"Nona, apa kau mendengarku?" tanya pria itu melambaikan tanganya kewajah Anna yang sedang terpelok menatapi dirinya.
"Woii Anna, lo dengar kagak? Dia tuh dari tadi manggilin elo goblok!" umpat Indah, menoyor kepala Anna dengan kasar membuatnya langsung tersadar.
"Aduh! Sakit tauu." ringis Anna merasa kesakitan saat Indah menoyor kepalanya, namun pria tersebut bertanggapan lain mengira dia kesakitan karena ulahnya.
"Dibagian mana yang sakit nona? Apa perlu aku bawa kerumah sakit untuk memeriksa apakah cederanya sangat fatal." Tampik pria itu, tatapan tidak sekalipun lepas dari wajah Anna yang sangat begitu cantik.
"Eh'em tidak ada cedera yang fatal kok...maaf yah ini salahku karena sudah menabrak mu, untuk itu aku minta maaf." ucap Anna dengan sedikit membungkuk dihadapan pria itu.
Setelah itu berbalik badan dan pergi menarik tangan Indah, tanpa mengatakan apapun lagi kepada pria itu.
"Tunggu Anna, kenapa kau membawaku berjalan secepat ini?Kita sedang tidak dikejar anjing pelan pelan lah sedikit." keluh Anna seraya menghentikan jalan Indah. Indah pun langsung mengentikan jalannya.
"Lo mau kita kelewatan kelas hari ini?!"
"Enggak..."
"Yaudah, buruan!"
(Sepulang Kuliah...)
Indah dan Darlin, mengajak Anna untuk menonton bioskop karena ada film terbaru yang diangkat dari karya novel Boy Candra ditayangkan. Anna pun langsung setuju untuk ikut bersama mereka, lagian hari ini Anna memiliki waktu senggang.
Darlin membeli 3 ticket untuk mereka, tetapi mereka harus menunggu 18 menit lagi karena film itu akan tayang pukul 16:00. Mereka memutuskan untuk berjalan jalan keliling mall sebentar.
"Darlin, gunakan handphone lo untuk mengambil foto kami." ucap Indah, yang sudah mempersiapkan gerakan fotonya.
"Baiklah, aku tau kalian berdua selebgram jadi kemana mana harus foto dulu biar proo!" gerutu Darlin, dalam hatinya.
Setelah selesai mengambil beberapa foto mereka memutuskan untuk masuk kedalam toko pakaian, berencana membeli kaos yang kembar agar terlihat seperti seorang teman. Padahal dengan pakaian biasa saja pun mereka sudah kelihatan dimata orang lain, kalau mereka seorang sahabat.
"Darlin katakan, bagaimana jika kami menggunakan kaos ini?apakah cocok?" tanya Indah, menunggu jawaban dari Darlin.
"Cocok, kalian sangat cocok mengenakan kaos ini. Buruan beli, sekalian ambil beberapa foto didepan toko pakaian ini biar toko mereka menjadi viral."
Sebenarnya sedari tadi Darlin sangat kesal melihat tingkah Indah yang terlalu alay dan norak dimatanya, tapi mau bagaimana lagi Indah itu adalah sahabatnya.
Semua tampak biasa saja, namun saat mereka melewati toko tas brand yang tidak jauh dari toko kaos barusan. Terlihat Maudy dan Daniel keluar dari toko tas tersebut, tidak sengaja mata Anna berpapasan melihat Daniel dan Maudy sedang berpelukan layaknya seorang pasangan.
Darlin dan Indah hanya bisa diam saja, mereka ingin melihat bagaimana reaksi Anna selanjutnya untuk masalah ini.
"Da-daniel, apa yang kau lakukan disini? Ke-kenapa kau berpelukan seperti itu dengan Maudy?" tanya Anna dengan terbata bata, Daniel berusaha untuk melepaskan pelukannya namun ditahan oleh Maudy.
"Ak-aku hanya menemani Maudy membeli tas kerja, ka-karena tasnya sangat terlihat begitu usang tidak cocokkan dia sebagai sekertarisku menggunakan barang seperti itu?" jelas Daniel.
"Membelikan Maudy tas? Selama ini kau belum pernah melakukan hal seperti itu kepadaku, dari awal kita bertemu." tambah Anna seraya berjalan mendekati Maudy, yang masih memeluk Daniel.
"Bukankah kau tidak pernah memintanya dariku sayang?" ucap Daniel, menghalangi Anna saat ingin mendekati Maudy.
