Duduk dengan menatap map di depannya. Regan malah mendadak memikirkan Vanessa yang tiba-tiba saja memeluknya tadi. Tubuh wanita itu bergetar hebat, tanda jika dia tengah ketakutan. Lagian sok-sok.an bawa mobil sendiri, sampai nyasar ke kuburan. Giliran diketik kaca mobilnya sama penjaga kuburan. Dia malah takut, dan berpikir bapak itu adalah begal, atau seseorang yang ingin berbuat jahat pada mereka.
Maklum sendiri di luar negeri banyak orang jahat, tapi tidak sejahat di Ibukota. Tentu saja dia akan merasa takut dan terancam.
Di sisi lain Troy yang merasa Regan tidak fokus pun menggebrak meja meeting, berharap jika pria itu akan kembali fokus dengan layar lebar di depannya. Dan nyatanya, bukannya kaget seperti yang lainnya. Regan malah tetap diam dengan menatap map di tangannya.
"Kenapa sih lo." cetus Sean kaget.
Troy menunjuk Regan dengan dagunya. "Temen lo kesambet setan kuburan."
"Ha … kuburan. Emang dia baru pulang dari kuburan?"
Troy mengangguk. Setahu Sean keluarga Regan masih lengkap. Nenek, kakek, ibu, ayah masih hidup dan sehat-sehat saja. Terus dia ke kuburan untuk apa? Memesan rumah masa depan sebelum waktunya?
Tentu saja Troy langsung menoyor kepala Sean. Bukan untuk memesan rumah masa depan untuk Regan. Tapi untuk menjemput Vanessa yang nyasar sampai di kuburan. Ditambah lagi ban mobilnya kempes. Itu sebabnya Troy bilang jika Regan sedang kesambet setan kuburan.
Sean sendiri hanya mampu menggelengkan kepalanya. Hal itu bahkan di luar pemikiran Sean. Dia tahu betul bagaimana sifat Regan. Tapi setidaknya, dia jangan sampai mempermainkan dua wanita yang masih berhubungan darah.
Hubungannya dengan Veronica semenjak mereka sekolah. Berjanji akan sehidup semati, dan juga bersamanya selamanya. Semua itu berhasil, Regan yang terlihat manis dan sangat setia di depan Veronica. Sedangkan di belakang wanita itu, Regan memiliki kekasih lainnya untuk memuaskan nafsu bejatnya. Dengan alasan tidak ingin merusak Veronica. Tapi dia malah semakin merusak wanita lain pula.
Sean meminta Troy untuk melanjutkan meetingnya. Biarkan saja jika mereka melamun, yang penting rapat mereka berjalan dengan lancar. Walaupun Sean sendiri juga tahu, jika tidak akan ada respon dari Regan. Yang penting pria itu hadir dalam rapat.
"Gue mikir yang hampir sepuluh tahun bersama. Masa mau ditinggal tanpa kepastian." gumam Troy.
"Lo pikir lo doang apa. Gue juga mikir itu." bisik Sean.
Troy mendengus dan melanjutkan meeting dengan cepat. Membahas tentang untung dan rugi, ditambah juga tempat yang bagus untuk membangun sebuah usaha. Apalagi usaha ini sangat diminati banyak orang. Pusat perbelanjaan.
Beberapa perusahaan lainnya mengangguk setuju dengan penjelasan Troy. Sedangkan Regan sendiri hanya mampu diam tanpa mengatakan apapun. Hingga akhirnya Troy yang gemas pun, langsung mengarahkan laser tepat di mata kiri Regan. Tentu saja hal itu langsung membuat pria itu mengerjapkan kedua bola matanya, dengan tangan yang langsung menutup matanya.
"Jadi bagaimana pendapat anda Bapak Regan?" tanya Troy dengan nada menyindir.
Regan bingung menatap semua orang yang juga menatapnya. Meletakkan map nya dan menggaruk keningnya. Regan pun mengangguk, tanda jika dia setuju dengan apa yang diucapkan Troy.
"Baiklah. Bapak Regan sudah setuju, itu tandanya kita harus membangunkan satu rumah untuk menyimpan organ tubuh manusia sebelum dijual." ucap Troy dan membuat Regan mendelik.
"Heh … ngadi-ngadi ya lo. Ogah gue kalau buat jual organ tubuh manusia. Gila apa lo Troy!!" seru Regan tanpa sadar. Padahal mereka sudah janji, jika sedang dalam berbisnis mereka akan menggunakan bahasa yang formal.
