Chereads / TAINTED MEMORY / Chapter 15 - (015) DEBT

Chapter 15 - (015) DEBT

"halo, ya pa". jawab Gio saat mengangkat panggilan di teleponnya

"papa mau minta tolong Gio", suara pria di ujung sana terdengar lesu

"minta tolong apa pa?"

"bisnis roti papa sedang kritis, bisa kamu kirimkan sedikit modal Gio", pinta papanya

"berapa pa?", tanyanya

"sekitar 50 juta, ada ga nak?", harap pria itu kepada anaknya

"uang segitu Gio ga punya, Gio kan belum lama bekerja pa", ucap anaknya

"bisnis papa bisa bangkrut kalau tidak ada suntikan dana Gio"

"papa bisa ambil pinjaman di bank kan",

"papa sudah ambil tahun lalu seratus juta nak, papa ga berani ambil lagi, nanti malah ga bisa bayar cicilannya", terangnya

"Gio usahakan ya pa, tapi Gio ga bisa janji"

"tolong ya nak, papa butuh banget modal itu",

"iya pa, nanti Gio hubungi kalau Gio sudah dapat pinjaman", ucapnya dan mengakhiri percakapan malam itu.

"bagaimana cara mendapatkan uang sebanyak itu, masa mau pinjam ke Fei, nanti harga diriku semakin jatuh, apalagi Win sekarang dekat dengan Fei, bisa - bisa Fei di ambil olehnya", Gio menggerutu

Qyra menginap dirumahnya Rani, karena langit sudah gelap dan perjalanan pulang ke kostan Qyra memakan waktu cukup lama dapat dipastikan jika dia akan tiba dini hari

Rani membiarkan Qyra tidur disebelahnya memeluknya, sejujurnya Rani sangat merindukannya, namun dirinya masih ragu dengan kesetiaan Qyra.

Pagi hari, Qyra menyiapkan sarapan untuk Rani dan secangkir kopi hitam, Rani yang terbangun karena mencium aroma kopi berjalan menuju dapur

"sebentar kak, aku bawain kopinya ke meja makan", ucap Qyra saat melihat Rani berada di sebelahnya

"ga usah aku bawa sendiri", kemudian mengangkat secangkir kopi itu dan berjalan menuju sofa dan menyalakan TV

"aku antarkan kamu pulang", Rani berkata sambil menyeruput kopinya

"iya kak, terima kasih", ucap Qyra

"mandi dan ganti bajumu", Rani melihat Qyra yang masih mengenakan baju kemarin

"aku ga bawa baju kak",

"pakai saja baju ku, ambil sendiri di lemari", jawabnya sambil kembali menonton TV

Qyra pergi kekamar Rani, membuka lemarinya dan mengambil kaos dan celana joger kemudian pergi ke kamar mandi.

Fei tiba dikantornya jam 11 siang, dia memang sedang malas - malasnya kekantor, toh ada tidak ada dia juga tidak ada efeknya untuk perusahaan, sedangkan Rani sedang ijin untuk mengantarkan kekasihnya pulang, sepertinya mereka sudah berbaikan

Baru saja Fei hendak membuka game di komputernya, saat Gio membuka pintu ruangannya dan masuk tanpa mengetuk

"ada apa?", Fei memasang wajah datar, jika Gio tau dia bermain game maka pria itu akan mengomel panjang kali lebar melebihi seorang gadis yang sedang PMS

"aku boleh minta tolong sesuatu", Gio terdengar ragu

"minta tolong apa?", tanya Fei

Gio terlihat cemas dan ragu dia terdiam cukup lama, Fei dengan sabar menunggunya berbicara, namun sudah hampir 10 menit pria dihadapannya ini tidak mengeluarkan sepatah katapun, membuat Fei kesal.

