Chereads / Cinta Sang Malaikat Penjaga / Chapter 16 - SAAT YANG MENYAKITKAN BAGI HOPE

Chapter 16 - SAAT YANG MENYAKITKAN BAGI HOPE

"Bagaimana keadaannya?" Jedrek bertanya kepada Lidya dan si penyembuh, dari yang terlihat di ekspresi wajahnya, itu sangat jelas untuk dilihat bahwa ia berada di ambang rasa frustasi.

Sang Raja tidak pernah berada di dalam situasi seperti ini, dimana ia kehilangan ketenangannya dan menunjukkan kepada semua orang apa yang sedang ia rasakan tepat pada saat ini.

Dan apa yang sedang ia rasakan sekarang, adalah tidak lain dari kekhawatiran besar. Ia sangat khawatir kepada pasangannya, melupakan bahwa satu jam lalu, ia dipaksa untuk berlutut di hadapan musuhnya, adik-adiknya, dan juga di hadapan Serfina...

Bahkan kenyataan bahwa mantan kekasihnya itu telah mengkhianatinya, tumpang tindih dengan kekhawatirannya terhadap Lilac.

Sang penyembuh itu mencoba untuk menyentuh leher Lilac, ingin melihat bekas tanda yang Jedrek berikan, namun ia dengan segera menarik kembali tangannya ketika melihat Jedrek menggeram dengan suara yang dalam.

"Maaf yang mulia, aku hanya ingin melihat tanda itu." sang penyembuh sangat merasa gelisah di bawah tatapan tajam dari Jedrek.

Karena rambut Lilac yang panjang menutupi area dimana tanda yang Jedrek berikan kepadanya berada, Jedrek menyingkirkan helaian rambut Lilac dengan lembut dan menunjukkan tanda yang indah di lehernya, yang masih terlihat memiliki beberapa memar di sekitarnya, namun tanda itu sudah membentuk sebuah simbol berwarna putih seberti sebuah tato.

Penyembuh itu tidak ingin mengejutkan Jedrek lagi, maka ia mengulurkan tangannya lebih pelan dari sebelumnya kali ini untuk menyentuh area itu.

Namun, karena rasa sakitnya, Lilac merintih dengan lembut dan hal ini membuat Jedrek mengerutkan alisnya. Kedua matanya masih terlihat berwarna merah dan sisi buasnya hampir berada di bawah kendali, maka ketika ia mendengar suara pasangannya merintih, ia dengan cepat menyingkirkan tangan si penyembuh.

"Apa ini?" Ia bertanya dengan tegas.

Di sekitar ruangan, ada beberapa penjaga, yang sudah Sebastian tempatkan disana dan Eaton, yang sedang berdiri dekat di sebelah tempat tidur. Lilac sudah berhasil diculik oleh para iblis satu kali, tidak mungkin mereka akan membiarkan hal yang sama terjadi lagi kepada Lilac.

"Dia akan baik-baik saja," Penyembuh itu berkata. "Dia hanya butuh beberapa hari untuk memulihkan dirinya, semuanya baik-baik saja dan tanda di lehernya juga sudah mulai sembuh."

"Benar, tidak ada juga sihir gelap yang ada di dalam diri Lilac, tapi untuk berjaga-jaga, aku akan memberikan beberapa mantra di sekitar ruangan ini," Lidya berkata dan ia berjalan keluar dari ruangan, karena ia memiliki hal lain untuk dilakukan.

Penyihir itu menganggukkan kepalanya kepada Jedrek lalu kemudian pamit pergi.

Dan setelah beberapa kalimat dari sang penyembuh dan beberapa pertanyaan mengenai kondisi Lilac, penyembuh itu juga keluar dari ruangan agar bisa meracik obat untuk Lilac.

"Aku akan berada di luar jika kau membutuhkanku." Eaton berkata kepada Jedrek sebelum ia berjalan keluar dari ruangan, namun sang Raja hanya menganggukkan kepalanya bahkan tanpa melirik ke arah Eaton karena kedua matanya sedang fokus menatap wajah tertidur Lilac.

Terdengar suara pelan dari pintu yang tertutup, meninggalkan sang Raja dan Ratu hanya berdua di dalam kamar.

