Chereads / Beautiful Peach Blossom / Chapter 42 - BAB 42 "MENCOBA MEMASUKI LUBANG ULAR"

Chapter 42 - BAB 42 "MENCOBA MEMASUKI LUBANG ULAR"

ROSE AND SUNSET

"Tidak!" jeritnya. Ia berteriak bahkan sebelum hansung menyelesaikan kalimatnya.

"aku tidak mau pria lain, yang kuinginkan hanyalah dohyun, lee dohyun. Bukan pria lain" ucapnya sambil menahan isak tangis.

# # #

Perkataan chaewon terus terngiang-ngiang di kepala hansung, sudah hampir tengah malam namun matanya tetap tidak bisa diajak tidur. Ia gelisah, sampai tengah malam begini dohyun belum juga kembali ke kamar.

"kemana perginya pria itu di saat tengah malam begini?" Tanya hansung pada dirinya sendiri.

Akhirnya ia pun memutuskan untuk pergi keluar asrama, udara dingin langsung menusuk kulit hingga ke tulang padahal saat itu sedang musim semi. Saat ia keluar ternyata hyunsang sedang duduk di bawah pohon ceri di sebuah dipan yang menjadi tempat mereka berbincang ringan selama ini.

"kau juga belum tidur pahlawan?" goda hyunsang.

"kau sendiri?" Tanya hansung balik sambil duduk di seberang meja dengannya.

"kau special rupanya" ucap hyunsang singkat.

"aku? Kau berbicara padaku? Kau ini kenapa?" hansung bingung karena ia tidak tahu apa yang sedang dimaksud oleh sahabatnya itu.

"tentu kau special, mungkin kau belum menyadarinya" kata hyunsang singkat, namun pandangannya tak bisa lepas dari bulan yang ada di langit.

"hyunsang, ada apa? Apa yang ingin kau katakana padaku?" kata hansung.

"aku hanya tidak habis pikir, kenapa aku baru mengetahui dirimu sekarang ini. Aku tak pernah menyangka bahwa kau lebih dari apa yang kupikirkan selama ini, huft… sampai-sampai ayahku berkata bahwa kau bagaikan batu giok di kerajaan ini" kata hyunsang.

Hansung semakin bingung, apa yang sedang dibicarakan orang di depannya. Kalau ini tentang hansung yang asli dia harusnya kabur, akan tetapi kalau ini mengenai dirinya sebagai hansung yang baru sejak pendaftaran di haeseok akademi maka ia harus mendengarnya.

"kau ini langsung saja, maksudnya apa?" desak hansung.

"sejak dulu, kepergian ayahmu dan dirimu tidak pernah disetujui oleh ayahku. Hanya saja karena suatu keadaan akhirnya kalian memutuskan keluar dari istana. Aku tahu itu kenangan pahit bagimu. Ketika kau datang ayahku mengira bahwa kemampuanmu bisa saja menurun atau kau bisa saja membenci kehidupan istana. Akan tetapi, kau tetap mengagumkan, katanya…."

Hansung menyimak baik-baik apa yang sedang dibicarakan oleh sahabatnya itu. Ia merasa ada info tentang hansung yang bahkan ia tidak ketahui dari dulu, apa itu?

"yang mulia ingin menjadikanmu sebagai tangan kananku" ucapnya tegas.

"apa?" hansung kebingungan.

"aku awalnya juga tidak menyadari, tapi setelah melihatmu bernegosiasi dengan shin chaewon aku menjadi yakin bahwa apa yang dikatakan sang raja benar adanya"

Hansung hanya bisa tercengang dan manggut-manggut tanda mengerti.

"hansung, ucapanku tadi bukan berarti bahwa aku benar-benar ingin menjadikanmu tangan kananku. Aku mengatakannya padamu karena aku iri padamu. Kau mendapat perhatian ayahku lebih daripada aku, dan aku tidak suka"

Hal yang tak pernah hansung bisa bayangkan, putra mahkota di depannya ini iri karena dia lebih mendapat perhatian raja daripada dirinya sendiri, apa?

"yaa terus aku bisa apa?" hansung jadi semakin bingung. Tentu saja ia bingung, ia tidak ada sekalipun maksud untuk bisa mendapatkan perhatian raja ataupun orang istana. Tapi itu tidak sepenuhnya benar, ia ingin mencetak nama hansung di akademi haeseok, namun setelah kelulusan ia berjanji bahwa ia akan kembali ke identitas aslinya sebagai shin wonbi dan kembali ke desa.

