Chereads / The Story of Dusk -Indonesia- / Chapter 13 - YE XIU MENINGGALKANNYA

Chapter 13 - YE XIU MENINGGALKANNYA

Pengejaran Ye Xiu berlangsung lama hingga mereka memasuki sebuah pasar malam yang sangat ramai.

Pasar malam ini adalah perpanjangan dari festival sungai yang diadakan kemarin malam, jadi masih ada banyak orang yang berkumpul di luar rumah mereka dan meramaikan jalanan.

Ye xiu, yang memeluk Senja dengan erat menyelinap di antara keramaian orang-orang itu dan lentera, melompat melewati pagar dan dinding hingga ia menggoyahkan para pengejarnya. Ia baru berhenti ketika sampai di sebuah gang sempit yang jauh dari keramaian.

Ia menurunkan Senja, gadis kecil itu masih terisak menangis dan memegangi jubah bagian depan Ye Xiu dengan erat, tidak mau melepaskannya. Seolah-olah, ketika ia melonggarkan pegangannya, Ye Xiu akan meninggalkannya sendirian. Ia akan ditinggalkan sekali lagi.

Itu memang benar bahwa Ye Xiu akan meninggalkannya, tapi itu karena sebuah masalah besar yang tidak mungkin dapat dipahami oleh Senja, walaupun Ye Xiu menjelaskannya pada Senja.

"Senja, kau harus menjadi berani. Kau harus menjadi cukup pintar untuk melindungi dirimu. Berhenti menangis. Air matamu tidak akan membereskan apapun." Ye Xiu berkata dengan tegas kepada gadis kecil itu. "Jangan biarkan mereka berani mengganggumu."

Senja berulang kali menggelengkan kepalanya. Tidak ingin mendengarkan apapun yang dikatakan oleh Ye Xiu kepadanya, ia hanya ingin meninggalkan tempat ini. Senja bahkan tidak ingin bertemu dengan kakeknya dan memaksa Ye Xiu untuk bergerak lagi. Ia menyeret jubah Ye Xiu. Namun, kekuatannya tentu saja tidak cukup kuat untuk membuat Ye Xiu melangkah satu kali pun. Tapi, Senja tetap bertahan.

"Ayo Paman, ayo kita pergi… kita harus meninggalkan tempat ini." Senja memohon sambil terus mencoba untuk menarik Ye Xiu menjauh dari para pengejar mereka. Ia memaksa Ye Xiu untuk bergerak lagi maka mereka dapat terus menjauh dari kakek dan ayahnya.

"Paman, kita harus pergi…" Senja merengek dengan putus asa untuk membuat Ye Xiu bergerak. Kedua tangannya yang kecil memegang erat jubah Ye Xiu.

"Paman sungguh minta maaf, Senja." Ye Xiu berbisik.

***

Dalam jarak di antara lautan manusia, Tetua Dam menggertakkan giginya ketika ia menyadari bahwa orang yang sedang ia kejar telah menghilang. Meskipun begitu, ia terus saja memaksakan tubuhnya untuk menerobos keramaian, mencoba dengan keras untuk tidak melepaskan kemarahannya kepada orang-orang yang tidak bersalah yang mengerumuninya dan memperlambat gerakannya.

Xiao Jun bergerak dengan sangat fleksibel dan dengan mudah menyelinap di antara orang-orang. Ia berhenti di gang yang sama dimana Senja menangis tanpa henti sambil terus mencoba untuk menarik Ye Xiu menjauh. Cahaya saat itu sangat redup di tempat ini.

Sosok Xiao Jun yang tinggi berdiri tidak jauh dari mereka. Walaupun tubuhnya di selimuti oleh bayangan dari bangunan yang ada di sebelahnya, entah mengapa Ye Xiu menyadari kehadirannya dan menatap ke arah gang yang sempit dan gelap itu.

Orang yang lain yang berlalu-lalang di sisi jalanan lain tidak dapat menyadari bahwa Xiao Jun berdiri disana, kecuali Xiao Tianyou yang telah membuntuti Xiao Jun dan sekarang berdiri di belakang dinding.

