu ke sini? Apa mama dan papa gue?!" bentak Arga.
Mama dan papanya padahal tahu Arga sangat menyukai Sienna tetapi orang tuanya malah menjodohkannya dengan gadis bernama Tasya.
"Kamu kenapa sih, Arga? Tidak bisakah kamu kalem dikit? Jangan bentak-bentak, nanti aku bilang sama papaku loh," kata Tasya.
"Gue enggak peduli, bilang saja sana. Setelah lu bilang paling perusahaan orang tua lu itu langsung bangkrut dalam sehari," balas Arga dengan nada kejam.
"Kamu ini selalu mikirin perempuan bernama Sienna Reagan. Apa spesialnya dia sih? dia gadis bodoh yang tidak tahu diuntung itu," kata Tasya.
Plak
Arga menampar wajah Tasya dengan keras hingga wajahnya tertoleh ke samping.
"Berani sekali lu mengatakan gadis gue bodoh. Gue bakal bikin otak lu itu semakin bodoh," desis Arga membuat suasana di ruangan kerja Arga mencekam.