Chereads / Beautiful Peach Blossom / Chapter 37 - BAB 37 "PERANGKAP SANG RAJA, BERHASILKAH?"

Chapter 37 - BAB 37 "PERANGKAP SANG RAJA, BERHASILKAH?"

ROSE AND SUNSET

Pagi itu sinar matahari bersinar cerah seperti hari-hari musim semi pada umumnya, hansung seperti biasa sudah mandi dan bersiap dengan seragamnya di luar asrama. Ia menikmati sinar matahari yang mulai muncul. Orang pertama yang keluar dari asrama, adalah minhyung.

"selamat pagi tuaan..?" kata hansung menggantung mencoba melihat siapa yang keluar pertama.

"tuan lee minhyung. Bagaimana tidurmu? Kuharap kau tidur nyenyak semalam" ucap hansung dengan senyumnya yang cerah meski masih tersisa raut pucat yang ada di wajahnya dikarenakan racun anak panah yang membuatnya masih lemas.

"selamat pagi juga, tidurku nyenyak tentu saja. Aku tidak memiliki hal berat yang perlu kupikirkan untuk saat ini. Kau sendiri? Selalu seperti ini? Setiap pagi? Bangun paling awal dan keluar untuk menikmati sinar matahari, begitu? Kim hansung?" goda minhyung.

Hansung tersenyum getir mendengar jawaban mentor sekaligus Pembina asramanya, "aku selalu bangun pagi, niatku Cuma satu, aku bisa menikmati sinar hangat mentari pagi lebih lama dibandingkan teman-temanku yang lain" ujar hansung.

"kau sangat menyayangi sang surya ternyata, aku kagum sekali padamu" kata minhyung.

Hansung pun tersengal menahan tawa, "benar, aku ini terlalu melankolis ya?" tanyanya.

"tidak, bukan begitu maksudku. Hanya saja, waaw. Tidak semua orang bisa bangun sepagi dirimu, kau pun tahu akan hal itu"

Hansung hanya terdiam. Kemudian minhyung menarik napas dan bertanya lagi, "aku sungguh masih penasaran dengan semalam. Ada apa sebenarnya hansung? Untuk hal kecil seperti tidur berbagi kamar dengan siapapun bisa meledakkan emosi orang lain ternyata ya?"

Hansung tersentak kaget dengan awal pembicaraan dari minhyung, dia pun tetap menjaga mulutnya rapat. Minhyung pun mengalihkan pandangannya kepada hansung, "hansung, ada apa sebenarnya? Ini tidak seperti dugaanku kan?"

"apa yang kau duga hyung?" hansung mulai panik. Minhyung tidak mungkin seperti dohyun yang tahu kalau dirinya adalah seorang gadis.

"bahwa sebenarnya orang asing yang diceritakan hyunsang itu tidak ada kan? Itu hanya karangannya, yang benar adalah bahwa kau dipanah oleh hyunsang sendiri"

Mendengar penjelasan minhyung, hansung menjadi lebih tenang dan panik di saat yang bersamaan. Tenang karena rahasianya masih aman dan panik karena ia khawatir dengan hyunsang bakal disalahkan atas hal yang tidak ia lakukan, "minhyung, jujur, aku berani bersumpah untuk melindungi siapa saja yang tidak bersalah. Bukan hyunsang pelakunya, dia justru berada di sampingku saat anak panah itu melesat mengenai bahuku. Justru yang menjadi kekhawatiranku adalah…" hansung tidak melanjutkan kata-katanya, ia takut kalau apa yang ia katakana bisa menjadi salah di pendengaran orang lain.

"apa kekhawatiranmu hansung?" Tanya minhyung berusaha mendesak lagi. "aku adalah Pembina di asrama bongsul dan jika terjadi sesuatu dengan mahasiswa binaanku aku akan berusaha melindunginya karena kalian adalah tanggung jawabku!" kata minhyung bersungguh-sungguh.

Hansung yang mendengar perkataan minhyung langsung dari mulutnya merasa bahagia, ia senang karena diam-diam ada seseorang yang peduli padanya selain saudara dan paman tentunya, "aku sebenarnya khawatir, bagaimana kalau sasaran asli dari anak panah itu adalah hyunsang, bukan aku. Apa yang akan terjadi pada putra mahkota kita?"

Diam. Hening. Tak ada satupun diantara mereka yang mulai berbicara lagi. Masalah ini malah membuat orang menerka-nerka. Siapa gerangan yang telah terang terangan menyatakan kudeta kepada pihak kerajaan sendiri. Lalu, hukuman apa yang akan diterima pelaku tersebut, siapa pula dalang di balik penyerangan kepada putra mahkota tersebut?

# # #

Jauh sebelum bersiap untuk tidur hyunsang telah menuliskan surat kepada ayahnya bahwa dirinya selama ini baik-baik saja, dan tidak perlu khawatir tentang bagaimana kondisinya sekarang.

"ayah, maaf aku tidak berani berbicara kepadamu secara langsung, hanya bisa melalui surat. Jika aku mencoba lengah dan tidak menjaga temanku, aku khawatir bahaya akan mengancamnya lagi. Aku berani bersumpah ayah, bahwa sebelumnya hansung pernah hampir dipanah oleh seseorang dari keluarga bangsawan (kurasa) dia sengaja mencoba mencelakai hansung. Hanya saja bukti anak panah itu tidak ada padaku, aku membiarkannya menancap di gazebo saat itu, gazebo yang menghadap kea rah danau. Saat aku dan hansung berada di sana, sebuah anak panah melesat ke arahnya yang hendah berjalan. Untung saja aku menariknya sehingga dia selamat. Anak panah lainnya yang menancap di tubuhnya saat di hutan, aku yakin dohyun telah menyimpannya dengan aman di suatu tempat, tempat dimana si pelaku tersebut tidak bisa menemukannya. Aku mohon ayah, aku akan mencari bukti anak panah tersebut dan ayah bisa menelusuri siapa pembuat anak panah itu dan dengan keluarga siapa ia membuat anak panah tersebut, hal itu karena setiap keluarga memiliki kekhasan dalam bentuk anak panahnya. Aku mohon sekali lagi ayah, jangan khawatirkan aku, aku mencoba mencari bukti agar pelaku bisa ditangkap dan dihukum. Dia tidak membahayakanku, aku jamin itu, tapi dia membahayakan hansung, sahabatku"

Dari putramu, terimakasih.

