Chereads / Aku Orang Ketiga / Chapter 6 - Eps 6. Hujan Yang Turun

Chapter 6 - Eps 6. Hujan Yang Turun

Langit terlihat sangat begitu gelap, sepertinya hujan akan turun pagi ini. Bu Hera sudah selesai menghidangkan makanan diatas meja, hanya tinggal menunggu Anna turun untuk sarapan.

"Pagi, Nyonya." Sapa Bu Hera lebih dulu, ketika melihat Anna turun menyusuri anak tangga.

"Pagi, Bu. Hari ini aku sangat terburu buru, jadi maaf tidak bisa mencicipi sarapan yang Ibu buat."

"Yah sudah, tapi Ibu bawakan bekal dari rumah yah."

"Ah, tidak perlu Bu. Nanti Anna sarapan di kampus aja... Permisi Bu"

Dia berangkat menuju kampus dengan mengemudi mobil sendiri, tanpa bersama seorang supir. Mobil yang ia kendarai melaju dengan sangat begitu kencang, tanpa memperdulikan rambu lalu lintas.

"Argh! Kenapa perasaanku sekacau ini sekarang!!!" Anna berteriak keras dalam mobil, buliran air mata mulai berjatuhan membasahi pipinya. Mobil yang ia kendarai sudah hilang kontrol sekarang.

Prakk...

Mobil Anna menabrak keras bagian belakang mobil Lamborghini Aventador Huracan, benturan itu membuat bagian belakangnya rusak. Pemilik mobil mahal tersebut pun langsung keluar untuk memarahi Anna, pandangan mata mulai tertuju kearah mobil hitam milik Anna.

Tok...tok...

Seorang pria berpakaian jas rapi mengetuk pintu mobil Anna dari luar, tapi wanita itu malah hanya diam saja seperti orang kehilangan akal.

Tok...tok...

Sekali lagi pria itu mengetuk, tapi tidak ada balasan juga dari Anna karena dia masih diam membatu sedari tadi.

"Tolong segera keluar dari dalam mobil anda, dan selesaikan hal ini secara baik baik!" Ucap pria tersebut, Anna pun membuka sabuk pengaman mobil dan segera keluar dari dalam.

Pandangan matanya terlihat kosong saat itu, "Berapa biaya kerusakannya?" Tanya Anna sekilas menatap pria yang berdiri di hadapannya.

"3 miliar!" Ketus pria itu

"Apa?!"

"3 miliar!!" Pria itu berteriak, ia pikir Anna tuli. Padahal dia hanya kaget mendengar biaya kerusakan yang harus ia ganti.

"Apa kau ingin memerasku?!" Ulas Anna, mengusap kasar rambutnya karen tidak habis pikir tentang ucapan pria itu barusan.

Pria itu memberikan sebuah kartu nama kearah Anna, "Aku menunggu etika baikmu, sebagia anak mahasiswa!!" Sepertinya dia sedang mengecam Anna.

"Hei, tunggu!!"

Pria itu malah langsung masuk kedalam mobilnya, tanpa mendengar panggilan dari Anna.

"Argh, sial!!"

Karena kesal dia menendang pintu mobilnya sendiri, membuat kakinya kesakitan. "Aduh, kakiku!"

Anna meninggalkan mobilnya di bengkel, karena kap depan mengalami kerusakan yang cukup serius.

"Lo, kenapa?" Tanya Indah, sedari tadi memperhatikan Anna seperti orang kebingungan.

"Enggak kenapa-kenapa kok." Balas Anna, seraya merapikan buku diatas meja.

"Bagaimana masalah Lo dengan Daniel?! Apa sudah selesai?" Tanya Indah seperti sedang mengintrogasi Anna melalui tatapan mata.

"Oh, kemarin aku cuman salah paham aja kok. Terimakasih sudah memperdulikanku." Ujarnya sambil berusaha untuk tersenyum tegar dihadapan sahabatnya sendiri.

