Chereads / Bad X Bad: My Dear Vanessa / Chapter 4 - Bad-04

Chapter 4 - Bad-04

"Dari mana sih? Kita nunggu lo satu jam lebih." omel Troy.

Regan tersenyum kecil dan meraih kotak rokok milik Troy. Menghisap rokok itu dengan perlahan, seolah Regan sedang menikmati sebatang rokoknya. Dibanding harus menjawab ucapan Troy.

"Sialan gue tanya beneran ini!" kata Troy mengumpat. Troy tipe orang yang tak sabaran. Beda dengan Regan dan juga Sean.

"Apa sih!!" dengusnya.

"Lo dari mana?" kata Troy kembali.

Akhir-akhir ini Regan sangat sibuk. Selain mengurus perusahan, Regan juga mengurus kepulangan Vanessa. Dimana besok Vanessa sudah harus masuk kuliah di kampus milik keluarga Regan. Itu sebabnya dia sedikit sibuk.

Masalah terlambat, tadi Regan harus ke bandara lebih dulu. Menjemput kedua teman Vanessa dan membawanya ke rumah lama Regan, yang tidak dihuni.

"Vanessa? Siapa?" kata Sean aneh.

"Setau gue sepupu lo laki semua deh Gan." tambah Troy.

"Ya emang." jawab Regan seadanya. Lebih tepatnya Regan malas jika harus berhadapan dengan kedua temannya masalah wanita.

"Terus Vanessa yang lo maksud. Vanessa siapa?"

Regan menjelaskan Vanessa yang dia maksud adalah adik dari kekasihnya Veronica. Vanessa baru saja pulang dari London dua hari yang lalu. Mereka berpisah sejak kecil. Dimana Veronica yang tinggal bersama dengan Mira dan juga Arya. Sedangkan Vanessa tinggal bersama dengan Neneknya di London. Awalnya Regan juga kaget ketika mendengar Veronica punya adik. Sedangkan selamat ini Regan hanya menganggap jika Veronica ini adalah anak tunggal.

"Gue baru tau kalau dia punya adik. Ada fotonya nggak?" tanya Troy yang mulai bersemangat.

Sean langsung tertawa kecil mendengar hal itu. "Gercep banget sih lo urusan begini Troy. Coba urusan kantor, kudu nunggu marah dulu baru mau jalan." cibir Sean.

"Bawel lo!! Gue cuma tanya aja, pengen tau adiknya wajahnya kayak apa. Kalau kakaknya cantik yang jelas adiknya juga cantik kan?"

Lebih dari cantik kalau menurut Regan. Wanita itu terlihat sangat seksi ketika memakai baju kurang bahan. Selain body nya yang bagus seperti model itu, mampu mengunggah sesuatu yang ada di dalam diri Regan.

Troy terus saja memaksa Regan untuk menunjukan foto Vanessa padanya. Siapa tahu kan Troy bisa menggaet wanita itu dengan gampang. Apalagi dia tinggal di luar negeri, negara bebas dalam melakukan hal apapun.

Rasa malas itu muncul di benak Regan. Bukannya tidak mau memberitahu Troy. Tapi yang ada di pikiran Regan saat ini adalah, pria itu pun langsung menyukai Vanessa.

Sedangkan Sean terus saja menahan Regan untuk memberitahu foto Vanessa. Lagian temannya yang satu itu suka sekali gonta ganti pacar dan melakukan hubungan intim. Jika tidak puas, yang ada Troy langsung memutuskan hubungannya, dan mencampakkan wanita itu.

"Nggak gue kasih!!" ucap Regan akhirnya.

"Gue kasih lo apartemen dah." Troy mencoba bernegosiasi dengan Regan. Siapa tahu saja Regan mau berbaik hati memberitahu foto Vanessa padanya.

Masih teguh dengan keputusannya, Regan tidak akan memberitahu bagaikan wajah Vanessa selama ini. Hanya dia saja yang boleh tahu bagaimana wajah Vanessa. Yang menuruti Regan tidak mirip sekali dengan Veronica.

"Mobil sport pengeluaran terbaru dan juga apartemen buat lo, Gan." katanya dan membuat Regan tertawa kecil.

"Jual terus…, gue nunggu lo kere Troy." kekeh Sean.

Troy mendengus kesal. "Ayolah..,"

"Dia milik gue!!" kata Regan tegas, dan membuat dua orang itu langsung diam.

-BadXBad:MyDearVanessa-

"Ness bosan." rengek Angela.

"Diem dulu deh, lagi cari ide. Itu masuk club pake id card nggak sih?"

"Bayar aja aku mau." sahut Chrissy

Bukan masalah bayar atau tidak, pasalnya jika dia masuk club di Ibukota dia bingung dengan sistemnya. Tidak mungkin kan sama dengan yang ada di London.

