Chereads / Beautiful Peach Blossom / Chapter 48 - BAB 48 "PERTANDINGAN SUDAH DIMULAI"

Chapter 48 - BAB 48 "PERTANDINGAN SUDAH DIMULAI"

ROSE AND SUNSET

Tanpa ia sadari, ternyata matahari sudah semampai. Hansung dan hyunsang baru bangun dari tidurnya setelah mendapat cipratan air dari chaewon. "bangunlah, kalian terlalu lama tidurnya" kata chaewon sewot.

"lho kok sudah siang, perasaan tadi kita hendak membangunkanmu Karena sudah fajar" kata hansung.

"harusnya kalau kalian keberatan berjaga kalian bisa membangunkanku untuk berjaga. Jika seperti ini apa jadinya dengan tim lain, mereka pasti sudah melanjutkan mencari petunjuk selanjutnya dan akan memenangkan pertandingan ini" kata chaewon panjang lebar.

Mendengar ucapan chaewon, hansung dan hyunsang yang sedang membereskan barang-barang mereka pun akhirnya saling memandang, seolah saling berbicara, "benar dugaan kita selama ini, gadis ini berambisi menang"

Selesai membereskan semuanya, hyunsang pun mengingat momen ketika hansung memberinya secarik kertas untuk dibaca tanpa ada seorangpun yang tahu isi dari kertas itu selain mereka berdua itu sendiri, kertas itu bertuliskan, "mari kita permainkan ambisi gadis ini".

Jika dipikir hansung masih polos dan lugu, nyatanya ia sangat brilian dan memiliki pemikiran di luar batas orang lain. Ambisi gadis ini adalah memenangkan pertandingan panahan ini, akan tetapi keuntungan apa yang akan didapat hansung jika chaewon menang?

# # #

Sedangkan di istana, sehari setelah pesta pembukaan pertandingan panahan akademi haeseok mempersilakan para mahasiswanya untuk hadir kembali ke kelas masing-masing. Seonho menjadi sepanjang hari setelah perpisahannya dengan hansung.

Saat akademi selesai, mereka pun berkumpul di belakang asrama bongsul di bawah pohon ceri yang masih berbunga. "seonho, kenapa kau murung sekali. Apa kau benar-benar merasa kehilangan hansung, kami ini kan juga temanmu apa kau tidak bahagia ketika kami berada di sekelilingmu?" Tanya seungmin.

"aku senang kalian ada di sisiku, lagipula kalian selalu ada di sampingku sejak aku masih kecil. Hanya saja…"

"hanya saja?" Tanya dasong.

"hansung itu pemuda kampungan, jiwa nya pasti udik dan norak, hidup di kota membuatnya mudah sekali untuk dirundung. Aku hanya ingin menjadi teman yang selalu di sampingnya" kata seonho.

"hei, dia kan pergi bersama hyunsang. Hyunsang tidak mungkin merundung hansung kan?" Tanya dohyun.

"yak au lihat saja, kalian sudah berteman sejak kecil. Tapi menuju dewasa ini kalian juga saling musuhan kan, apa itu tidak mungkin bagi hyunsang dan chaewon untuk merundung hansung, apalagi chaewon kan…. Hiks….. dia pasti tidak berbeda jauh dengan kakaknya" kata seonho sambil meringis menahan tangisnya. Hingga akhirnya suara tangisnya pecah dan memeluk seungmin yang berdiri di depannya, sedangkan dohyun langsung meletakkan buku bacaannya dan pergi menjauh.

"mau kemana dia?" Tanya seonho.

"biarkanlah, dia selalu bertindak sesuai keinginannya hingga akhirnya kita semua akan mendapat kejutan" kata dasong.

# # #

Sudah sekitar sejam yang lalu mereka melanjutkan perjalanan untuk kembali mencari petunjuk agar bisa memenangkan pertandingan panahan ini.

Seperti sebelumnya, chaewon berjalan lurus ke depan memimpin tim tersebut. Hansung dan hyunsang hanya di belakang mengawasi pemimpin tim mereka. mereka pun saling berpandangan ketika chaewon dengan gaya angkuhnya mengatakan hal-hal yang tidak dipahami baik oleh hansung maupun hyunsang itu sendiri.

Di belakang mereka pun saling berpandangan satu sama lain. Yah, biarlah. Seolah itulah yang mereka ucapkan dari cara pandang mereka terhadap satu sama lain. Bagaimanapun juga, hansung merasakan kedamaian saat berada di dalam hutan ini. Mungkin suasana di dalam hutan ini mengingatkan saat-saat ia belajar bermain pedang dan panahan dengan sepupunya hansung, meskipun pada akhirnya ia hanya memilih untuk fokus pada ilmu pedang.