"Jangan mencampuri masalah ini." Xiao Jun berbicara di tempat sepi itu, seperti ia memgetahui bahwa adiknya berada disana, "Biarkan aku yang menanganinya."

Xiao Tianyou yang bersembunyi di ujung dinding muncul dari kegelapan. "Kau lebih baik memberitahunya untuk tidak melakukan hal bodoh lagi." Xiao Tianyou berkata dengan dingin terhadap kakaknya.

Xiao Jun memutar tubuhnya dan menghadap Xiao Tianyou bersamaan dengan sebuah senyuman yang mengembang di wajahnya. "Jangan khawatir, aku akan memberitahunya." Xiao Jun meyakinkannya.

Di wakrtu yang bersamaan, Xiao Jun melangkah maju ke tempat yang bercahaya remang itu dan menampakkan kehadirannya hingga tatapan matanya bertemu dengan tatapan Ye Xiu dan secara diam-diam pengertian menghampiri mereka berdua. "Aku berhutang padamu." Xiao Jun berkata pada Xiao Tianyou.

"Kau berhutang padaku terlalu banyak." Xiao Tianyou sedikit menyetujui pernyataan Xiao Jun.

"Ya, jalannya masih panjang bagiku untuk membayarmu." Xiao Jun membalas dengan bercanda sebelum ia melompat ke arah Ye Xiu.

Mereka berdua berlari ke arah utara, dimana pelabuhan berada. Dan meninggalkan Senja sendirian.

Ketika Xiao Jun sudah menghilang, Xiao Tianyou berjalan dengan santai menuju tempat gadis kecil yang masih menangis tanpa henti. Ia tidak memiliki pengalaman dengan anak-anak, terlebih pada yang sedang menangis. Maka, Xiao Tianyou dengan sederhana menyandarkan tubuhnya ke dinding yang ada di belakangnya dan hanya menyaksikan Senja.

Gadis itu tidak menyadari bahwa disana ada orang lain dan Xiao Tianyou tidak memiliki niat untuk mengganggu waktu sedihnya.

Senja meratap dan mengusap matanya. Tapi, karena ia tidak dapat mengejar Ye Xiu dan ia tidak tahu mengenai keberadaannya, ia tidak bisa berkeliaran sembarangan.

Sejujurnya, Xiao Tianyou tidak cukup mengerti dengan tujuan kakaknya. Ia merasa bahwa ada hal yang sangat rahasia terjadi di antara Xiao Jun dan Ye Xiu. Tapi, karena Xiao Jun tidak menyebutkan tentang apapun mengenai hal itu, ia akan mencari tahu sendiri.

Sejak kepergian orang tua mereka, Xiao Jun telah mengambil semua tanggung jawab. Xiao Tianyou mengerti, bagaimana menakutkannya perebutan kekuasaan yang telah terjadi saat itu. Mereka berdua mungkin sudah mati tanpa diketahui oleh siapapun jika itu bukan karena kecerdasan Xiao Jun.

Walaupun Xiao Jun tidak membicarakan tentang kejadian mengenai orang tua mereka, Xiao Tianyou mengerti bahwa itu tidak akan mudah seperti kelihatannya di permukaan dan semua hal yang Xiao Jun lakukan sekarang sepertinya berhubungan dengan semua hal itu.

Setelah beberapa waktu, akhirnya Tetua Dam dan Wang Yu menemukan lokasi mereka, ketika Komandan tua itu melihat cucunya yang tersayang, ia bergegas menghampiri Senja dan memeluknya dengan sangat erat.

"Jangan menangis, nak. Jangan menangis, kakek disini." Tetua Dam mengusap punggung Senja dan membelai rambutnya. Namun Senja tidak berhenti menangis malah menjadi semakin kencang.

Senja tidak mau kembali bersama kakek dan ayahnya. Ia ingin pergi bersama Paman Ye Xiu, kedua matanya melihat-lihat sekitar dalam usaha terakhirnya untuk mencari keberadaan Ye Xiu. Tapi, Ye Xiu tidak dapat ditemukan dimanapun.