ROSE AND SUNSET
Di sela-sela kegiatan para mahasiswa yang membantu membuat perayaan pembukaan festival panahan, hyunsang menyempatkan diri untuk pergi ke singgasana ayahnya. Awalnya dia tidak diperbolehkan karena saat itu ayahnya sedang mengadakan rapat bersama beberapa orang kepercayaan raja, salah satunya adalah ayah dari seungmin.
"apa tujuanmu kemari?" Tanya sang raja marah kepada putranya.
"maafkan aku yang mulia, karena sudah lancang. Ada beberapa hal yang ingin hamba adukan kepada yang mulia" kata hyunsang.
"apa itu putra mahkota?" Tanya balik sang raja.
"aku ingin siapapun penembak anak panah ke hansung harus dihukum seberat-beratnya. Hal seperti ini sangat membahayakan siapapun dan hamba tidak ingin hal seperti ini terulang kembali"
"aku mengerti maksudmu, sebelum kedatanganmu kemari. Aku dan beberapa orang kepercayaanku juga sedang membahasnya. Karena masalah ini adalah masalah yang serius, kita sepenuhnya harus berterima kasih kepada hansung, bisa jadi jika bukan dia yang mengorbankan dirinya untukmu kau pasti sekarat dan hal itu akan memudahkan pihak lawan untuk mengambil alih kekuasaanku" kata sang raja.
"ayah! Apa yang ayah pikirkan. Itu salah!. Aku berani bertaruh, pemanah ini memang sengaja mengenai kim hansung, bukan sebaliknya. Anak panah ini benar-benar diarahkan kepadanya bukan ke arahku. Yang nyawanya terancam bahaya adalah dia! Bukan aku!" kata hyunsang.
"putraku, hidupmu masih terlalu muda untuk memahami betapa bahayanya nyawa seseorang ketika ia mendapatkan suatu jabatan penting. Terutama karena kau adalah putra mahkota, yang akan meneruskan tahtaku. Percobaan pemusnahan nyawa yang terjadi pada hansung bisa jadi hanyalah taktik untuk mengecoh kita semua, bahwa dia memiliki sesuatu yang sangat berharga untuk kerajaan kita. Akan tetapi, yang sesungguhnya dalam bahaya adalah dirimu sendiri"
"yang mulia, dengarkan aku. Pemanah itu termasuk sangat handal, dalam keadaan yang hampir gelap dirinya hampir mengenai jantung hansung, dia mencoba membunuh hansung, bukan aku!"
"sudah berapa kali kukatakan! Kau yang dalam bahaya! Bukan hansung! Dia hanyalah umpan hyunsang! Umpan! Untuk mengecoh kita semua!" sang raja meninggikan suaranya membuat siapa saja terdiam.
Semuanya hening. Bahkan suara napas pun hampir tidak terdengar.
"yang mulia, bagaimana jika anda yang salah?" Tanya hyunsang. Kemudian ia pun menunduk dan berbalik ke pintu.
"aku tidak mau tahu, perketat keamanan putra mahkota dan awasi semua teman-temannya, siapa tahu salah satu diantaranya memakai topeng" kata yang mulia raja.
"lalu, bagaimana dengan hukuman untuk pemanah yang mulia?"
"kita belum bisa berbuat banyak, karena jika kita langsung memberinya sanksi atau hukuman itu tidak akan memberatkan pemanah tersebut. Kita harus mengumpulkan bukti berupa anak panah yang hampir melukai putraku itu hingga tiga buah anak panah. Jika seperti itu, kita bisa memberi hukuman yang sangat berat kepada pemanah tersebut" ucap sang raja.
Kemudian disetujui oleh para anggota istana kepercayaan raja yang ada di ruangan tersebut. Sebelum raja berdiri hendak keluar dari ruangan itu, ia menghadap panglima kerajaan dan berkata, "atur pertemuan rahasiaku dengan kim hansung, apa yang membuatnya bisa menjadi sasaran kejahatan di istana".
"baik yang mulia" setelah mengangguk, sang raja kemudian keluar. Sang panglima sedikit kebingungan, peristiwa apa yang sedang menghantui istana sekarang ini?
# # #
Hansung terbangun dari tidur siangnya. Dia terkejut ketika paman hanlong ada di sampingnya, duduk menungguinya. "syukurlah kau sudah bangun. Aku harap kondisimu baik baik saja wonbi".
"sejak kapan paman disini? Kenapa tidak membangunkanku dari tadi. Ya ampun, aku sangat tidak sopan" kata hansung panic, ia kemudian menyibakkan selimutnya dan duduk sila menghadap pamannya.
