Tae hee membuka mata nya dan mendapati diri nya tengah berada di sebuah ruangan yang gelap, ia pun menoleh ke kanan dan kiri nya mendapati diri nya tengah duduk di sebuah kursi dan meja yang cukup panjang. Tepat di depan nya dan di ujung meja terpampang sebuah Patung malaikat dengan pedang besi yang di pusat kan ke bawah. Dari dalam ke gelapan ada enam orang yang berbeda beda cara pakaian nya dan umur nya, satu orang terlihat seperti anak usia 10 tahun dan yang satu nya sekitaran umur 15 tahun, sedang kan sisa nya seperti gadis seusia dengan Tae hee. Mereka pun duduk di kursi yang berada di depan Tae hee seperti tengah mengadakan sebuah rapat, mereka pun menoleh ke arah Tae hee yang langsung membuat Tae hee ketakutan. Wajah ke enam gadis tersebut sangat mirip dengan wajah nya, sampai ia pun bangkit dari kursi nya. Dari belakang patung berjalan lah seseorang yang tidak asing bagi nya, ya sosok yang selama ini mengikuti Tae hee kini ia berdiri di depan nya dengan jarak yang cukup jauh. Ia pun duduk di kursi yang tepat berada di bawah patung malaikat tersebut dengan tatapan seakan mengatakan bahwa dialah penguasa ruangan ini.
" apa yang akan kita lakukan untuk memberitahu gadis bodoh ini ? " sahut salah satu dari mereka.
Mereka semua tampak menatap Tae hee secara bersamaan, menatap tajam seakan penuh dengan tusukan, ia sangat merasa terintimidasi oleh suasana tersebut. Wajah wajah itu sangat tidak asing bagi diri nya ketika ia melihat gadis berumur 15 tahun yang terlihat sangat penuh dengan sifat membangkang.
" Kau tahu berapa lama kami berada di tempat seperti ini hanya untuk menunggu hal sebesar ini? tidak seharu nya Mama mengeluar kan diri mu dari dalam tempat ini, jika Mama mengeluarkan diriku pasti semua nya sudah di mulai. "
" kau juga sangat ceroboh dan tergesa-gesa bodoh! Mama tidak akan mengguna kan mu membuat hal ini semakin rumit "
" tapi perlu kalian lihat juga bahwa dia yang terpilih malah memperlambat waktu kita, heyy kau.. kenapa kau memperlambat waktu kami dengan hal hal yang sangat bodoh? Waktu mu sudah hampir habis, jadi serah kan semua nya kepada Mama .. "
Semua nya mengatakan kata ' Mama ' pada saat memanggi sosok yang duduk di bawah Patung itu, seperti nya ia memang yang mendominasi mereka semua dan mengendali kan semua nya. Tae hee yang tidak tahu apa-apa pun hanya menatap bingung ke arah semua nya, sosok itu pun berdiri dan menunjuk kan ekspresi datar nya dan menatap tajam ke arah Tae hee. Ia pun berjalan mendekat ke arah Tae hee dan berdiri di depan nya.
" ana-anak, kalian jangan menyudut kan seperti ini dan membuat nya semakin ketakutan. Dia tidak bisa mengingat apapun tentang siapa diri nya, itu juga salah kalian yang menghilang kan ingatan nya terlalu dalam dan akhir nya ia tidak ingat apa pun. Aku bisa memaafkan hal itu, dan saat kau tidak paham arti mimpi yang aku berikan pada mu aku bisa memaaf kan nya, tapi saat kau membiarkan kakak kami terbunuh begitu saja rasa nya aku ingin menjadi kan mu debu saat itu juga. Aku akan memberikan mu sedikit waktu dan mengembalikan ingatan mu tentang dirimu, setelah ini jalan kan tugas mu dan kemali ke tempat ini secepat nya. " sahut sosok tersebut yang langsung memegangi kepala Tae hee.