Sang raja memasukkan surat kembali ke amplopnya, ia semakin heran. Sepertinya putranya telah mencurigai satu orang sebagai pelaku. Sang raja diam sesaat kemudian ia pun sudah menentukan keputusannya, "pengawal, tolong buatkan aku surat, beri tahu dari utusan badan kriminal kerajaan dan mintalah putra dari panglima kim hanlong, yaitu kim hansung untuk menemuiku di gazebo dekat danau. Kau tahu kan itu? Mintalah ia datang sendiri. Ditambah lagi, pasang beberapa pengawal untuk siaga secara sembunyi-sembunyi, mengerti?" tanpa basa basi sang pengawal mengangguk patuh dan mulai keluar dari singgasana untuk menuliskan surat sesuai perintah raja.

Surat itupun tak butuh waktu lama untuk sampai kepada hansung, meskipun dia sedikit kebingungan namun akhirnya ia pun segera pergi menuju tempat yang dimaksud meskipun sempat bertengkar dengan seonho bahwa ia akan ditemani. Tentu saja hansung melarangnya, karena hal ini bisa berbahaya bagi siapa saja.

Hansung mulai keluar dari aula setelah seonho ditahan oleh dohyun. Hyunsang yang menyaksikan hansung keluar aula sendirian merasa ada yang tidak beres, ia menjadi khawatir. Ia menerima surat dari siapa hingga ia langsung bergegas keluar sendirian. Hyunsang pun segera berdiri mengikuti hansung secara sembunyi-sembunyi.

Pemandangan seperti itu tidak luput dari jang jaebum. Pria itu penasaran, tapi ia tak berbuat banyak, "sepertinya akan ada hal yang besar terjadi nanti" gumamnya dengan jelas membuat teman-temannya berpikir "hal besar apa yang dimaksud oleh temannya ini?".

Hansung pun sudah sampai di dekat danau, ia melihat seorang pria berdiri membelakanginya, auranya Nampak bersinar dan posisi badannya tegap, tipikal pria yang memiliki badan sehat dan sempurna. "permisi tuan, apa benar kau dari badan criminal kerajaan?" tanyanya hansung saat ia tepat berada di belakangnya.

Pria itu membalikkan badan dan menganggukkan kepalanya sedikit, "benar tuan, aku adalah salah satu orang kepercayaan raja untuk menuntaskan berbagai macam criminal di kerajaan ini. Kau tuan hansung? Putra dari kim hanlong? Rupanya kau tidak begitu mewarisi ketampanannya ya?" ucapnya sembarangan.

Hansung hanya tersenyum, karena ia bingung harus menjawab apa. "Begini, mengenai percobaan pembunuhan yang terjadi pada dirimu, apa kau pernah memiliki musuh sebelum masuk ke akademi haeseok?".

"jujur tuan. Saya hanya pria biasa dari desa kecil di ujung barat wilayah kerajaan ini. Saya bahkan tidak punya banyak kenalan dan pergaulan saya cukup sempit dan terbatas, bagaimana mungkin saya memiliki musuh?" ucapnya terus terang.

"lalu, apa menurutmu anak panah yang mengenai tubuhmu waktu kau bersama putra mahkota adalah sebuah kesalahan? Atau memang ditujukan untukmu?" Tanya sang raja yang sudah menyamar menjadi kepala badan criminal.

"aku juga tidak tahu. Aku takut, jika yang menjadi sasaran malam itu sebenarnya adalah putra mahkota, karena seperti yang kita tahu putra mahkota adalah posisi yang hmm… aku tidak bisa melanjutkan tapi tuan tahu kan maksudku?"

"iya, aku paham tuan. Aku tahu maksudmu…" belum sampai sang raja melanjutkan kata-katanya sebuah anak panah telah ia tangkap setelah berusaha melesat melewati telinga kirinya. Lagi? Pikir sang raja. Gerakan kilatnya membuat siapa saja yang menyaksikannya pasti menahan napas dan takjub.

"orang di depanku ini benar-benar hebat dalam melindungi dirinya sendiir" pikir hansung.

Namun sejurus kemudian keluarlah banyak prajurit yang awalnya bersembunyi tanpa hansung sadari. Suasana semakin sunyi, hanya suara desisan angin musim semi yang terdengar. Sang raja pun menoleh ke belakang dan terlihatlah, sosok wanita yang masih terkejut mengetahui anak panahnya tidak mengenai sasarannya dan malah ditangkap dengan tepat oleh orang nomor satu di kerajaan ini.

Mengetahui bahwa sang raja yang memergokinya melakukan suatu kejahatan si perempuan itupun lemas dan tak berdaya hingga tak sanggup berdiri lagi. Ia akan mati sekarang, pikirnya. Para prajurit yang sudah menampakkan diri juga masih dalam posisi waspada dan belum menurunkan anak panahnya. "benar kata hyunsang, pemanahnya adalah seorang yang kemungkinan berasal dari kalangan bangsawan" kata raja dalam hati.