"tidak apa-apa. Paman baru saja disini, paman sudah minta izin oleh pengawasmu di asrama ini dan dia memperbolehkanku mengingat kau adalah putraku" hening. Setelah paman hanlong berkata seperti itu, mereka berdua terdiam. Mengingat bahwa hansung putra kandungnyalah yang harusnya masih hidup dan mendapat serangan seperti ini.
Paman hanlong menarik napas panjang, "ada sesuatu yang ingin paman katakan. Aku tidak tahu apakah ini benar atau salah tindakanku, tapi bagaimanapun juga harus segera kusampaikan padamu agar kau juga waspada"
Jantung hansung berdetak lebih kencang dua kali dari sebelumnya, dirinya menduga-duga hal yang mungkin saja akan dikatakan oleh pamannya. "apa itu paman?"
"aku mengira, bahwa ada seseorang yang sedang mengincar kematianmu atau bisa jadi juga kematian putra mahkota" paman terdiam sejenak sebelum melanjutkan. "seseorang bisa jadi mencari letak kelemahanmu dan kemudian ingin membunuhmu karena… karena bisa jadi dia iri karena kau berhasil di posisi ranking satu, atau iri karena kau adalah putraku yang notabene mantan panglima kerajaan dan tentu mendapatkan kepercayaan dari yang mulia raja adalah hal yang mudah dan itu tidak ia inginkan. Atau kemungkinan lainnya, dia mengetahui bahwa kau seorang gadis dan hendak melenyapkan nyawamu sebagai cara yang sangat terang-terangan untuk mengungkapkan identitasmu apalagi ketika menjelang kremasi sehingga aku disini yang menjadi sasaran aslinya, public pasti bertanya apa yang terjadi pada putra kandungku dan kenapa ada seorang gadis yang kuperbolehkan menggunaka identitas putraku? Selain itu, ini yang menurutku tidak mengerikan bagimu tapi cukup mengerikan untuk semuanya. Seseorang mengincar kematian putra mahkota, saat itu kau sedang bersamanya kan? Dia berencana menembakkan anak panah kea rah putra mahkota akan tetapi meleset dan mengenaimu. Yang kucurigai sekarang, pelakunya adalah seorang gadis, karena sekarang sedang mendekati festival panahan para gadis, jadi dia pasti merasa aman karena semua gadis bangsawan bisa dijadikan tersangka"
Setelah paman hanlong selesai bicara, hansung mulai bernapas kembali. Sepanjang opini pamannya tadi dia menahan napasnya. Dia menimang-nimang apa yang diucapkan pamannya, ada tiga kemungkinan, kemungkinan pertama adalah putra mahkota sebagai sasarannya. Sedangkan dua kemungkinan sisanya adalah dia, hansung, sebagai sasaran percobaan pembunuhan ini.
# # #
Di tengah kesibukan menyiapkan festival dohyun menyempatkan dirinya untuk kembali ke balai pengobatan, dirinya pergi ke sebuah sisi yang ada di pojok balai pengobatan. Tak jauh dari ranjang yang menjadi tempat dirawat hansung sebelumnya.
"ada hal penting yang harus aku telusuri sekarang, kenapa pemanah ini menjadikan hansung sebagai sasarannya?" kata dohyun pada dirinya sendiri.
Ia mengambil sebuah tabung kecil dan membuka penutupnya, ada dua buah anak panah yang kemarin menancap di tubuh hansung. "aku akan mencari siapa pemilik anak panah ini" ucap dohyun dalam hati.
Sebuah suara pintu terbuka di belakangnya, ia pun segera menutup tabung kecil tersebut. "dohyun? Untung saja tebakanku tidak salah kalau kau disini. Kau dicari oleh seonho, katanya dia membutuhkanmu segera" ucap salah satu mahasiswa yang berasal dari asrama persik.
"baiklah, aku akan kesana" kemudian mereka berdua pun keluar dari balai pengobatan tersebut. Tak lupa dohyun membawa tabung berisi dua anak panah tersebut agar bisa ia simpan aman di asrama bongsul.
"aku harus mulai waspada terhadap semua orang" kata dohyun dalam hati. "Hansung dalam bahaya, entah apa yang membuatnya dalam keadaan bahaya, padahal dia kan tidak memakan identitas aslinya, oh tunggu! Jangan-jangan karena dia sedang menyamar di haeseok, itulah kenapa dia dalam posisi bahaya!" dohyun berhenti.
"dohyun? Apakah ada sesuatu yang mengganggumu?" Tanya pria yang tadi memanggilnya. "tidak, tidak ada. Ayo kita susul seonho dan teman-teman yang lain" ucap dohyun berusaha menyembunyikan kekagetannya.