ROSE AND SUNSET
Hyunsang berlari sangat cepat, sebelumnya ia mendapat tugas untuk mengambil beberapa pesanan gulungan kain bersama teman-temannya. Ketika ia masih di depan toko kain tiba-tiba seonho berlari mendatanginya, ia belum bernapas dengan benar sehingga hyunsang berkata, "tenanglah, tenang! Tarik napas dulu tidak perlu terburu-buru"
"kau harus kembali ke haeseok sekarang, kau pasti akan marah besar. Hansung menyetujui untuk memperpendek jangka hukuman kalian berdua dengan cara kalian berdua bergabung dalam pertandingan panahan bersama para gadis bangsawan lainnya menggantikan shin dawon"
Ucapan seonho bagaikan sambaran geledek bagi hyunsang, ia langsung menyerahkan gulungan kain besar itu kepada seonho dan segera berlari ke haeseok untuk mencari hansung. Sesampainya di haeseok ia langsung berlari menuju aula, tidak ada hansung, di ruangan sampingnya tidak ada juga, bahkan di dekat peternakan sapi jikalau ia mendapat tugas disana tidak ada. Hingga akhirnya ia pun pergi ke ruang guru han dan benar dia ada disana membungkukkan badan di depan gurunya itu.
Mengetahui kedatangan hyunsang guru han tersenyum. Hansung menampilkan wajah datarnya seolah-olah ia tahu bahwa hyunsang pasti akan marah dengan sikapnya.
Mereka memutuskan untuk saling bicara empat mata di tempat lain. "kenapa kau putuskan hal ini sendian? Harusnya kau mengajakku berunding!" hyunsang marah, namun Nampak dari suaranya bahwa ia tidak ingin memarahi sahabat yang terluka sebelumnya.
"aku tahu, kau pasti akan menolakku dan meminta untuk tidak ikut campur dalam urusan keluarga shin, iya kan?" ujar hansung.
Hyunsang hanya diam, ada banyak alasan kenapa mereka tidak boleh terlibat dalam keluarga shin. Untuk kepala keluarga shin dongwook tidak memiliki riwayat buruk apapun, akan tetapi istrinya…. Hyunsang menimbang-nimbang hal tersebut.
"mendiang ibuku sendiri pernah berkata bahwa, istri dari menteri shin adalah jenis wanita yang tidak bisa ia temui dimanapun, bukan dalam arti yang baik tentunya" hyunsang diam sejenak.
"tapi kau tentu tahu, tentang dua bersaudari dawon dan chaewon"
"ada apa dengan mereka?" Tanya hansung penasaran.
"kuberitahu ya anak manis, shin dawon memiliki rasa kepadaku.." sejenak hyunsang berhenti memandang hansung dengan tatapan memohon pengertian. Tapi hansung hanya diam menunggu apa yang akan diucapkan temannya tersebut.
"oh ayolah…. Kau tahu maksudku kan?"
"maksudmu, dawon menyukaimu dan ingin hmmm, ya menjadi kekasihmu? Kenapa kau malu mengatakannya, kau juga suka padanya?"
"hansung! Jaga bicaramu, mana mungkin aku bisa menyukainya. Sejak dulu aku tidak mau dekat dengannya, aku tahu ada yang berbeda dengan dirinya maksudku dalam arti yang tidak baik. Untuk dohyun, sang adik yang mengejar-ngejar cinta dari dohyun"
"terus? Apa peduliku disitu?" Tanya hansung.
"hei, aku ini temanmu, kau harus mendukungku bukan?"
"hansung tampak menimbang-nimbang sebentar, benar aku ini temanmu, harusnya kau ada usaha untuk membantuku" kata hansung.
Permohonan hansung cukup singkat, tapi hyunsang tak bisa menolaknya entah bagaimanapun itu. Ia sendiri tidak tahu apa yang sedang direncanakan sahabatnya itu, "boleh aku tahu apa rencanamu?" Tanya hyunsang.
Hansung terdiam sejenak "tentu kau ingat bagaimana aku kesakitan saat terkena racun panah shin dawon" hyunsang mencoba memasang telinga dengan baik.
"lalu, apa yang akan kau lakukan?" Tanya hyunsang tak sabar.
Hansung pun hanya menyunggingkan senyum penuh arti kepada hyunsang.
# # #
Chaewon sedang memberi makan sekawanan burung merpati yang ada di depan mansionnya. Dia pun hanyut dalam lamunan hingga salah seorang pelayannya menyadarkannya, pelayan itu langsung menunduk dan memberitahukan majikannya bahwa ia memiliki seorang tamu.
