Chereads / The Story of Dusk -Indonesia- / Chapter 11 - AKU TIDAK INGIN KEMBALI

Chapter 11 - AKU TIDAK INGIN KEMBALI

Ketika mereka sudah berjalan cukup jauh dari toko itu, Senja memberikan perahu kertas berwarna putih yang diberikan oleh penjaga toko tadi kepada Ye Xiu. "Ini untukmu."

Ye Xiu mengangkat kedua alisnya. "Aku tidak membutuhkan itu."

"Aku juga tidak menginginkannya." Senja berkata sambil menyentuh tangan Ye Xiu dengan perahu kertas itu dan memaksanya untuk mengambil perahu itu.

"Jika kau tidak mau kenapa kau mengambilnya."

"Kakek itu sangat baik." Senja sedikit tersenyum. "Tapi aku tidak menyukai warna putih."

"Kenapa?" Ya Xiu masih belum mengambil perahu itu dari tangan Senja.

"Bibi Carye selalu memberikanku sesuatu yang berwarna putih." Senja ingat bagaimana ibu dari kakak-kakak tirinya itu selalu memberikannya benda berwarna putih. Itulah kenapa hampir semua gaunnya, perhiasan, jubah dan benda lain yang ia miliki dari ibu tirinya berwarna putih. Dia bahkan secara tidak langsung memberikan citra kepada semua orang bahwa ia suka dengan warna itu. Satu-satunya alasan dibalik semua itu adala bahwa Carye berpikir jika warna itu baik untuk citra Senja di hadapan semua orang yang melihatnya.

Ye Xiu tidak bertanya lebih jauh lagi dan menerima perahu kertas itu dari tangan Senja sambil mereka terus berjalan menuju ke sungai untuk melepaskan perahu kertas itu.

Ketika akhirnya mereka sampai di sungai, banyak anak-anak yang telah melepaskan perahu kertas miliki mereka ke dalam sungai. Malam tanpa cahaya bulan dan kurangnya pencahayaan membuat satu-satunya cahaya dari lilin dari bawah perahu kertas yang terbawa oleh aliran sungai. Di permukaan sungai, cahaya redup itu terlihat sangat indah seperti sebuah jalanan yang terbuat dari cahaya.

Ye Xiu menempati tempat kosong di sisi lain samping sungai dan melepaskan perahu kertas berwarna putih yang ada di genggamannya. Arus dari sungai itu membuat perahu kertas berlayar menjauh. Mereka berdua memperhatikannya ketika perahu kertas kecil mereka berjalan bersamaaan dengan perahu-perahu lain.

"Sekarang giliranmu." Ye Xiu mengisyaratkan Senja untuk melepaskan perahu kertasnya juga ke sungai. Namun di sisi lain Senja terlihat sangat ragu-ragu.

"Aku mau menyimpannya. Apakah boleh jika aku menyimpannya saja?" Senja bertanya dengan nada bicaranya yang kekanak-kanakan.

"Kenapa?"

Senja tersenyum lebar dengan bahagia ketika ia berkata, "Karena hari ini adalah hari ulangtahunku."

Tanggal 1 Juli adalah hari ulang tahun Senja, tapi juga merupakan hari yang sama dengan hari kepergian ibunya. Wang Yu, ayahnya tidak pernah merayakan ulang tahunnya. Senja berpikir bahwa mungkin ulang tahunnya membuat ayahnya teringat dengan ibunya dan itu membuatnya sedih, itulah kenapa ayahnya tidak pernah sekalipun memberikan ucapan selamat di hari ulang tahunnya atau bahkan memberikannya hadiah. Namun, sekarang Senja meragukan alasan itu.

"Oh," Ye Xiu kehilangan kata-kata sesaat sebelum akhirnya ia melanjutkan. "Selamat ulang tahun." Ia mengucapkan selamat untuk Senja sambil membelai kepalanya. "Kau memasuki usia 9 tahun, kan?"

Senja cukup terkejut dengan tebakan yang diucapkan oleh Ye Xiu dengan benar dan kemudian ia mengangguk. Karena sosoknya yang kurus, beberapa orang hampir menganggap bahwa usianya lebih muda dari yang sebenarnya.

Mereka berdua duduk di tepi sungai hingga keramaian disana perlahan menghilang dan cahaya di dalam perahu kertas milik Senja padam, dan setelah itu mereka berjalan kembali ke penginapan.

Di perjalanan menuju penginapan, Senja bersenandung dengan riang karena baginya malam ini adalah malam yang paling membahagiakan sepanjang hidupnya, hari ulang tahun yang paling menyenangkan untuk beberapa tahun terakhir ini. Ia terlihat hampir seperti melompat dalam setiap langkah kakinya.

Selama ini, Senja hampir tidak pernah keluar dari sekitar Kediaman Klan Pedang Hitam. Hampir sepanjang hari ia lewakan hanya untuk berada di dalam kamarnya atau berada di tempat favoritnya di perpustakaan taman belakang yang dibangun oleh Kakeknya untuk Senja.

***

Senja dan Ye Xiu melewatkan malam di dalam penginapan yang murah. Meskipun tempat tidurnya sangat terasa keras dan membuat Senja susah untuk tidur dengan nyenyak tapi sisa hari berikutnya adalah hari yang indah baginya.

