Di Cafe.
Koko yang sangat bersemangat, dia sudah datang di cafe itu dengan membawa bunga dan tersenyum sangat merekah, ia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Kimberly. Setelah memesan minuman dan duduk menunggui Kimberly tangannya digosok-gosok pelan karena nervous sudah lama tak bertemu dengan mantan kekasihnya itu.
Koko pun melihati jam tangan yang melekat di pergelangannya, jam yang waktu itu dibelikan oleh Kimberly sebagai hadiah ulang tahunnya, ia melihatnya berulangkali. "Kenapa Kim, lama sekali? Apa dia lupa kalau janjian sama aku? Aku ingin menghubunginya, tapi bagaimana? Aku tak punya nomernya, kemarin saja dia menghubungiku dengan privat nomor, sial sekali rasanya," umpat Koko.
Dia berdiri kembali dan menuju ke kamar mandi untuk bercermin dan menata ulang dirinya apakah sudah tampan atau belum, secara Kimberly sangat menyukai orang tampan, dengan baju dan semua serba branded dan rambut pun juga dari salon ternama, kalau tidak begitu dia tak akan melirik Koko, secara dulu Koko awalnya adalah keluarga kaya, tapi lama-lama keluarganya bangkrut dan Kimberly tak tahu, jadi dia memakai segala macam cara untuk memoroti Kimberly, memang dasarnya ia play boy kelas kakap kepada semua wanita, semuanya ditipu mentah olehnya, tapi tidak separah Kimberly yang sampai tergila-gila olehnya karena gaya keren Koko dan kepolosan Kimberly.
Kini Kimberly berubah menjadi cuek dan bar-bar itu berkat Koko yang merusaknya, jadi dia berjanji tidak akan mudah dibodohi oleh lelaki lagi, begitu kisah Kimberly sehingga menjadi semacam sekarang, yang kasar dan seperti tak berperasaan, padahal sebetulnya hatinya sangat rapuh dan mudah goyah.
Koko terus memandangi cermin Yang ada di depannya, dia mengacak-acak rambutnya dengan tersenyum menyeringai, sambil begumam.
"Semoga Kimberly nanti terpana melihatku seperti ini, secara aku berkorban untuk dia, aku rela mencuri uang di rumah orang kaya untuk membeli semua ini agar branded, mulai baju, celana, sepatu, ke salon demi dia, usahaku harus berhasil untuk membuat Kimberly mencintaiku lagi, aku sudah tidak tahan hidup miskin terus, aku juga masih mencintainya, tapi entahlah cintaku ini bisa dibilang tulus apa enggak." Setelah puas bercermin. Koko pun keluar kembali dan duduk di kursinya semula.
Ia tersenyum saat melihat Kimberly yang sudah berjalan dari kejauhan, lalu saat melihat seseorang di sampingnya wajahnya berubah menjadi masam. Koko kira ini semua kencan dan Kimberly akan datang sendiri, sehingga dia bisa leluasa untuk membicarakan masa lalunya, tapi ternyata Kimberly tidak sendiri. Dengan perempuan yang sungguh anaeh menurut pandangan Koko.
"Siapa perempuan di samping Kimberly itu? Kenapa aneh sekali? Cantik sih, tapi sangat norak, bajunya dress begitu, lalu tinggi sekali seperti genderuwo saja, kok ada wanita setinggi itu, terus semuanya datar gak ada sexy-nya seperti Kimberly begitu, itu manusia apa bukan ya, hmmm, ada aja Kimberly, kenapa mau berteman dengan orang seperti itu?" oceh Koko dengan sendirinya sewaktu Kimberly belum mendekat ke arahnya.
Setelah Kimberly sudah dekat di depannya. Koko pun berdehem dengan keras seraya mengulurkan tangannya agar dibalas oleh Kimberly, tapi ternyata Kimberly langsung duduk dan tak membalas tangan itu, malah Khaibar yang menjabat tangan Kimberly.
"Halo? Nama saya Khamsa, Maz," sapa Khaibar dengan meniru suara wanita. Membuat Kimberly terbelalak dan menahan tawanya, ia lupa untuk mengajar Khaibar untuk belajar suara wanita, tapi ternyata tanpa dipelajari pun Khaibar sudah bisa dalam hal itu, benar-benar dapat diandalkan suami polosnya itu.
Kimberly melengos dan menahan tawanya, setelah sudah bisa menahan tawanya dia melihat reaksi Koko yang hanya cengengesan dan menahan jijik dengan ulah Khaibar. Koko sungguh ingin melepaskan tangan Khaibar, tapi Khaibar malah mempereratnya, Khaibar sungguh geram dan ingin membuat perhitungan rasanya kepada Koko.