"Maaf ... Bapak Regan persetujuan ini tidak bisa dibatalkan. Anda sudah menandatangani surat perjanjian kita."
Regan mencoba menolak, dia sangat tidak setuju jika kerja sama yang mereka bahas adalah rumah untuk hal yang tidak-tidak. Sampai kapanpun Regan tidak akan mau terlibat dalam masalah ini. Kalau perlu, Regan yang akan melaporkan mereka semua ke polisi. Termasuk Sean dan juga Troy. Tidak peduli jika mereka adalah sahabat mereka.
Melihat kemarahan Regan, semua orang tertawa terpingkal. Tentu saja mereka tidak akan mau bekerja sama dengan hal yang tidak-tidak. Lagian mereka juga bukan mafia, yang dimana menjual semua organ tubuh manusia hanya demi kepentingan pribadi.
"Terus ini kerja sama apa?" tanya Regan bingung.
"Mall. Kita akan membangun mall, di tengah kota. Makanya, jangan melamun!!"
Regan berdecak kesal menatap Troy dan juga Sean yang terus saja tertawa. Akibat terlalu memikirkan Vanessa, Regan jsdi tidak fokus dengan meeting kali ini.
-BadXBad: MyDearVanessa-
Ini sudah setengah jam lamanya Vanessa menunggu jemputan. Selain mobil yang dia bawa tadi kempes dan masuk bengkel. Regan juga tidak memberi mobil cadangan untik mengantar Vanessa pulang. Wanita itu mencoba menelpon Veronica memintanya untuk mrnjemout Vanessa di kampus. Tapi Sauangnya, Veronica tengah berada di luar kota. Dia tidak bisa menjemput Vanessa karena urusan bisnis. Dan amat sangat terpaksa Vanessa pun menelpon Regan, meminta pria itu untuk segera menjemputnya. Jangan sampai dia pulang dengan jalan kaki.
Dan benar saja. Semua pria itu sama, tidak ada yang on time sama sekali. Selalu saja ngaret dan terlambat. Ditatapnya mobil hitam yang mengkilap, Vanessa pun segera masuk bersama dengan kedua temannya.
"Lama banget sih. Aku udah nunggu setengah jam lamanya." seru Vanessa kesal.
Regan menghela nafasnya berat. Dia pun menatap wanita di sampingnya dengan malas. Bukannya apa, hidup Regan juga tidak hanya mengurusi Vanessa saja. Dia memiliki kesibukan lainnya, mengurus kantor, resto dan juga club yang sudah menjadi atas namanya. Itu sebabnya Regan terlambat menjemput Vanessa.
"Kalau bukan perkara kamu pacar Vero. Udah aku cekik kamu tanpa ampun."
Bukannya marah, Regan malah tertawa kecil. Dengan jengkelnya dia malah mengedikkan bahunya. Tanda jika dia tidak peduli sama sekali dengan ucapan Vanessa. Lagian jika Regan peduli, yang ada dia akan mati muda di hadapan Vanessa.
"Jangan berantem mulu. Takutnya sih jatuh cinta." kekeh Chrissy yang mendapat anggukan dari Angel. Tanda jika wanita itu setuju dengan ucapan Angel.
Vanessa mencibirkan bibirnya. Mana mungkin dia akan jatuh cinta dengan Regan, kekasih Kakaknya itu. Yang ada Vanessa akan terus bertengkar dengan Regan sepanjang hidupnya. Tidak ada kedamaian antara mereka. Dan Vanessa juga berharap jika dirinya tidak akan jatuh cinta dengan pria macam Regan. Di dunia ini masih pria yang bisa membuat Vanessa jatuh cinta. Dan wanita itu juga yakin, jika itu bukanlah Regan.
"Takdir kan nggak ada yang tau. Sekarang bilangnya nggak cinta, besok-besok juga nggak tau kan masih cinta atau nggak." sahut Angel.
Sekali lagi Vanessa mencibirkan bibirnya. Dia begitu yakin jika dia tidak akan jatuh cinta dengan Regan. Masih ada banyak Regan di dunia ini, yang akan jatuh cinta pada Vanessa. Jadi wanita itu yakin, jika bukan Regan ini yang akan jatuh cinta dengannya.
"Tapi … bagaimana kalau aku akan membuatmu jatuh cinta denganku? Apa kamu akan tetap menolak cintaku, atau menerimanya?" ucap Regan menatap Vanessa dengan serius.
-BadXBad: MyDearVanessa-