Ye Xiu membawanya ke salah satu toko kecil, membelikannya sebuah gaun ungu yang indah dan sepatu yang baru. Ye Xiu bahkan membawanya berjalan-jalan hanya dengan melihat-lihat jalan dengan santai di sekitar penginapan.

Mereka berdua tidak membicarakan tentang sesuatu secara khusus, karena tidak ada topik yang cocok untuk keadaan mereka saat itu. Ye Xiu tidak tahu bagaimana cara untuk memulai obrolan kecil bersama dengan seorang anak berusia 9 tahun, sementara Senja sudah terbiasa untuk tidak berbicara banyak dengan orang lain.

Sebenarnya,selain menanyakan apa yang mau Senja makan atau apahak ia sudah merasa lelah dan butuh istirahat, sisanya hanyalah keheningan.

Kota L distrik 9 adalah pinggiran Kota yang cukup ramai.

Orang-orang berkeliaran hingga matahari terbenam di arah barat dan setelah itu barulah Ye Xiu membawa Senja kembali ke penginapan.

"Senja," Ye Xiu memanggil gadis kecil itu dengan lembut.

"Ya?" Senja menjawab sambil mengunyah apel merahnya dengan gembira. Ia mendapatkan gaun baru, perhiasan dan sudah pergi ke suatu tempat yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya. Singkatnya, suasana hati Senja sangat bagus dan bahagia hari ini.

"Apa kau tahu perpustakaan lama di taman timur di kediamanmu?"

Senja mengangguk. Tentu saja ia mengetahuinya, itu adalah perpustakaan yang dibangun kembali oleh Kakek untuknya karena Carye telah menciptakan citra tentangnya sebagai seorang kutu buku. Senja menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bersembunyi di taman belakang perpustakaan itu.

"Apa kau tahu bahwa di dalam ruangan itu terdapat sebuah pintu rahasia yang menghubungkan jalan di dekat toko obat?"

Senja menatap Ye Xiu dan akhirnya ia menggelengkan kepalanya. Ia tahu mengenai perpustakaan itu, tapi ia tidak pernah tahu bila disana ada sebuah pintu rahasia di dalamnya.

"Jika kau kembali ke rumah dank au ingin berjalan-jalan, kau bisa menggunakan pintu itu untuk kabur menyelinap keluar." Ye Xiu memberitahu Senja mengenai informasi ini.

Ia tahu bahwa Senja sangat suka berjalan-jalan di sekitar jalan untuk pejalan kaki dan untuknya yang hanya berdiam di dalam rumah, itu terlihat lebih seperti Carye yang membuatnya seperti itu. Dan bagi Ye Xiu yang mengetahui pintu rahasia itu adalah karena;

Pada awalnya, ketika Tetua Dam telah merencanakan untuk membangun kembali bangunan itu menjadi perpustakaan 2 tahun lalu, Kerajaan Xinghe mendapatkan berita mengenai hal ini dan menyelinapkan salah satu dari penduduknya sebagai pekerja bangunan untuk membuat pintu rahasia itu.

Rencana awalnya adalah untuk memberikan serangan kejutan kepada Klan Pedang Hitam. Dengan Klan Pedang Hitam yang berhasil diserang, itu pasti akan mempengaruhi Tentara Kerajaan Azura. Namun, ketika Ye Xiu mengetahui tentang ini, Xiao Jun dan Ye Xiu membunuh seluruh pekerja itu. Sebagai hasilnya, Kerajaan Xinghe tidak pernah tahu tentang lokasi dari pintu rahasia itu dan Klan Pedang Hitam pun tidak akan pernah berpikir bahwa aka nada sesuatu seperti pintu rahasia itu di dalam kediaman mereka.

Tindakannya dapat dianggap sebagai pengkhianatan terhadap Negaranya sendiri. Namun ia mengetahuinya lebih baik, rencana penyergapan yang telah direncanakan oleh Kaisar Xinghe tidak akan sepenuhnya menghancurkan Klan Pedang Hitam, Klan mereka terlalu kuat untuk dikalahkan hanya dengan satu kali serang. Maka itu hanya akan menjadi bumerang bagi rencana Xinghe.

Selama ini, Xinghe masih bisa ada karena Klan Pedang Hitam menahan perang dingin yang terjadi di antara mereka itu dan jika Kerajaan Xinghe membuat gerakan untuk menyerang lebih dulu, maka pada saat itu, tidak akan berakhir baik untuk Xinghe.

Bagaimanapun, Xiao Jun dan Ye Xiu memiliki rencana lain mengenai hal ini. Perang dingin di antara Kerajaan Azura dan Kerajaan Xinghe tidak akan pernah terjadi sejak awal.

Karena itu, hanya Xiao Jun dan Ye Xiu yang mengetahui tentang hal ini dan akan tetap seperti itu hingga ia memberitahukannya kepada Senja seerti saat ini.

Mungkin, karena Senja merasakan arti lain dari kalimat yang dikatakan oleh Ye Xiu dan menambahkan perasaan tidak aman yang dirasakan olehnya, gadis kecil itu dengan tiba-tiba berhenti melangkah, "Aku tidak mau kembali untuk pulang." Senja menyatakan sambil menatap Ye Xiu dengan kedua matanya yang mulai berkaca-kaca.