"Kim, dia siapa? Bisakah dia melepaskan tanganku ini?" ucap Koko. Khaibar terkekeh dan Kimberly tersenyum ke arahnya, Kimberly berkedip barulah Khaibar melepaskan genggaman tangannya. Setelah itu mereka saling duduk berdampingan. Khaibar yang duduk di samping Koko untuk memisahkan antara Koko dan Kimberly agar aman.
'Hmmm sialnya hidupku ini, kenapa Kim mengajaknya sih, aku gak bisa leluasa ini mendekatinya. Masa bodoh aku harus menghempaskan cewek aneh ini!' Batin Koko dengan sangat geram.
Koko langsung memanggil pelayan agar datang dan melayani Kimberly beserta temannya itu. Dia lalu bertanya kepada Kimberly dan temannya saat pelayan sudah mendekat.
"Kamu mau pesan apa Kimberly, Sayang?" Kimberly hanya melengos dan geli mendengar ucapan itu.
"Aku mau pesan jus mangga, Maz cakep, kalau Kim mau pesan jus sirsak dia sangat menyukainya," sahut Khamsa alias Khaibar yang menyamar dengan suara yang sungguh oke sebagai seorang wanita jadi-jadian.
"Kamu tahu kesukaan Kim?" tanya Koko. Khamsa hanya mengangguk malu-malu. Koko pun mengernyitkan dahinya dan seperti berfikir merasa ada yang tidak beres dan ganjil dengan wanita yang dibawa Kimberly, tapi dia lalu menepis pemikiran itu setelah Kimberly membuka suaranya.
"Ko, kedatanganku ke mari, karena meminta maaf, maaf karena dulu telah memenjarakanmu, karena kamu sungguh menyebalkan, jadi aku mau kamu melupakanku, kita sudah impas kamu melakukan itu, aku melakukan juga dengan memenjarakanmu itu, jadi kita sudah tak ada hubungan apapun, mungkin kita tidak berjodoh," seru Kimberly dengan menghela nafas panjangnya. Koko yang tak terima dia mencoba untuk membujuk Kimberly dan merayunya, tapi tiba-tiba pesanan pun datang sehingga diurungkannya.
Koko pun mempunyai ide dengan memberikan jus itu kepada Kimberly dengan sangat lembut, tapi akibat ulah Khamsa yang menendang kakinya di bawah meja membuat jus menumpahi bajunya. Koko pun menggeram kesal melirik ke arah Khamsa.
"Kamu ini! Jadi basah kan? Huh temanmu ini, Kim menjengkelkan sekali sedari tadi, aku kira kita kencan, tapi malah kamu mengajak temanmu, kamu melukai perasaanku," oceh Koko yang mendapat tanggapan dari Kimberly dengan mengotot sebal, karena dia beraninya memarahi Khaibar.
"Kenapa dengan temanku? Dia teman yang baik, masih untung aku membawa teman perempuan dari pada laki-laki coba? Kamu dulu malah di depan mataku membawa teman perempuan dan menciumnya di depanku! Apa tidak sakit hah! Seenaknya saja kamu memarahi Khamsa, lalu siapa bilang kalau ini kencan? Aku mau meluruskan agar kamu tidak salah paham dan menjauh dariku, kita bisa masih menjadi teman, tapi untuk seperti dulu, itu tak akan mungkin," jelas Kimberly panjang lebar.
"Apa ini karena kamu sudah menikah?" balas Koko dengan cepat.
"Ehhh dari mana kamu tahu kalau aku sudah menikah? Lalu aku baru lihat kenapa mukamu sedikit lebam begitu?" Kimberly yang sudah sangat curiga dia memicingkan matanya, dia melirik sedikit ke arah Khaibar, pikiran keduanya sama dan benar kalau semua itu ulah Koko.
Koko yang merasa tak bisa membalas Kimberly, ia pun bangkit berdiri dan mengalihkan pembicaraan. "Aku ke toilet sebentar ya Sayang, tunggu aku! Aku mau membersihkan tumpahan jus di bajuku ini!"
Koko pun pergi ke arah toilet. Sementara Khaibar mendekat ke arah Kimberly dan berceloteh.
"Ternyata semua ini ulah Koko sialan itu, tuh kan dia yang selalu mengganggumu, tapi tenang saja kini sudah ada aku yang akan melindungimu," ucap Khaibar yang dibalas Kimberly dengan anggukannya.
"Ihhh so sweetnya." Kimberly memeluk Khaibar sangat erat hingga wig yang dipakai Khaibar pun tidak beraturan karena rasa gemasnya.
"Kimberly ...!"