"Maafkan aku, bunga kecilku... maafkan aku karena menyebabkanmu bahaya lainnya." Jedrek membaringkan tubuh Lilac ketika ia merasakan napasnya kembali normal dan cengkraman tangan Lilac di jubahnya telah melemas.

***

"Bawa mereka ke dalam penjara bawah tanah." Torak berkata kepada Alpha Brian. "Terus awasi mereka selalu." Ia menambahkan, menatap dengan penuh kebencian kepada Chiron dan Carina.

Kain putih sudah dipasangkan di perut Chiron, namun sekarang kaus itu sudah menjadi berwarna merah karena darah yang terus mengalir keluar dari lukanya.

Pisau belati yang telah diberikan oleh para iblis kepada Chiron benar-benar dilumuri dengan racun, jika Lilac benar-benar terkena serangan dari pisau itu, di dalam kondisinya yang seperti saat ini, ia pasti akan mati dan situasinya tidak akan tenang seperti ini.

Jedrek pasti akan menyebabkan kekacauan besar dan Torak dan Kace tidak akan bisa berada disini untuk berbicara kepada lycanthropes lainnya.

"Aku mengerti." Alpha Brian membalas kepada Alpha tertingginya. "Bagaimana dengan dia?" ia menganggukkan kepalanya ke arah Zarrn.

"Masukkan dia ke dalam penjara yang berbeda." Kali ini Kace yang berkata kepada Alpha Brian.

Alpha itu hendak menjawab kalimat dari Kace, tapi ekspresi yang ada di wajah Kace membuatnya berhenti untuk melakukan apa yang ingin ia katakan dan hanya sedikit mengangguk tanpa memperpanjang masalah lagi.

Kace sudah sangat terpukul dengan apa yang telah terjadi hari ini dan ia masih mencoba untuk menyesuaikan perasaannya.

Di sisi lain, Zarrn tidak memprotes ketika satu orang penjaga mendorongnya untuk berjalan menuju ke arah sel dimana ia akan tinggal hingga waktu yang hanya diketahui oleh Tuhan. Jika ia cukup beruntung, ia akan tinggal disana untuk selama hidupnya, tapi jika apa yang telah Chiron lakukan tidak bisa lagi dimaafkan, dunia ini akan mencatat para centaurus di dalam daftar makhluk yang harus punah.

Dan Zarrn berpikir bahwa sepertinya pilihan kedua itu yang akan terjadi, ia tidak memiliki banyak harapan untuk pilihan yang pertama.

***

Hanya ada keheningan yang menyelimuti Kace dan Hope ketika mereka berjalan kembali ke arah kamar mereka, mereka berdua sedang membutuhkan satu sama lain.

Dan saat itu sudah hanya ada mereka berdua saja, Kace mengunci pintu dan menarik Hope mendekat kepadanya dan memeluk Hope dari belakang, menyandarkan kepalanya di bahu Hope, menghirup aroma Hope yang sangat lembut dan menikmati waktu yang akan menjadikan pikiran berat ini menjadi sedikit lebih ringan.

Baru pada saat itu, ia merasakan tubuh Hope yang bergetar. Hope sedang menangis. Namun, Kace tidak perlu bertanya lagi apa alasan yang membuatnya mengeluarkan air mata, karena ia sudah mengetahuinya.

Ini adalah pertama kalinya Hope mengalami pengkhianatan dan hal yang paling buruknya lagi adalah; hal itu terjadi dari orang yang sangat dekat dengannya.

Hope selalu menganggap Serefina lebih dari seorang penjaganya saja, ia adalah seorang yang memiliki sosok seorang ibu baginya dan penyihir itu sudah membesarkan Hope dengan baik untuk menjadi dirinya yang seperti saat ini.

Ia sangat menyayangi Serefina...

"Kita..." Hope tergagap saat mencoba untuk bicara. "Kita harus melawan Serefina?" Ia menggigit bibirnya, pikiran ini saja membuatnya ingin menangis dan berteriak untuk kenyataan yang harus ia hadapi.

"Ya, sayangku..." Kace menjawab dengan apa adanya, ia tidak ingin mempermanis hal yang harus mereka hadapi cepat atau lambat. Tidak ada gunanya untuk melakukan hal itu.

"Kenapa dia melakukan hal ini?" Hope bertanya kepada Kace, ia menyandarkan tubuhnya di dada Kace yang bidang sambil menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan. "Apa ini karena Jedrek telah memilih Lilac?"