"Kayaknya aku gak bisa mampir nih," ucap Rafael sambil menahan senyumnya ketika melihat seorang lelaki sudah berdiri di depan pintu pagar.
Dia adalah Raga.
"Lagian udah malem," sahut Savira hendak melepaskan sabuk pengamannya.
"Besok—bisa pulang bareng lagi, kan?"
Savira terdiam sejenak. Dia memang suka gratisan apalagi kalau masalah transport seperti ini. Namum takutnya banyak omongan miring jika dia setiap hari pulang dengan Rafael.
"Gak usah deh."
"Kenapa?"
"Gak enak sama yang lain."
"Kamu peduli?"
"Iya, karena aku cewek dan kamu cowok. Pasti yang dituduh menggoda aku bukan kamu."
Rafael kemudian membiarkan Savira turun dari mobilnya. Ia menghela napasnya dan melihat bayangan itu sedang mengusak rambut Raga dengan lembut.
"Kayaknya udah deket banget," gumam Rafael.
**
"Pantes gak mau aku jemput, karena sama dia bisa naik mobil?" tanya Raga sambil mengekor Savira di belakangnya.