Awalnya ia cukup menikmati angin yang berhembus saat itu, akan tetapi sedetik kemudian ia melihat ada sekelibat bayangan, ia pun seketika menarik busurnya kea rah yang dia maksud.

Hyunsang dan chaewon yang mengetahui bahwa hansung telah menembakkan anak panah. Hyunsang seketika menarik lengan hansung, namun terlambat hansung sudah menembakkan anak panahnya.

"apa yang kau lakukan?" Tanya hyunsang. Namun, tanpa mendapat jawaban dari hansung, ia sudah melihat apa yang dilihat hansung. Tanpa mereka sadari ternyata ada beberapa orang yang mengikuti mereka sepanjang perjalanan tadi.

"ternyata anak itu masih mengikuti kita, apa sejak semalam mereka juga mengikuti kita?" Tanya hyunsang pada dirinya sendiri. "entahlah, setidaknya kita tahu sekarang bahwa orang-orang itu masih mengincar kita" kata hansung.

Chaewon yang melihat saudara sepupunya sendiri masih mengikutinya ia merasa terkejut, ia tidak habis pikir apa yang sedang direncanakan saudaranya itu padanya. "tunggu, apa kalian melihat itu?" kata hansung.

Hansung pun menunjuk salah satu pohon yang tak jauh dari tempat ketiga gadis tadi mengikutinya. Hyunsang dan chaewon mencoba mengarahkan pandangan kea rah telunjuk hansung.

"bendera merah itu?" Tanya hyunsang.

# # #

Dohyun sedang menunggu di depan danau istana, ia berharap bisa menemui ayah hansung yang kebetulan ada tak jauh dari sana. Dari kejauhan sudah Nampak bahwa kim hanlong sedang berjalan melewati jalan yang di hadapannya dohyun langsung berlari mendekati hanlong. Akan tetapi, begitu hanlong melihat dohyun ia langsung berbalik dan setengah berlari kea rah yang lain.

Dohyun bingung, kenapa pria tua itu berlari menjauhinya. Ini aneh. Pikir dohyun. "guru! Guru!" dohyun pun mengejarnya kembali. Ia merasa bahwa guru hanlong sedang menghindarinya, tapi atas dasar alasan apa?"

"guru!" akhirnya dohyun berhasil mendahului guru hanlong, seketika guru hanlong berhenti dan bernapas dengan tersengal-sengal karena usianya yang sudah tua tapi harus berlari, "hei, kau tahu aku sudah tidak muda lagi. kenapa kau malah mengejarku?" kata kim hanlong.

"guru, aku tadi hanya memanggilmu saja. Akan tetapi, guru malah pergi menghindariku bahkan sampai berlari tentu saja aku mengejarmu. Lagipula, kenapa guru berlari ketika guru kupanggil?" Tanya dohyun.

Seketika guru hanlong pun terpaku diam, namun seolah-olah lupa dengan apa yang terjadi, "oh iya, kau memanggilku kan? Kenapa kau memanggilku?"

"begini, ada hal yang ingin aku tanyakan soal hansung. Aku harap guru tidak keberatan jika aku ingin tahu tentang hansung" Tanya dohyun.

Awalnya hanlong merasa bingung dan tidak tahu harus bagaimana lagi, tapi jika ia menghindar justru malah akan membuat dohyun bertanya-tanya dan mencari jawabannya sendiri. "baiklah, jika ada yang ingin kau tanyakan tentang hansung mari ke ruanganku saja" kata hanlong.

Dohyun pun mengikuti gurunya tepat di belakangnya. Alasan dohyun menanyakan perihal hansung adalah apakah pamannya ini terlibat dalam pemalsuan data pribadi dan penyamaran orang lain terhadap putranya hansung? Dan kenapa seorang ayah bisa membiarkan orang lain untuk menyamar menjadi putranya, apa ia tidak menyadarinya? Tapi bagaimana mungkin seorang ayah bisa tidak sadar bahwa orang itu bukan putranya? Tapi yang ingin ditanyakan pertama ialah, siapa yang menjadi musuh utama putranya sendiri? Bahkan hansung hampir saja menjemput ajalnya karena seseorang bernama dawon, tapi dohyun tidak berpikir bahwa pelakunya adalah murni karena dawon, pasti ada orang lain di belakangnya.