"Kakak?"
Tiba-tiba aku tersadar tatkala Reza memegang lututku. "Kakak baik-baik aja kan?"
"Ah i-iya." jawabku agak canggung. "Maaf tadi kalian nanya apa?"
"Apakah kakak punya teman yang membela kakak pas dibully di sekolah kayak gitu?"
"Oh iya bener." ujarku sambil menepuk kening. "Iya. Sebenarnya ada. Dia udah nolongin kakak dalam berbagai hal. Bahkan dia juga orang yang jadi perantara karena udah nolongin kakak biar kakak bisa bersuara kayak gini. Kebaikan dia bener-bener tulus dan enggak pernah mandang seseorang dari segi apa pun. Bahkan anak-anak yang udah agak lama di sini aja, atau para pengurus seangkatan kakak mereka pasti tahu orang itu karena dia suka kemari dan ngasih coklat sama anak-anak."
Rizky tiba-tiba berdiri. "Wah. Coklat kak?"
Aku mengangguk.
"Ih aku suka banget coklat. Tapi kenapa semenjak aku di sini aku nggak pernah didatangin sama orang yang ngasih coklat?"