"Kalau emang hubungan kalian sudah tidak bisa dipertahankan lagi mending berpisah secepat mungkin, sebelum salah satu dari kalian mengalami kerugian. Bukan kerugian uang ataupun kemewahan, melainkan terhadap perasaan!" Jelas Indah seperti sudah memahami perasaan Anna.

"Pria memang selalu begitu, mereka hanya terobsesi memiliki wanita untuk diawalnya saja. Jika sudah mendapatkannya ia pasti langsung merasa jenuh dan bosan." Tambah Indah, seraya mengelus pundak Anna yang terlihat sangat begitu lemah.

"Terimakasih, tapi hubungan ku dengan Daniel tetap akan bertahan sampai maut memisahkan." Ucap Anna begitu percaya diri, padahal dia sendiri sedang berusaha tegar dihadapan orang lain.

"Ah, terserah Lo deh. Tapi kalau butuh tempat curhat, gua selalu bakalan ada buat Lo."

Dosen hari ini tidak masuk, jadi seluruh mahasiswa pulang lebih awal. Begitu mendengarnya Anna langsung berlari keluar kampus, menstop sebuah taksi menuju tempat yang ada pada kartu nama yang diberikan pria tadi pagi.

"Butuh waktu berapa lama agar bisa sampai disana Pak?" Tanya Anna kepada supir taksi.

"Hanya 15 menit, jika tidak terjebak macet." Jawab supir taksi, sambil kembali fokus mengendarai.

Tiba tiba ditengah perjalanan hujan turun begitu deras, "Duh, aku pikir hujannya akan turun nanti sore." Gumam Anna, menatap keluar jendela mobil.

Dia sama sekali tidak membawa payung ataupun jaket, karena ia berpikir hujan akan turun sore hari bukan sekarang. Anna hanya memakai sebuah kemeja, celana hitam, dan sepatu converse. Dengan pakaian seperti itu jika menerjang hujan pasti akan basah, terpaksa dia menyuruh supir taksi untuk menurunkannya tepat diparkiran.

Anna menyerahkan dua lembar uang ratusan ribu, "Ini, Pak. Terimakasih, sudah mau mengantar sampai sini."

"Tapi, ini terlalu banyak Nona." Sergah supir taksi, begitu melihat Anna langsung hendak pergi.

"Ambil saja kembaliannya untuk Bapak."

"Syukur, terimakasih banyak kalau begitu Nona."

Anna memperhatikan perusahaan itu dari awal, ia sempat ragu untuk masuk kedalam. "Sepertinya, hidupku akan berakhir setelah ini."

"Halo, ada yang bisa saya bantu dik?" Sapa wanita paruh baya kepada Anna, karena melihatnya kebingungan waktu masuk.

"Saya ingin mencari orang ini." Kata Anna sambil menyerahkan kartu nama yang diberikan pria tadi pagi.

Wanita itu langsung kaget begitu melihat kartu nama tersebut, "Apa anda sudah membuat janji?"

"Belum, tapi dia menyuruhku untuk datang kemari."

"Oh, baiklah kalau begitu mohon tunggu sebentar. Silahkan anda duduk dulu."

Wanita yang tidak diketahui namanya itu sangat begitu ramah dan sopan kepada Anna, walaupun tidak saling mengenal sama sekali.

"Dik, beliau sedang rapat. Jadi beliau mengatakan bahwa anda harus menunggunya sebentar." Jelas wanita tadi dengan begitu santun.

"Baiklah, terimakasih kalau begitu... Emh, boleh aku tahu siapa namamu?" Tanya Anna

"Amy, saya sebagai resepsionis dari perusahaan ini."

"Oh, terimakasih atas bantuan anda."

"Sama-sama, silahkan menunggu disana yah dik."

Anna pun langsung duduk ditempat yang Amy arahkan kepadanya, "Kenapa dia memanggilku adik? Apa aku terlihat seperti anak anak sekarang?" Desis Anna, ia sedikit kesal karena dipanggil adik padahal setatusnya sudah menikah.

-----------------------------------------------------------------

Halo, tetap dukung aku terus yah. Maaf kalau ada kata² yang masih typo🙏😊