Tanpa memikirkan banyak hal. Vanessa pun menghubungi Regan untuk mengantar Vanessa dan juga kedua temannya ke suatu tempat. Untung saja Regan tidak banyak tanya, dan memilih menjemput Vanessa ke rumah.

"Dia bilang lima belas menit lagi sampai. Kalian siap-siap deh, nanti Regan datang kita tinggal berangkat." kata Vanessa.

Chrissy dan juga Angela pun langsung melepas baju mereka tanpa rasa malu. Lagian untuk apa juga harus malu, disini hanya ada para wanita dan tidak ada pria.

Setelah mengganti bajunya, mereka bertiga pun segera keluar kamar. Dilihatnya mobil Regan yang sudah terparkir dengan indah di depan rumah.

Buru-buru Vanessa dan yang lain berlari menuruni tangga. Tak lupa juga mengunci pintu rumah ini, agar tidak ada maling sama sekali. Maklum ya, mereka belum menemukan asisten rumah tangga.

"Kamu mau pergi kemana? Ini sudah malam Nessa. Kakak kamu pasti nyariin." kata Regan saat melihat Vanessa duduk di sampingnya.

"Tinggal bilang lagi sama Regan di antara belanja." Vanessa tersenyum lebar dan mengirim pesan pada Veronica. Setelah itu menyimpan ponselnya dalam tas kecilnya. Tak lupa juga Vanessa mengunci ranjit panjangnya yang membuat Regan gagal fokus.

Leher jenjang itu seolah menarik dirinya, untuk mencicipinya.

"Ayo jalan." kata Chrissy yang tau arah pandangan Regan.

Regan gelagapan dan meminta mereka untuk menyebutkan tujuan mereka. Jika tidak ada tujuan lebih baik di rumah saja.

Vanessa yang kesal pun langsung menjelaskan jika dia ingin pergi ke J Club. Dia ingin tahu apa saja yang ada di dalam sana.

Dan yang ada Regan langsung menolaknya mentah-mentah. "Nggak!! Di rumah saja kalau begitu."

Vanessa cemberut dia pun kembali mengeluarkan ponselnya dan menelpon Veronica.

"Kakak…, calon kakak ipar nggak mau anterin aku belanja." teriak Vanessa langang ketika sambungan teleponnya di terima.

"Eh..," kaya Regan melotot sempurna. Dia pun merebut ponsel Vanessa dan mematikan ponselnya. Tapi yang ada Vanessa langsung menduduki ponsel itu dan membuat Regan mendengus. "Balikin gak?"

"Kak Vero.., Regan tetap gak mau." teriak Vanessa lagi.

Di seberang sana Veronica tertawa kecil dan meminta Regan untuk mengantarnya belanja.

Pasalnya itu bukan perkara belanja, Vanessa baru saja memberitahu Regan jika mereka akan pergi ke J Club. Dimana orang jahat dan bandar narkobanya bersarang disana.

"Iya sayang, aku anterin adik kamu belanja dulu." teriak Regan.

Vanessa tertawa kecil. "Gitu kek dari tadi. Kan nggak perlu telepon Vero dulu."

"Ya tapi kamu bohong. Kamu nggak pergi belanja, tapi ke Club.

"Sama aja, yang penting keluar."

Regan mendengus kesal."Beraninya ngancem mulu."

Vanessa tertawa kecil mendengar gerutuan itu. Peduli setan harus ngancam dulu atau tidak. yang penting dia bisa pergi club bersama dengan temannya. hanya membutuhkan waktu dua puluh menit, akhirnya Vanessa dan juga yang lain sampai di depan club. Wanita itu meminta Regan untuk pulang, dia akan menelpon Regan jika Vanessa ingin pulan. Sayangnya, Regan malah ikut turun dan masuk lebih dulu ke club ini.

Vanessa mlongo dengan tingkah laku Regan, tidak mau membuang kesempatan Vanessa pun berlari kecil menghampiri Regan. Menarik tangan pria itu hingga limbung ke arah Vanessa. Untung saja Vanessa masih bisa menjaga jarak coba saja kalau tidak?

"Kamu ngapain ikutan masuk? Kan aku bilang, nanti aku telpon kalau aku mau pulang." kata Vanessa.

"Kamu lupa, kakak kamu nitipin kamu ke aku. Itu tandanya kamu adalah tanggung jawab aku. Jika terjadi sesuatu sama kamu gimana kalau aku nggak ada?"

"Nggak terjadi apa-apa sama aku. Mending kamu pulang sana." Vanessa mendorong tubuh Rega untuk segera pulang. Bukannya pulang, Regan malah menarik tangan Vanessa dan masuk ke dalam club. Menunjukkan id yang berwarna hitam pada salah satu staf ini, yang diyakini Vanessa itu adalah id untuk masuk ke dalam club.

Vanessa tersenyum, bagaimanapun caranya Vanessa harus memiliki id itu. Walaupun harus mabuk dan tidur bersama dengan Regan.

-BadXBad:MyDearVanessa-