Regan baru saja sampai di alamat yang dikirim oleh Vanessa. Dia pun menatap satu pria tua yang mengetuk pintu mobil Vanessa terus menerus. Tentu saja Regan langsung menghampiri pria itu, dia hanya takut jika pria itu akan berbuat jahat pada Vanessa.
"Permisi Pak … Bapak kenapa mengetuk-ngetuk pintu mobil kekasih saya?" teriak Regan.
Bapak itu menoleh dengan membawa cangkulnya. Sedangkan Vanessa yang ada di dalamnya tampak mengintip. Dia bahkan sanali sembunyi dan berjongkok di jok belakang. Walaupun Bapak tua itu pasti tahu, karena Vanessa tidak mungkin meninggalkan mobil ini di jalanan tengah kuburan.
"Maaf Den, tapi itu mainan anak saya hancur kena mobil pacar Aden." kata Bapak itu sambil menunjuk ban mobil belakang Vanessa.
Regan mengintip, dia pun menatap satu mainan mobil-mobilan yang hancur terkena mobil Vanessa. Ditambah lagi, ban mobil itu kempes saja Vanessa sampai tidak tahu. Langsung saja Regan meminta maaf, dan memberikan beberapa lembar uang pada Bapak itu. Sebagai ganti mainan anaknya yang telah dihancurkan oleh Vanessa.
Setelah mendapatkan uang, Bapak itu tersenyum bahagia. Tangannya gemetar menerima beberapa uang berwarna merah di tangannya. Yang dimana Bapak itu sendiri tidak pernah mendapat yang sebanyak ini.
"Terima kasih ya Den. Maaf jika saya membuat pacar Aden takut. Di sampai sembunyi di belakang." ucap Bapak itu dan berlalu.
"Iya Pak sama-sama." jawab Regan tersenyum kecil.
Melihat Bapak itu pergi, barulah Regan menghampiri Vanessa dan meminta wanita itu untuk membuka kaca mobilnya. Tentu saja Vanessa langsung buru-buru keluar dan memeluk Regan. Detak jantungnya saja Regan sampai bisa merasakan, jika wanita itu benar-benar ketakutan.
Melihat reaksi itu sebenarnya Regan juga terkejut, apalagi Troy yang berdiri di sampingnya pun langsung melebarkan matanya. Dia sudah cukup kaget ketika Regan bilang Vanessa Adah kekasihnya. Sedangkan Troy tahu, jika kekasih Regan adalah Veronica. Dan sekarang, Troy harus menjadi saksi bisu aksi mereka di tengah kuburan, dengan orang-orang yang terbaring lemah tak berdaya di bawah tanah.
"Udah … nggak usah takut. Lagian siapa suruh bawa mobil sendiri, sampai nyasar begini." omel Regan.
Vanessa cemberut dan langsung melepas pelukan Regan. "Lagian Vero juga nggak nyariin sopir kan? Aku juga lagi pengen nyetir sendiri. Seenggaknya aku harus hafal jalanan Ibukota. Nggak ada yang mau nyasar begini sampai di kuburan juga." dengus Vanessa.
Regan tertawa kecil, dia pun langsung menelpon mobil derek untuk mengambil mobil Vanessa. Keadaan mobil itu bannya bocor, dan tidak mungkin juga Troy mengendarai mobil dengan keadaan seperti itu. Yang ada mobilnya akan rusak parah.
Karena ada kelas pagi, Regan pun langsung mengantar Vanessa ke kampus. Dan meninggalkan mobil ini di tengah jalanan kuburan. Tidak masalah, setidaknya masih ada jalan sedikit untuk peziarah.
"Itu masuk lingkup kuburan kamu nggak tau ya Ness?" tanya Troy yang penasaran.
Vanessa menggeleng, "Nggak. Tadi sih masih lewat rumah-rumah banyak. Karena aku pilih jalan cepat biar sampai di kampus. Taunya malah nyasar." jelas Vanessa.
"Lain kali jangan percaya deh begitu. Asal tau jalan utama aja udah cukup. Sialnya map kadang juga ngeselin, suka ngeprank." ucap Troy.
"Kamu pernah begitu juga?" tanya Vanessa menolehkan kepalanya menatap Troy, yang duduk di jok belakang mobil ini. Sedangkan Vanessa duduk di samping Regan yang sibuk menyetir.
