ROSE AND SUNSET
Hansung dan hyunsang, mendekat ke pohon yang di atas ternyata terpasang bendera berwarna merah. "bukankah mereka mengikuti kita ada untungnya?" canda hansung.
"benar juga, baiklah siapa yang mau manjat? Kau atau aku?" Tanya hyunsang.
"kenapa kau Tanya padaku, kau kan lebih kuat dengan otot lenganmu itu. Kau saja yang manjat" kata hansung.
"apa hubungannya manjat pohon dengan otot lengan kuat?"
"tentu saja ada, bayangkan saja kalau manjat pohon tapi tidak memiliki kekuatan lengan yang kuat untuk mengangkat bebannya sendiri? Tentu tidak akan sampai bisa ke atas. Iya kan? Benar kan shin chaewon?" kata hansung.
Tapi, mendengar tidak ada jawaban dari belakang hansung dan hyunsang pun berpandangan. Mereka bingung karena melihat ketua timnya malah merenung tidak jelas.
"shin chaewon, apa yang kau pikirkan?" Tanya hansung pelan.
Gadis itu pun langsung mengangkat kepalanya tegak kea rah dua teman timnya, "bukan apa-apa, hanya saja aku masih penasaran apa alasan mereka berusaha membuntuti kita? Apa tidak ada pengurangan nilai tim kalau misal mereka mencoba untuk berbuat curang?" Tanya nya dengan raut muka yang masih datar.
Merasa tidak bisa menjawab akhirnya akhirnya hansung hanya kembali memusatkan pandangannya kea rah pohon tadi. Namun, tanpa ia sangka ternyata hyunsang mengangkat tubuhnya untuk bisa memanjat pohon tersebut. Sebenarnya pohon itu tidaklah begitu besar, justru agak tinggi dan banyak cabangnya. Namun tetap saja, hansung malas untuk mengambil bendera itu.
Karena sudah terlanjur di atas pohon akhirnya hansung berusaha mengambilnya. Hyunsang dan chaewon menunggu di bawah, berbeda dengan chaewon yang hanya diam agak jauh dari pohon tersebut, hyunsang justru mengganggu dengan mengambil ranting dan memukul-mukulkan ke kaki hansung.
Hansung yang berada di ranting pohon merasa sangat terganggu apalagi ia harus menyeimbangkan diri sambil melepaskan tali bendera merah tersebut. Setelah lepas hansung langsung pindah ranting tempatnya berpijak akan tetapi ternyata ia telah menginjak ranting yang salah sehingga ranting itu pun patah dan hansung jatuh.
Akibat tindakannya yang gegabah hansung menjadi jatuh dari pohon dan jatuh menimpanya. Hyunsang pun terkejut dan tak bisa menghindar, ia baru sadar ketika hansung jatuh dan malah meminta gendong tepat di tubuhnya tanpa terjatuh. Hyunsang tidak pernah merasa sedekat ini dengan temannya manapun apalagi sampai menaiki tubuhnya seperti hansung saat ini.
"ah, hyunsang, maafkan aku. Aku tidak bermaksud. Baiklah aku turun sekarang" kata hansung sambil mencoba turun dari tubuh hyunsang.
Hyunsang hanya diam sejak tadi, ia benar-benar terkejut. Ia tidak pernah berhadapan dengan wajah sebegitu dekatnya dengan orang lain. siapapun itu, ia bahkan bisa merasakan napas hansung begitu dekat dengan napasnya. Ia bahkan tidak sengaja memedang pinggang dan kaki hansung ketika hansung jatuh di badannya.
Wangi harum hansung seperti bunga ceri yang bermekaran.
Setelah hansung turun dan melanjutkan perjalanan kea rah lain di hutan tersebut hyunsang masih berdiri di tempatnya semula. Entah kenapa ia malah menginginkan hal yang lebih.
Ia ingin merasakan angina sejuk melewatinya sambil hansung yang mencium dirinya. TUNGGU!! Hentikan! Apa ini? Apa yang sedang kupikirkan? Hansung itu laki-laki! Aku tidak mungkin menyukai laki-laki kan?
"hyunsang! Apa yang kau tunggu. Ayo lanjutkan perjalanan!" ajak hansung.