"Haruskah aku memintanya lebih dulu baru kau membelikannya untukku? Seperti Maudy, iya?begitukah mau Daniel?!!" kata Anna dengan nada tinggi.
"Sayang, ada apa denganmu? Kau tidak malu dilihatin orang lain berteriak seperti ini? Ayo kita pulang." Daniel menarik lengan Anna dengan kasar, Indah dan Darlin masih belum berani angkat bicara.
"Singkirkan tanganmu! Dan jangan panggil aku sayang, aku merasa jijik dengan panggilanmu itu...dan kau Maudy, lepaskan pelukanmu dari suamiku! Atau aku akan meneriakanmu PELAKOR Agar semua orang meludahimu sekarang ini!" teriak Anna, Maudy segera melepaskan pelukan itu dia melirik kearah Daniel dengan memelas.
PELAKOR? Anna seaturanya kau harus tahu siapan yang PELAKOR dalam hubungan ini, ayo bukalah matamu sebelum terlambat memilih pria bajingan seperti Daniel!
"Nyonya ingin meneriakiku PELAKOR? Silakan, saya kesini cuma karena ajak boss. Kalau tidak saya juga tidak mau mengijakan kaki ditempat seperti ini! Harap Nyonya jangan salah paham, karena itu tidak baik dalam sebuah hubungan." sela Maudy, dia langsung pergi dengan wajah cemberut meninggalkan Daniel.
"Tunggu Maudy...kau Anna, ayo ikut aku pulang!" bentak Daniel menarik tangan Anna dengan paksa, padahal Anna menolaknya.
"Lepaskan tanganmu, pria tidak tahu diri! Atau sebelum kupatahkan!" ancam Darlin, menarik kemaja Daniel. Sekarang seluruh perhatian tertuju kepada mereka.
"Siapa kau? Kenapa kau ikut campur urusan rumah tangga orang lain, lepaskan tangamu dari kemeja mahalku bocah ingusan!" bentak Daniel.
"Kau bertanya siapa dia? Kami yang berada disini adalah temannya Anna, saat ini kau sudah membuat Anna menangis dihadapan kami. Ku doakan hari harimu bahagia bersamanya." timbrung Indah
"Diam kalian!"
Daniel pergi begitu saja, tanpa memperdulikan Anna. Dia malah mengejar Maudy, ketimbang memikirkan perasaan istrinya saat ini.
"Anna, kau sudah lihat semuanya kan? Siapa suamimu yang sebenarnya, dia hanya mempermainkan perasaanmu saja." sergah Indah menguncang tubuh Anna yang melamun tak jelas.
"Tidak, tidak. Kau salah Indah tidak mungkin Daniel menikahiku hanya untuk mempermainkan perasaanku! Kau salah, kau salah!" teriak Anna pecah, diiringi oleh tangisan air mata yang sudah tidak bisa dibendung lagi.
"Anna, apa yang dikatakan oleh Indah itu benar. Kau tidak bisa lari dari kenyataan seperti ini, faktanya bahwa Daniel menikahimu hanya untuk mempermainkan perasanmu." tambah Darlin
"Tidak semua itu tidak benar, bagaimana mungkin dia tega melakukan hal seperti itu kepadaku! Semua ini salahku, seaturanya aku tidak mengatakan hal itu seperti itu kepada Maudy, aku yang salah." sangkal Anna, dia merasa ucapan sahabatnya itu salah.
Anna, sampai kapan kau akan terus menjalani dilema percintaan suami istri yang memuakan ini? Ayo, tolonglah buka matamu.
"Tunggu Anna, kau mau kemana?" tanya Indah seraya menahan pergelangan tangan Anna, agar tidak pergi.
"Ak-aku ingin mengejar mereka, dan meminta maaf agar semua kesalahpahaman ini bisa berakhir dan tidak melukai perasaan siapapun." jawab Anna, dengan mata yang terus bergelimangan air.
"Anna sadarlah! Kau ingin meminta maaf kepada mereka padahal kau lah yang paling tersakiti disini? Apa kau gila?!" ucap Indah seakan tak percaya.
"Indah, biarkan saja dia pergi, sampai dia tahu kebenaran yang sebenarnya. Dan disaat itu terjadi dia pasti akan menyesali semuanya dihadapan kita, biarkan saja dia pergi." sambung Darlin melepaskan tangan Indah yang mencengkram pergelangan tangan Anna.
Benar Darlin, apa yang kau lakukan saat ini memang benar.