Satu demi satu ingatan nya pun berputar di otak nya tentang siapa diri nya dan mengapa ia bisa tidak mengingat hal hal penting di dalam diri nya, mata nya pun membulat dan wajah nya pun ternganga, ia pun segera bertekuk lutut di hadapan sosok tersebut dan meminta pengampuan dari nya.
" maaf kan aku Mama, selama ini aku tidak bisa mengingat dan belajar apa pun dari semua yang sudah kau kirim kan kepada ku.. maaf jika kau telah mengacaukan semua nya dengan memperlambat waktu " sahut Tae hee.
Sosok itu pun memperlihat kan smirk nya, dengan sangat puas ia bisa menyeret Tae hee kembali pada jalan nya dan membawa nya ke tempat ia di hidup kan. Ia pun meminta pada Tae hee untuk mempercepat tugas nya yang selama ini ia perlambat, setelah itu ia pun mengeluar kan Tae hee dari Ruangan gelap tersebut.
Tae hee pun terbangun dari tidur nya, ia pun menyadari bahwa diri nya tertidur semalaman di Bath up yang penuh dengan air. Ia pun melihat air di bath up yang sudah berwarna merah, ia pun menoleh ke arah tangan nya yang semalam ia iris tersebut yang ternyata tidak ada sama sekali bekas luka di tangan nya. Ia pun segera bangkit dan membersih kan diri nya, saat selesai membersih kan badan nya ia pun segera bergegas memakai seragam sekolah nya dan mengambil sebuah totten bag yang ada di atas meja nya. Totten bag itu akan ia berikan pada Soo Yeong dan menjalan kan rencana nya, hari ini ia mengubah penampilan nya dengan sangat berbeda setelah mendapatkan siapa diri nya sebenar nya. Ia pun bergegas turun dan menuju mobil, ia melewat kan sarapan bersama dengan keluarga nya dan langsung bergegas ke sekolah. Ia pun menyuruh sekretaris nya untuk mengkonfirmasi apakah Seung ki sudah pergi ke sekolah atau masih ada di apartemen, ia tidak akan terlalu cemas jika sekretaris nya membantu nya mengurus semua nya dengan sangat teliti maka tak heran diri nya sangat merasa puas akan hasil kerja nya.
Tae hee pun sampai ke sekolah, di sana sudah sangat ramai oleh murid-murid yang berdatangan. Dengan langkah tegak nya Tae hee berjalan di sekitar koridor kelas, menatap tajam ke arah depan nya. Ia bahkan sempat berpapasan dengan Jae seok, namun ia tidak mengatakan apa pun pada nya dan malah langsung masuk ke dalam kelas. Ia pun berjalan menuju kursi nya, namun sebelum sampai ke sana ia pun mendapati Soo Yeong tengah menatap nya.
" Selamat pagi Soo Yeong " sahut Tae hee yang langsung berhenti di depan meja Soo Yeong.
" P-pagi " sahut Soo Yeong yang langsung terlihat gugup, ia kebingungan kenapa wajah Tae hee terlihat biasa biasa saja, padahal diri nya baru saja kehilangan kakak nya.
" aku sangat menikmati perjalanan ku di Roma, aku bahkan membelikan mu souvenir saat aku tengah berjalan jalan di pusat kota. Aku harap kau menyukai nya, ada apa dengan mu Soo Yeong? Kenapa kau menatap ku seperti itu? "
" e.. tidak apa-apa, kau hanya kurang tidur saja, terima kasih atas hadiah nya "
" kau pasti sangat berusaha keras untuk mewujud kan impian dan harapan mu sampai kau kurang tidur begini, aku pergi ke tempat ku dulu "
Tae hee pun berjalan dengan smirk yang menghiasi wajah nya, kata-kata nya tadi langsung membuat Soo Yeong terdiam begitu saja. Karena merasa ada yang aneh, Soo Yeong pun langsung menoleh ke arah Tae hee yang sudah duduk di kursi nya tersebut, Tae hee yang melihat Soo Yeong melihat ke arah nya pun langsung tersenyum lebar ke arah nya.