"hoy ngomong, jangan bikin aku nunggu selama ini", kesalnya

"bisa pinjamkan aku 50 juta?",

"oh itu maksudnya, kenapa ga bilang dari tadi, bikin orang nunggu aja", kesalnya

"usaha papaku sedang dalam masalah dan dia butuh dana 50 juta", jelas Gio dengan wajah memerah menahan malu

"kapan mau dibalikin?", tanya Fei

"kalau aku cicil dari gajiku gimana?", tanyanya

Fei terdiam dan berfikir sejenak

"Kostan kamu sekarang berapa perbulan",

"sekitar satu juta", Gio menjawabnya dengan bingung

"kamu ingat dulu aku pernah nawarin kamu tinggal di salah satu rumah milikku", Fei mengingatkan

"iya, tapi aku ga enak, sudah dikasih kerja masa dikasih rumah juga", jujur Gio

"gimana kalau kau tinggal disitu dan uang bayar kostan kamu sejuta itu buat bayar hutangnya", tawar Fei

Gio berfikir dan menghitung

"berarti saya ngutang 4 tahun lebih Fei", protesnya

"iya benar, jadi kamu harus tinggal di rumah itu sampe hutangnya lunas, gimana?", Fei mengajukan penawaran kepada Gio

"bisa ga saya bayarnya dua juta sebulan", tawar Gio

"sejuta sebulan dan harus tinggal dirumah yang aku siapkan deal?", keputusan Fei sudah bulat, hanya tinggal Gio menyetujuinya atau tidak

"oke deal", pasrah Gio, bahkan persyaratannya itu memudahkan hidupnya.

"ya udah sana buat surat perjanjiannya, Rani belum datang jadi ga ada yang ngetik", Fei mengusir Gio, dia ingin segera bermain namun pria ini menyita waktunya

"baik, tunggu sebentar, dan terima kasih Fei", Gio berdiri dari kursinya

"sama - sama", jawab Fei sambil menyeringai

Sebelum jam 12 Fei sudah pergi meninggalkan kantornya, dia bahkan tidak sampai satu jam berada di perusahaannya, dia mengendarai mobilnya menuju perusahaan besar waktu itu, kali ini dia menunggu sedikit lebih maju dikarenakan beberapa mobil terparkir di pinggir jalan, Fei menunggu sambil sesekali mengecek melalu spion tengah mobilnya, tidak lama beberapa motor mulai keluar dari gerbang perusahaan tersebut, namun Fei tidak mendapati orang yang dia tunggu.

Sudah 20 menit Fei menunggu, dia hendak pergi dari situ saat dia melihat spion hendak mengarahkan mobilnya sedikit kekanan, dia terkejut melihat Yuta sedang berjalan menuju kearah mobilnya, tanpa motor, dia berjalan kaki dan menghampiri mobil Fei, mengetuk kaca mobil pengemudinya membuat Fei membuka pintu dan keluar. Beberapa orang yang berada tidak jauh dari sana terkejut melihat kehadiran amanda dengan mobil mewahnya. Kini mereka berdiri di belakang mobil Fei.

"Yuta apa kabar", sapa Fei canggung

Yuta menatap gadis yang lebih tua 4 tahun darinya itu, amanda telah banyak berubah, dia tidak lagi mengenakan kacamata, wajahnya jauh lebih cantik dari terakhir mereka bertemu, dan dia terlihat jauh lebih muda.

Fei menatap pria dihadapannya, pria yang sangat dia rindukan, dia menahan untuk tidak memeluk pria ini, dia tidak berubah tetap tampan seperti sebelumnya. Batin Fei bergejolak, namun logikanya masih jalan sehingga dia bisa menahannya dan memasang wajah datar

"baik", jawab Yuta

"kita butuh bicara arfei", panggilan khusus untuknya membuat hati Fei bergetar, Fei menelan ludah beberapa kali, berusaha menenangkan dirinya

"kapan?", tanyanya saat sudah bisa mengontrol perasaannya

"sore ini",

"hm, jam 4 kujemput disini", Fei mengangguk

Yuta melihat mobil Fei kemudian melihat Fei

"ga usah, ketemuan di tempat lain saja", tolak Yuta

"kalau gitu ga usah", jawab Fei kemudian kembali ke mobilnya

"jam 4 direstoran biasa", teriak Yuta yang tidak digubris Fei

Mobil Fei pergi meninggalkan tempat itu, Yuta berbalik dan berjalan kembali ke dalam kantor