Troy mengangguk tentu saja dia pernah. Waktu itu dia tengah pergi dan ingin menjemput Regan. Pria itu hanya mengirim lokasi saja pada Troy. Tapi yang ada ketika Troya menganggap jalanan yang lebih cepat, itu akan membuat Troy cepat selesai. Yang ada Troy malah nyasar sampai di bukit, tentu saja untuk mengulur waktu dan membuat Regan marah, Troy masih sempatnya menghabiskan waktu di bukit. Dan yang jelas, ketika Troy sampai menjemput Regan tentu saja pria itu langsung mengamuk.
"Wah bagus dong … " kekeh Vanessa dan membuat Troya tertawa.
"Dia itu suka sekali marah. Tapi kalau di depan Vero kakak kamu itu, sifatnya berubah drastis. Baik banget, lembut, nggak berkata kasar dan juga nggak gampang marah. Anggap saja Vero itu pawangnya Regan." jelas Troy kembali.
"Wow … keren dong. Setidaknya kakak aku jatuh pada pria yang tepat."
"Hmm, sudah dari sekolah sampai sekarang bertengkar aja nggak pernah."
Vanessa mengangguk sebagai respon. Dia pun kembali fokus menatap jalanan Ibukota, dengan memalingkan wajahnya ke samping kiri. Bisa-bisanya Troy malah memuji dan juga membanggakan Veronica di depannya. Hubungan itu tidak akan bertahan lama, jika Vanessa telah kembali. Hancurnya hidup Vanessa, Veronica juga harus merasakannya.
Menyadari mobil ini telah berhenti, Vanessa langsung turun dari mobil tanpa mengatakan apapun. Dia pun ingin masuk ke lingkup kampus, tapi tangan Regan langsung menariknya dan membuat langkah kaki Vanessa terhenti.
"Kenapa?" tanya Vanessa bingung.
"Kamu yang kenapa turun main turun aja. Jangan di dengerin ucapan Troy, lagian aku sama Vero juga pernah bertengkar kok. Cuma nggak diliatin aja." jelas Regan.
Alis Vanessa mengerut menatap Regan aneh. Dia ini bilang apaan sih? Yang ada Vanessa langsung menarik tangannya yang ada di tangan Regan. Karena tidak nyaman ketika banyak mahasiswa lainnya menatap mereka berdua.
"Bilang apa sih? Orang aku turun karena kelas lima menit lagi. Aku juga masih laper, cuma sarapan sedikit bukan perkara ucapan Troy." ucap Vanessa akhirnya.
Dan betapa bodohnya Regan, yang menganggap jika Vanessa marah karena ucapan Troy. Sedikit malu dan canggung dengan ucapannya tadi, Regan meminta Vanessa untuk segera masuk ke kelas. Lima menit bukanlah waktu yang lama, itu sebabnya Regan akan menaruh beberapa roti di loker Vanessa untuk sarapan nanti setelah kelas. Atau tidak makan di kantin setelah kelas berakhir.
"Kelas selesai jam sebelas, yang ada aku mati kelaparan nunggu makan dikantin." teriak Vanessa dan berlari ke dalam kampus. Tentu saja hal itu langsung membuat Regan tertawa kecil.
Ah rasanya dia jadi ingat ketika Veronica mengantar makanan pada Regan. Dan sekarang yang ada Regan yang mengantar makan untuk Vanessa. Benar-benar diluar nalar!!
"Heh … ayo masuk, balik kantor!! Ada meeting penting nih." teriak Troy dan membuat Regan menoleh.
"Sialan!! Ganggu aja!!"
"Kebanyakan ngelamun kan, jadinya begitu. Udah ada Vero masih mau milikin adiknya. Ini teman kau jomblo loh."
Regan hanya menggelengkan kepalanya pelan dan masuk ke dalam mobil. Bukan perkara Veronica atau Vanessa. Lagian hati juga tidak ada yang tahu mau menaruh pada siapa. Tapi jika bisa memilih ya Regan ingin memilih seseorang yang mampu menggetarkan hatinya, yang sudah lama mati. Bahkan sudah berapa tahun dia berpacaran nyatanya, tak sekalipun Regan merasakan detak jantung seperti dulu lagi.
Tidak mau mengingat apapun, Regan pun langsung menuju ke kantornya. Ada banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan hari ini juga.
-BadXBad MyDearVanessa-