Vanessa memijat pelipisnya pusing, setelah mendengar pernyataan Regan.Pria itu masih menyakinkan Vanessa, bahwa kedepannya pria itu akan memilih Vanessa dibanding veronica. Dia begitu yakin, jika suatu saat nanti, Veronica akan mengalah dan menyadari jika selama ini Regan tidak pernah menyukainya. Perasaan itu tidak bisa dipaksa, dan Regan jatuh cinta pada Vanessa ketika veronica mengirim fhoto wanita itu untuk pertama kalinya.
Tapi kalau diingat sikap Regan yang selalu mengalah dan juga menuruti apapun yang veronica katakan. membuat Vanessa berpikir dua kali. Tidak mungkin secepat dan segampang itu Regan melepas Veronica, apalagi sikap Regan yang begitu manis dan penuh perhatian pada Veronica.
Pergi adalah pilihan vanessa. wanita itu memilih untuk pulang. Veronica baru saja mengirim pesan, jika wanita itu baru saja sampai rumah, dan tidak menemukan Vanessa. Padahal ini masih sudah jam sembilan pagi.
Membutuhkan waktu empat puluh lima menit, akhirnya Vanessa pun sampai di rumah. dia pun membawa gaun berat miliknya, dan juga satu dress yang diincar tadi, dan menunjukkan pada Veronica.
"Masuknya ketagihan Kakak tadi." kata Vanessa.
Veronica mengangguk, dia tidak peduli adiknya itu menggatakan apa. Yang penting bagi wanita itu adalah gaun, yang dia pesan beberapa bulan yang lalu. Gaun itu sengaja dia pesan untuk acara pertunangannya dengan Regan nanti. Dia sudah lebih dulu menyiapkan apa yang dia butuhkan, sedangkan nanti ketika kekasihnya Regan mengajak nya bertunangan, Veronica tidak perlu repot menyiapkan apapun.
"Jadi tunangan sama dia?" tanya Vanessa memastikan.
Veronica mengangguk, begitu juga dengan Mira yang langsung menyahut karena hubungan keduanya sudah lama. Tidak bagus juga kalau tidak menikah kan? Alangkah baiknya, jika mereka melangsungkan pertunangan dulu jika ingin menunda pernikahan. Setidaknya veronica itu memiliki kepastian dari Regan, hubungannya mau dibawa kemana. apalagi Regan juga masih sibuk banget ngurusin vanessa ini itu, dan Mira takut jika pria itu berpaling dari Veronica pada Vanessa,
Memutar bola matanya malas, Vanessa mengambil baju miliknya dan juga tas. Jika wanita itu berpikir kalau Vanessa akan merebut REgan dari veronica, maka wanita itu akan melakukan apapun untuk membuat Regan menekuk lututnya di hadapannya. Dia juga bisa membuat Veronica hancur dalam sekejap jika dia ingin.
Tapi … kalau Regan bertunangan dengan Veronica, lalu untuk apa juga pria itu mengajak Vanessa menjalin hubungan?
Mencoba mengirim pesan pada pria itu, dan memintanya menemuinya nanti setelah makan siang. Yang ada Regan malah meminta Vanessa untuk tidak menemuinya. Dia akan menemui wanita itu malam nanti, karena siang hari ada banyak pekerjaan yang harus Regan lakukan.
Pintu kamar itu terbuka dengan lebar. Masuklah Veronica dengan senyum paksa nya. Wanita itu mendekati Vanessa dan memeluk adiknya penuh dengan kasih sayang.
"Kamu marah dengan ucapan mami?" tanya Veronica memastikan
Vanessa menggeleng. "Nggak. Ngapain harus marah. Lagian apa yang dikata mami kamu itu benar, kalau Regan terlalu sibuk sama aku. Takutnya dia berpaling dari kamu ke aku." jelas Vanessa menekankan setiap katanya. Sambil menunjuk diri Veronica dan juga dirinya sendiri.
Kalau Mira mengatakan hal itu, bukan berarti Veronica harus percaya kan? Mami nya itu hanya merasakan ketakutan yang luar biasa, karuan Regan beberapa hari ini sibuk dengan Vanessa. Padahal jika Mira tahu, Regan seperti itu juga atas permintaan taat Veronica, dan bukan kemauan Regan. Jika wanita itu tidak memaksa, mana mungkin Regan mau bergerak sendiri untuk menjaga Vanessa.
"Kenapa gak bilang dari awal saja? Seenggaknya kalau hubunganmu dengan Regan retak, itu bukan salahku!!" cetus Vanessa.
