kevin terus berfikir dan berfikir, saat ia larut dalam pikiran nya mencari cara untuk mengembalikan alia ke rumah bos nya, ia di kejut kan oleh suara rara tiba-tiba telah masuk ke dalam ruangan nya.
"Aku sedang serius ra, kamu ngagetin aja ra, teruskan dulu pekerjaan mu baru mengganggu ku" ucap kevin seraya mengibas kan tangan nya mengusir rara,
"Mas kevin GR banget sih, aku ke sini cuma mau minta tanda tangan mas kevin, di suruh pak rafa, karena hari ini beliau bilang datang telat," rara berusaha menjelaskan
"owh bgitu, mana aku lihat yang mau ku tanda tangani? aku lihat dulu isi nya ya, kamu bisa tunggu di luar, setelah selesai akan ku berikan pada mu." ucap kevin seraya mengambil berkas yang dari tangan rara.
kevin membaca dengan teliti semua berkas yang di berikan
rara sebelum menanda tangani nya,
****
Alia telah selesai dengan pekerjaan nya membereskan ruangan apartemen sebelum bos nya kembali saat jam makan siang, Dia ingin mencari angin segar di luar, stive telah terbiasa makan siang di rumah memakan masakan alia, karena jarak kantor dan apartemen nya yang begitu dekat, maka setiap jam makan siang biasa nya stiven selalu pulang ke apartemen nya.
Suasana hari itu begitu cerah, alia menatap keluar dari kaca jendela apartemen.. langit menampakan warna biru muda bak di dalam lukisan² yang sering ia temui. setelah beberapa hari yang lalu selalu turun hujan,
Cuaca hari ini seperti nya memang mendukung penuh niat alia untuk jalan² keluar mencari angin segar pada siang itu.. alia ingin sekalian berbelanja kebutuhan nya di minimarket
alia melangkah kan kaki nya ke pintu apartemen nya dan membuka pintu tersebut dengan menggunakan kode yang di beri kan oleh stive, tidak butuh waktu la terlihat suasana yang sangat sepi pada saat itu di luar, bahkan satu orang pun tak ada yang ia temui
"Mungkin orang² sedang sibuk dengan aktivitas nya" pikir alia,
alia terus melangkah kan kaki nya menuju ke arah lift tanpa ragu ia pun memencet tombol yang tersedia, saat pintu lift terbuka ia pun segera masuk kedalam lift melihat seseorang yang tidak asing dengan nya, bahkan dulu sangat dekat dengan nya saat masih SMA, ia yakin jika itu adalah sahabat nya yang sudah lama tak berjumpa
"tasya?"ucap alia dengan gembira karena bisa menemukan sahabat nya kembali, mereka pun berpelukan untuk beberapa saat .
"Alia? kamu tinggal di apartemen ini?" tanya tasya pada alia,
"Ya sya, (panggilan alia pada tasya sahabat nya) aq baru beberapa hari tinggal di apartemen ini sini" jawab Alia,
"Kamu tinggal dengan siapa al?" tanya tasya dengan lembut,
"Aku bekerja sya, aku tinggal dengan bos ku. jawan alia
"Bekerja apa kamu al?" tanya tasya kembali
"Aku bekerja sebagai pembantu" jawab alia polos
tak terasa pintu lift sudah terbuka, membuat alia dan tasya keluar bersamaan.
Cerita nya penjang sya" ucap alia.
karena saking senang nya bertemu dengan sahabat nya membuat alia lupa akan tujuan utama nya. lift itu berhenti di lantai 3 menuju ke arah kamar yang tasya tuju,
"Aku sudah sampai ayo mampirlah," ucap tasya seraya menarik tangan alia, alia pun akhir nya mengikuti sahabat nya tersebut,
Tasya adalah sahabat terbaik alia saat SMA, sayang nya saat kelas 3 tasya harus pindah sekolah saat itu karena ayah tasya pindah tugas di kota. tasya pun akhir nya mengikuti ayah nya pindah. sejak saat itu alia dan tasya tidak pernah lagi bertemu dan mereka pun akhir nya putus komunikasi
tasya telah sampai di depan pintu apartemen ny, di ikuti alia dari belakang, setelah memasukan kode pintu apartemen nya pun bisa di buka..
"Ini sebenar nya bukan tempat tinggal ku, ini apartemen kakak ku.. sedang aku masih kuliah di jawa, saat ini aq sedang libur jadi aku memilih tinggal di sini" ucap tasya seraya mengambil beberapa minuman dingin dan cemilan untuk alia.
"Kamu beruntung sya bisa kuliah tidak seperti aku" keluh alia,
"Aku bersyukur karena kakak ku bisa membiayai kuliah ku. semenjak kedua orang tua ku meninggal kakak ku lah yang menanggung biaya hidup ku dan biaya kuliah ku" tasya berusaha menjelaskan pada alia.
"Aku turut berduka cita sya, aku baru tahu jika om gunawan telah tiada. alia hanya mengenal ayah tasya karena ibu nya memang telah lama tiada
"Sudah kita jangan bahas itu, membuat aku sedih terus teringat mendiang ayah ibu ku. sekarang saat nya kamu yang cerita bagaimana kamu bisa berada di apartemen ini" kata tasya menagih janji alia,
alia menarik nafas dan membuang nya, ia memejam kan mata seraya terus menghela nafas panjang seakan habis menaiki sebuah gunug dan kelelahan, untuk beberapa saat mata alia tetap terpejam, seakan banyak sekali beban yang menumpuk di sana.. tasya memperhatikan wajah sahabat nya dengan seksama, terlihat sekali beban nya yang begitu berat yang saat ini alia pikul saat ini. ia masih berharap sahabat nya tersebut bisa berbagi cerita dengan nya, namun ia tidak mau memaksa jika sahabat nya tersebut tidak ingin berbagi kisah hidup dengan nya dengan nya
"Al, apa kamu ingin pergi ke suatu tempat? aku akan mengantar mu"
"Tidak sya," jawab alia singkat seraya membuka mata nya,
"Aku mau minta nomor kamu, " kata tasya seraya menyodorkan ponsel milik nya agar alia mengetik nomor nya, lalu alia mengambil ponsel tasya dan menyimpan nomor nya di sana.
"Sya, sebenarnya aku sedang hamil" ucap alia , seraya tertunduk
"Suami mu di mana? Kenapa sedang hamil masih kerja?" tanya tasya,
"Tanpa terasa alia menetes kan air mata nya seraya terdiam, pelan tapi pasti air mata nya menjadi deras seraya terus sesenggukan seakan ingin menumpahkan beban hidup nya, alia terus menangis dan menangis.
Tasya yang iba melihat sahabatnya nya menangis hanya bisa memeluk dan berusaha menenang kan alia.
Alia kembali menghela nafas, lalu membuang nya, ia mulai terdiam dan mulai berusaha tenang setelah menangis di pelukan sahabat nya,
"Aku belum menikah sya, aku di perkosa oleh majikan ku yang dahulu, dia mau bertanggung jawab dan menikahi ku, tapi majikan ku itu orang yang kasar, dan galak, aku takut sya, aku tidak siap hidup dengan orang seperti itu." jawab alia jujur
"Tapi anak mu butuh ayah al, kamu akan susah melahir kan dan membesarkan anak tanpa memilik suami" ucap tasya
"Apa kedua orang tua mu tahu jika kamu hamil?"