Gio mengemasi barang - barangnya, agar besok dia hanya tinggal memindahkannya ke rumah baru. Kostan yang dia tempati kecil dan tanpa AC, sehingga barang - barang yang dia miliki tidak banyak, hanya beberapa buku dan pakaian yang sebagian besar masih berada didalam koper.
Sebenarnya hutang yang dia buat malah menguntungkannya, Fei pasti melengkapi rumahnya dengan berbagai fasilitas, tentu saja itu pasti akan memudahkannya, di kostan ini dia harus mencuci pakaiannya dengan tangan karena tidak ada mesin cuci, dan harus membeli makanan karena mereka tidak memiliki dapur
Rani tiba di kantor lebih awal untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan yang tertunda, saat dia melihat Win berjalan ke arah ruang keuangan dengan bungkusan plastik ditangannya, tanpa sadar Rani berjalan mengikuti Win.
Win meletakkan bungkusan itu diatas meja Gio kemudian berbalik pergi
"astaga", Win terkejut saat mendapati Rani berada tepat dibelakangnya
"cie cieee.. yang ngasih something buat honeynya", ledek Rani yang menatap Win setengah meledek.
"ga Ran, ga gitu..", Win gelagapan mengelak dari ledekan Rani
Sepertinya ucapan Rani mengenainya telak, Win meninggalkan ruangan itu tanpa berkata apapun lagi, sedangkan Rani sambil cengar cengir berjalan menuju keruangannya
Namun hari ini tidak ada pertengkaran di ruangan QC,
karena ancaman dari Frans, Gio pun hanya menerima bungkusan berisi cheese cake itu dengan kesal dan membuang note diatasnya yang bertuliskan "sorry ♥"
Sore harinya, Gio memesan taksi online, dia memasukkan barang - barangnya kedalam mobil.
"pindahan mas?", tanya supir taksi itu
"iya pak",
Mobil itu pun berjalan menuju tepat tinggal barunya
Gio tiba di rumah barunya, sebuah rumah dua lantai di dalam perumahan mewah,
Dengan kunci yang diberikan kepadanya tadi siang oleh Fei, Gio membuka pintu,menampilkan ruang tamu yang minimalis, tidak jauh dari situ terdapat dapur dan pintu ke halaman belakang, disebelah tangga terdapat sebuah meja makan dan diujungnya terdapat pintu yang kemungkinan besar adalah kamar mandi, Gio menaiki tangga sambil mengangkat kopernya, dilantai dua terdapat dua kamar yang saling berhadapan dengan satu kamar mandi di ujung pertengahan kedua kamar tersebut, satu pintu kamar yang menghadap kedepan tertutup, sedangkan kamar dengan pemandangan halaman belakang terbuka, berisi kasur double bed, lemari pakaian yang senada dengan wallpapernya yang berwarna gray.
Gio membuka kopernya dan mulai menyusun pakaiannya kedalam lemari di kamar itu, setelah dia menyalakan AC dikamarnya, membuatnya tersenyum sendiri, semenjak masuk rumah dia sudah dapat melihat AC di dekat ruang tamu yang dapat mendinginkan seluruh lantai satu, dan satu lagi dikamarnya, dapat dipastikan tidurnya akan nyenyak mulai malam ini.
Sepulang kerja Win mampir untuk bertemu beberapa temannya, besok hari sabtu, dia berencana menghabiskan malam diluar namun temannya berkhianat, mereka pergi setelah mengobrol selama 2 jam dan meninggalkan Win dengan tagihan makanan.
Win tiba dirumah saat gelap, mengendarai motor ninjanya melewati rumah - rumah mewah.
Kreeet
Pintu rumahnya tidak tertutup rapat, seingatnya tadi pagi dia tidak lupa mengunci pintu dan memastikannya dengan berusaha membuka pintu yang sudah dikunci, ingatannya tidak mungkin salah, Win meraba mencari saklar lampu,
Duk
"aduh", Kakinya tersandung sebuah kotak membuatnya meringis kesakitan
Ctak
Win berhasil menemukan saklar lampu, dia mendapati sebuah kotak kardus yang terbuka dengan tumpukan buku didalamnya
"pantas saja kakiku sakit", gerutunya
"sudah datang rupanya", Win diberitahukan oleh Fei bahwa temannya Fei akan tinggal dirumah itu bersamanya.
Win tinggal disalah satu rumah milik Fei, saat dia diseret paksa dalam arti sesungguhnya, dari kantor lamanya oleh Fei. Fei meminjamkannya rumah untuk dia tinggal saat dia kerja bersama Fei.
Win menutup pintu dan menguncinya, dia terbiasa mengunci pintu saat dia berada didalam rumah, kebiasaan semenjak dia remaja, dia saat itu hanya memiliki sedikit uang, sedangkan keluarganya terkena krisis dan bangkrut dan dia membiarkan pintu rumahnya tidak terkunci yang akhirnya barang elektronik dirumah habis dibawa pencuri saat dia sedang mandi. Hal itu lah yang membuat dia menjadi lebih teliti seperti saat ini.
Win mendorong kotak tersebut disudut ruangan, sepertinya roommate barunya sedang tidak ada dirumah, dia tidak melihat keberadaannya, dia akan menyapanya saat orang itu pulang.
Win menaiki tangga dan berjalan menuju kamarnya, dia sekilas menoleh ke arah kamar belakang dan terkejut mendapati Gio sedang tidur diatas kasur masih memakai baju kerja dan pakaian serta kopernya berserakan dilantai dan kasur, dia pun menutup kamar Gio agar udara AC tidak terbuang sia - sia.
Gio terbangun saat hari sudah larut, dia mengambil perlengkapan mandinya dan pergi mandi, kamar mandi dilantai 2 sangat bersih, dengan bau maskulin, sepertinya teman serumahnya habis mandi dan meninggalkan aroma sabunnya.
Gio turun ke bawah untuk mencari makanan dan mendapati sepiring nasi goreng diatas meja makan, dia pun memakannya sambil berfikir roommate baik seperti apa orang ini.