"yah, aku jadi malas saja bertanding denganmu di satu tim yang sama dengan chaewon. huft, ini berat sekali. Bagaimana mungkin aku bisa menjadi bagian dari kerjasama dengan orang-orang yang bahkan aku tidak sukai sama sekali" kata hyunsang sambil berdiri dan kemudian meninggalkan hansung yang masih terpaku di tempatnya semula.

Tak ada yang mengerti betapa pedihnya hati hansung karena kehilangan salah satu sahabat yang ia sayangi. Hanya ada satu bulan yang memandang gadis itu sendirian di depan asrama.

# # #

Keesokan harinya, hansung memerhatikan hyunsang yang sedang menyiapkan alat panahannya. Dia pun mendekat, "hyunsang, apa kau menjadi membenciku hanya karena perhatian ayahmu padaku?" tanyanya merengek.

Hyunsang berhenti sejenak, lalu melanjutkan pekerjaannya. Hansung memerhatikan pergerakan sahabatnya itu, tapi dia hanya diam. Dia tidak tahu harus bagaimana lagi dia bertindak. "yah, setidaknya dia mau bekerja sama dalam tim nanti saat pertandingan" katanya dalam hati. Kemudian dia pun beranjak dari tempat duduknya dan hendak pergi ke ruangan lainnya untuk membantu perayaan pertandingan panahan yang tinggal menghitung hari lagi.

Hyunsang memandang punggung hansung saat pergi meninggalkannya, "entah sejak kapan di hatinya timbul rasa sayang pada anak baru itu?" tanyanya pada diri sendiri. Ia melihat seonho datang tiba-tiba menggandeng dan mengajak hansung ke ruangan lain.

"maafkan aku hansung, jika dirimu sampai bisa menarik perhatian ayahku maka kupastikan akan banyak orang jahat yang tertarik padamu dan itu akan berbahaya bagimu. Aku harap aku bisa melindungimu dengan cara menjauhimu seperti ini. Aku harap kau baik-baik saja" ucap hyunsang dalam hati.

# # #

Chaewon duduk terdiam di dalam kamarnya, ditemani pelayannya ia mulai berbicara, "apakah menurutmu ini adalah keputusanku yang tepat? Aku takut jika ternyata aku masuk ke dalam jebakan mereka dan aku akan mempermalukan keluargaku" ujarnya dalam isak tangis.

"tentu tidak nona, kau sudah berusaha yang terbaik selama ini. Kemampuan memanahmu juga sudah baik dan mereka bersedia menjadi bagian dari timmu menggantikan sodarimu itu sudah lebih dari cukup. Jikapun nanti kau tidak menang, tidak apa-apa kau sudah berusaha sebaik mungkin" si pelayan mencoba menenangkan.

"tidak! Aku tidak boleh kalah. Kehilangan martabat kakakku sudah membuatku malu, aku harus menang melawan gadis bangsawan lainnya manwol, harus!" ucapnya tegas meski derai air mata masih bercucuran.

"kemarin, mereka menawarkan diri untuk ikut dalam pertandingan ini. Mereka bilang mereka akan menyelamatkan nama baik keluargaku, mereka hanya akan bertanding karena mereka ingin mengakhiri masa hukuman mereka di haeseok. Bagaimana pendapatmu? Apakah aku bisa mempercayai mereka?" Tanya chaewon.

"nona, biar kuutus seseorang agar menyelidiki hal ini lebih dalam. Jika benar, maka yang mulia bisa tenang karena niat mereka benar-benar membantu nyonya, tapi jika hukuman yang mereka katakan itu tidak nyata, maka nona harus membatalkan kerjasama ini. Jauh lebih baik nona tetap di rumah dan tidak mengikuti pertandingan daripada nona mengalami hal yang tidak baik di lapangan nanti" saran manwol.

Sampai sore hari, chaewon mendapat berita dari manwol bahwa apa yang dikatakan hansung kemarin adalah benar. Akan tetapi, ia masih ada kegundahan di hatinya. Tetapi apa??

Apa ia salah mengambil seorang sekutu?

Saat berjalan sore itu ia tidak menyadari bahwa ayahnya sedang berjalan menuju ke arahnya. Dan saat itulah ia merasa tenang.