"Nanti aku akan bilang sama mami masalah ini. Tolong kamu jangan salah paham."
Masalah salah paham, Vanessa tidak memikirkan hal itu. Dia hanya tidak terima saja dengan ucapan Mira yang seenaknya. Harusnya mulut wanita tua itu harus dijahit, atau di saring dulu sebelum berbicara. Sejak dulu hingga sekarang kok tetap saja nyakitin perasaan Vanessa. Janji berubah itu hanya pemanis, selebihnya paham kayak hidup Mira.
"Terima kasih ya, kamu udah mau ambilin gaun Kakak." kaya Veronica mengusap baju Vanessa.
Wanita itu menatap tajam tangan itu, detik berikutnya tersenyum. "Hmm, sama-sama."
****
Ini sudah jam sebelas malam, tapi Regan juga belum ada kabar untuk mereka bertemu dimana. Dia harus meluruskan hal ini, karena Vanessa juga membutuhkan jawaban yang pasti dari pria itu. Menatap jam dinding kamarnya, Vanessa menyerah, pesan akupun panggilan dari Vanessa juga tak ada satupun yang direspon oleh Regan. Dia sekolah ditelan bumi, setelah membaca pesan terakhir Vanessa tentang gaun pertunangan mereka.
Mengunci kamarnya, Vanessa memutuskan untuk tidur. Rugi juga menunggu pria itu, yang tidak mungkin akan menemuinya malam ini. Yang ada Vanessa akan mendapat pesan masuk, atau sebuah panggilan masuk dengan alasan jika pria itu lupa menemuinya Vanessa karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Dan Vanessa juga yakin, jika dia akan kembali membujuk dan merayu wanita itu, agar mendapatkan kata maaf dari Vanessa.
Melepas kemeja yang dia kenakan, dan melemparnya asal. Vanessa berniat untuk tidur, namun kaca jendela kamarnya malah berbunyi. Seolah ada sesuatu yang memukul dari arah luar.
"Siapa?" teriak Vanessa.
Tidak ada jawaban. Vanessa mencoba untuk mengabaikannya, dan kembali tidur. Tapi, Lagi-lagi jendela itu kembali berbunyi hingga membuat Vanessa geram. Wanita itu membuka jendela kamarnya dan terkejut, ketika tahu siapa yang mengetuk kaca jendela dengan begitu pelan. Langsung saja Vanessa membuka jendelanya dan juga membiarkan Regan masuk ke dalam kamarnya. Dia juga memastikan jika pintu kamarnya terkunci dengan rapat, dan tidak akan ada satu orang pun yang masuk ke kamar ini tanpa seizin Vanessa.
"Apa yang kamu lakukan malam-malam begini, Regan!!" Vanessa menurunkan suaranya agar tidak ada yang mendengar suaranya dari arah depan. Lampu ruang tengah masih menyala, dan wanita itu menganggap jika Arya suami Mira masih berjaga.
"Aku menemuimu. Sudah aku bilang kan, kalau aku nanti malam akan menemuimu." jelas Regan.
"Aku tau!! Tapi tidak semalam ini."
Tidak peduli semalam apa, jika Regan ingin menemuimu Vanessa maka dia akan datang. Dan ketika dia datang, yang ada Regan malah disuguhi pemandangan yang luar biasa. Celana pendek, dan juga bra sport berwarna hitam yang begitu kontras dengan warna kulit Vanessa.
"Nggak ada pakaian lain ya selain itu?" tanya Regan kesal.
"Nggak ada." jawab Vanessa, sambil mengibaskan rambut panjangnya ke belakang. "Kenapa? Baju aku jelek?" ujarnya memastikan.
"Menusuk mata yang ada."
Vanessa mengerutkan keningnya, dia tidak mau membahas baju yang Vanessa pakai. Dia lebih tertarik dengan penjelasan Regan tentang gaun yang dipesan oleh Veronica. Jika mereka jadi bertunangan, itu tandanya Regan berbohong.
Tapi yang ada Regan malah memeluk wanita itu dan mendorongnya sedikit demi sedikit, hingga terlentang di atas tempat tidur. Dengan posisi Vanessa yang ada di bawah, dan juga Regan yang ada di atasnya.
"Bangkit dari atasku!!" perintah Vanessa. Dan mencoba mendorong pria itu dari atasnya, namun tidak berhasil.
Regan menggeleng. "Nggak mau!!" dengan sengaja Regan malah menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Vanessa.
"Regan aku--"
"Vanessa kamu kenapa!!" teriak seseorang dari arah pintu.
Mampus!!
To Be Continued