Raga dalam masalah. Pasalnya sejak kejadian tadi malam dirinya menjadi tak enak pada Savira. Perempuan itu benar, sepertinya Raga memang sudah seenaknya padanya dengan mengatakan akan mengizinkan ibunya datang ke rumahnya dan menunjukkan jika selama ini yang ia sebut kos adalah rumah Savira.
Mungkin bagi Raga itu tidak masalah. Namun tidak bagi Savira, karena pasti perempuan itu dicap buruk oleh ibunya.
Raga sudah menyeduhkan kopi untuk Savira, juga roti bakar untuk perempuan itu.
Dan setelah puluhan menit berlalu Savira keluar sudah rapi dengan tas selempang di pundaknya.
"Udah mau berangkat?" tanya Raga, ia berdiri ketika melihat Savira hendak pergi.
"Iya, kenapa?" tanya Savira.
"Aku—udah buatin kopi buat kamu sama roti bakar." Raga menunjuk roti bakar yang ada di atas meja dengan matanya.
Savira tersenyum. Wajah tegang Raga berubah melunak dan lega. Sepertinya Savira sudah memaafkan dirinya. Mungkin benar dia memang sudah dewasa dan tak mau memperumit masalah tadi malam.