Tanpa butuh waktu lama lagi, chaewon menyadari bahwa hansung dan hyunsang lah yang datang ke tempat kediamannya. Saat melihat mereka berdua entah kenapa perasaan takutlah yang timbul di hatinya. Cara hansung berjalan terlihat sangat percaya diri seolah-olah tidak ada yang dia takuti selama ini. Padahal beberapa hari yang lalu ia terbaring lemah tak berdaya di dalam balai pengobatan.
Nyali chaewon semakin ciut, manakala di belakangnya terdapat putra mahkota. Sepertinya mereka adalah sahabat yang dekat, batin chaewon dalam hati.
Akhirnya mereka bertiga mencari tempat yang dirasa cukup baik untuk mengobrol satu sama lain. "maafkan aku, aku harusnya bisa menjamu kalian dengan baik" ucap chaewon sebagai permulaan.
"aah tidak, itu tidak perlu. Tidak masalah jika aku tidak dijamu di keluarga…. Shin? Tidak apa-apa sungguh. Aku takut jika salah satu hidanganmu yang masuk ke mulutku terdapat racun, kau tahu tempo hari yang terjadi padaku karena kakakmu?" kata hansung tanpa merasa bersalah sedikitpun.
Melihat raut muka chaewon, hansung merasa senang karena ia berhasil mencari celah dari kelicikan dari keturunan ibunya. Ia yakin, sifat manis dan polos chaewon hanyalah topeng dan haus rasa kasihan dari orang-orang. Ia yakin, aka nada saatnya ia membuka kejahatan yang tersimpan dari sifat halus adik tirinya itu.
"maafkan aku, apakah aku terlalu kasar?" Tanya hansung.
"jika kehadiranmu kesini hanya untuk menjelekkan keluargaku maka pergilah, aku juga tidak mau menerima tamu sepertimu" kata chaewon berlalu.
Namun, belum sampai sepuluh langkah. Hansung memanggilnya, "aku kesini tidak berniat bertamu, aku kesini karena sedang menawarkan sesuatu" perkataan hansung berhasil membuat chaewon berhenti.
"aku yakin kau pasti akan tertarik dengan tawaranku ini, nona"
Chaewon membalikkan badan, "kau jangan mencoba menipuku tuan hansung, pertama kali aku melihatmu aku merasa kau adalah orang yang baik. Lalu kenapa kau sekarang bisa selicik ini? Apakah karena lingkungan istana yang membuatmu berpikir demikian?"
"jangan berprasangka dulu gadis manis. Aku hanya ingin menawarkan sebuah perjanjian, atau bisa dibilang kesepakatan. Tenang saja, kesepakatan ini sudah aku pikirkan untuk juga memenangkan sebagian pada keluargamu"
Mendengar kata keluarga chaewon langsung terdiam dan tidak bernapas, ia benar-benar akan tertarik akan penawaranku, batin hansung.
"apa itu?" Tanya chaewon lagi, ia juga berhati-hati dalam tiap kata yang hendak keluar dari mulutnya.
Ia pun sadar, posisi keluarganya di mata para bangsawan lain sedikit tercoreng karena perbuatan amoral saudarinya. Ia merasa direndahkan oleh bangsawan lainnya. Ia harus segera mengembalikan nama keluarganya, pikirnya dalam-dalam.
"aku dan hyunsang akan turut serta dalam pertandingan panahan putri bangsawan sebagai tugas hukuman kami yang terakhir. Kami akan menjadi bagian dari timmu. Keuntungan lainnya adalah kau tetap bisa mengikuti permainan tersebut karena kau punya tim. Setidaknya jika kau mengizinkan kami menjadi bagian dari timmu kau bisa menaikkan harga diri keluargamu, bukan?"
Chaewon nampak terdiam cukup lama, yang ia pikirkan sekarang adalah citra ibunya di mata masyarakat. Ia ingin bisa berkontribusi atas perbaikan nama baik keluarganya yang sempat tercoreng karena kakaknya.
"selain itu, apa yang akan kudapat?" Tanya chaewon meminta lebih. Mendengar pertanyaan chaewon tidak membuatnya heran. Gadis ini benar-benar keturunan orang licik, batin hansung.
"pertama, kau memperbaiki nama baik keluargamu. Kedua, peranmu di politik mungkin akan diperhitungkan dengan baik soalnya, yaa kau bisa lihat sendiri jika kita menjadi sebuah tim maka orang-orang akan berpendapat kau memiliki bakat untuk bernegosiasi, ketiga…. Hmmm mungkin kau bisa menikah dengan salah satu dari putra para menteri karena mereka tertarik dengan kemampuanmu…"
"Tidak!" jeritnya. Ia berteriak bahkan sebelum hansung menyelesaikan kalimatnya.
"aku tidak mau pria lain, yang kuinginkan hanyalah dohyun, lee dohyun. Bukan pria lain" ucapnya sambil menahan isak tangis.