Anehnya, hansung lah yang membuatnya seolah-olah tidak sadar, tapi hansung juga yang menyadarkannya saat itu juga.
# # #
Dohyun dan paman hanlong berada di ruang yang sama. Mereka saling berhadapan di depan sebuah meja kecil yang ada di ruangan paman hanlong. Ruangan paman hanlong terkesan sempit dan lembab, banyak buku bertumpukan di rak rak besar dan tidak rapi, selain itu tidak ada ventilasi dan jendela yang bisa membantu sirkulasi udara dengan baik.
Dohyun hanya duduk menunggu paman hanlong yang sedang mencari sesuatu di belakang. Ia bahkan tidak tahu sedang menunggu paman hanlong untuk apa. Ia pun memandang sekeliling.
Saat paman hanlong sudah duduk di tempat duduknya. Dohyun mulai memahami, ada yang aneh disini. Ia pun bertanya-tanya, apa yang membuat paman hanlong ingin menghindarinya. Ada sesuatu yang sedang disembunyikan oleh paman hanlong. Ia harus mencari tahu apa itu.
"apa ada yang bisa kubantu nak?" Tanya paman hanlong.
"ehm, begini…" dohyun memulai denga agak bingung.
"panggil saja aku paman, aku jauh lebih suka dipanggil paman oleh orang sekitar" kata paman hanlong.
"baiklah, begini paman. Ada beberapa hal yang ingin aku tanyakan. Ini soal hansung" kaya dohyun.
"ada apa dengan hansung?" Tanya paman hanlong keheranan.
"aku selalu penasaran, karena ia telah mengalami berbagai macam kecelakaan akhir-akhir ini. Aku merasa ada orang yang diam-diam membenci hansung disini. Apa kau tahu siapa orangnya?" Tanya dohyun.
Perasaan hanlong semakin tidak enak, ia bingung harus menjawab apa kepada dohyun. Ia merawat wonbi dari kecil hingga dewasa bahkan sampai ketika wonbi menyamar dan bersekolah atas nama sepupunya. Jika yang menjadi ancaman wonbi, hal itu tidak mungkin. Akan tetapi jika ancaman itu memang untuk hansung yang asli, bisa jadi wonbi dalam bahaya sekarang.
Ia pun menutup matanya, mencoba untuk merenung. Ia memutar kembali ingatannya. Siapa kira-kira yang akan membenci hansung di istana ini. Dan ternyata, banyak. Namun siapa lebih tepatnya, jika banyak yang membenci hansung bukan berarti mereka berusaha mencelakakan hansung. Bisa jadi rasa benci itu hanya tersimpan begitu saja dalam hati mereka.
Aku adalah ayahnya. Pikir hanlong, tapi bagaimana mungkin aku sendiri tidak tahu siapa orang yang membenci putraku sendiri. Sayangnya putraku yang berada disini bukanlah putraku. Jika karena bahaya ini nyawa hansung menjadi terancam, maka bisa dipastikan wonbi tidak akan mengalami kehidupan yang mudah di istana ini.
"Ini merupakan kesalahan besar!" teriak hanlong tiba-tiba.
"ada apa paman?" Tanya dohyun.
"tidak nak, tidak apa-apa. Aku malahan merasa menjadi tua dan tidak berguna bagaimana mungkin aku bisa membiarkan putraku begitu saja ketika bahaya datang padanya. Aku bahkan tidak pernah mengira bahwa ia sedang terancam nyawanya. Nak!" hanlong mencengkeram pundah dohyun sambil berkata.
"tolong aku! Tolong aku, tolong lindungi hansung dari marabahaya apapun itu. Aku tidak mau ia menjadi target orang-orang yang haus kekuasaan disini. Aku ingin kau merahasiakan apapun tentang hansung! Jika ia dalam bahaya segera beritahu aku dan aku akan menolongnya! Dia sungguh anak yang tidak tahu apa-apa. Dia tidak salah apa-apa!" teriak hanlong tidak terkontrol.
Hal itu terjadi karena saat ia mencengkeram bahu dohyun, bayangannya kembali memandang jasad hansung ketika meninggal memuntahkan darah akibat minuman yang dikonsumsinya. Ia takut aka nada kejadian seperti itu lagi dan terjadi pada wonbi.