Keesokan harinya di pagi hari, Rosie terbangun dari tidurnya, lalu berjalan keluar kamar dengan langkah kaki gontai dan menguap sambil melirik disekelilingnya, Rosie melihat ibunya yang tengah sibuk mempersiapkan ayah dan adik-adiknya sarapan, tapi tunggu aku melihat Daniel sudah rapi dengan seragam sekolah, Daniel apa kau ke sekolah hari ini??? iya kak memang nya kenapa jawab Daniel lalu bertanya lagi apa kakak tidak sekolah??? Rosie berjalan menuju meja makan dan langsung bertanya kepada ibunya.
Ibuku sayang apa ibu sudah mendaftarkan aku ke sekolah bu? Rosie bertanya dengan wajah sedih karena nanti alasannya tidak dibolehkan sekolah karena tangannya. padahal ia sudah sangat sembuh, wajah Rosie kembali cemberut sambil memegang tangannya yang masih di perban, ibu Rosie yang melihat hal itupun bertanya apa tanganmu sakit nak? Rosie menjawab dengan lemah tidak bu, sejujurnya aku sedih aku belum bisa sekolah.
Apa kau yakin bisa sekolah..? ibu sungguh tidak ingin terjadi apa-apa lagi kepada mu nak.
aku benar-benar tidak apa-apa bu, aku juga menyayangi ibu aku janji akan menjadi anak yang paling baik agar aku tidak apa-apa lagi yah bu, aku akan berjanji kepada ibu; sambil mengeluarkan jari kelingkingnya Rosie meyakinkan ibunya yang tengah bimbang dan takut akan terjadi apa-apa pada putrinya bila ia mengizinkan Rosie ke sekolah hari ini.
Baiklah jika memang itu yang kau inginkan maka pergilah mandi ibu juga sudah menyiapkan seragam sekolah mu. tapi ingat jika kau terluka lagi jangan harap kau akan ibu izinkan ke sekolah selamanya ibu Rosie mengancamnya dengan sangat baik membuat ayah Rosie geleng-geleng kepala sendiri dan berucap dalam hatinya "Hmmm sangat sadis istriku"
Rosie pun tertawa girang dan gembira yeaayy ibuku sangat baik aku bangga punya ibu seperti ibu, Rosie masih sempat merayu rayu ibunya wanita yang amat disayanginya.!!! apa mau ibu antar kan sayang tanya ibu Rosie lagi lalu Rosie menjawab dengan sangat lembut tidak apa-apa ibuku aku akan pergi dengan teman-teman ku. Sebelum Rosie beranjak dari tempat duduknya iapun melayangkan sebuah ciuman yang hangat untuk sang ibunda tercinta. ibu Rosie pun tersenyum manis dan kembali melayani suami dan anak-anak nya.
Beberapa saat kemudian mereka melihat Rosie yang sudah siap akan pergi berangkat sekolah mereka terpana seakan melihat Dewi yang baru saja lewat, ibu Rosie pun bingung sendiri ternyata anak perempuan nya sudah mandiri dan bisa sebersih dan Serapi ini dari sejak dini.
Ibu, ayah aku berangkat dulu pamit Rosie kepada kedua orangtuanya sambil menciumi punggung tangan kedua orangtuanya. tapi nak kau harus makan sedikit dulu jika kau tidak makan, tidak boleh ke sekolah ancam ibu Rosie lagi.
Hmm iya ibuku sayang, setelah makan mereka pun berangkat bersama-sama dengan suasana hati yang riang dan gembira. Rosie berangkat sendiri sedangkan Daniel berangkat dengan teman-teman nya Daniel dan Rosie sebenarnya sangat beda tipis antara kelahiran nya namun sangat kecil Daniel dari pada Rosie."mereka pergi dengan gembira semoga mereka pulang juga dengan keadaan gembira Tuhan, ku mohon jangan ada lagi masalah yang datang pada saat ini pada keluarga ku do'a Ibu Rosie ketika ia melihat keluarganya berbahagia".
Pada saat di perjalanan menuju sekolah, lebih tepatnya pada saat pertengahan jalan Rosie bertemu dengan Dimas anak laki-laki yang membenci Rosie akibat hasutan dari Serli, Dimas mudah saja termakan hasutan Serli karena dia adalah tunangan Serli dari kecil kedua orang tua mereka saling menjodohkan Serli. Serli juga cantik namun lebih cantik kan Rosie menurut semua laki-laki dari sekolah. Dimas sebenarnya juga tidak terlalu menyukai Serli namun orang tuanya memaksa agar ia berlaku baik kepada Serli karena keluarga Serli merupakan mitra kerja yang bisa paling diandalkan di desanya
Sangat jauh dibandingkan dengan Ayah Rosie. ayah Rosie hanya Security lebih tepatnya hanya satpam dari sebuah perusahaan yang di pimpin oleh Ayah Serli, namun karena keduanya telah berteman dari sejak lama dan bahkan bersahabat mereka menjadi mitra saling menguntungkan antara boss dan satpam.
Entah mengapa Serli begitu membenci Rosie hingga ia tidak mau berteman dengannya. Serli memang membenci Rosie ketika tamu keluarga datang untuk sebuah perayaan besar di rumah keluarga Serli namun bukan Serli yang mendapatkan pujian ketika acara itu berlangsung tetapi malah Rosie. Serli sangat marah dan berjanji akan membalas kan Rosie karena telah mengambil perhatian tamu ayahnya serta ayah dan ibunya.
Semenjak hari itu Serli menjadi-jadi ingin menyakiti dan menghancurkan Rosie, lebih tepatnya iri, dengki kepada Rosie. melihat tipe Serli yang seperti itu membuat Dimas menjadi muak dengan Serli bahkan Serli ingin disanjung seperti bak ratu setiap hari.
Hai sapa Dimas kepada Rosie, Rosie kaget bukan main mendengar Dimas menyapanya se taunya Dimas adalah laki-laki yang termasuk membencinya dia ter-daftar di catatan laki-laki yang membencinya.
Lalu Rosie membalas sapaan dari Dimas, Hai juga, apakah aku boleh berjalan denganmu ke sekolah tanya Dimas lagi. aku tau aku pernah membenci mu, tapi aku rasa kau bukanlah gadis yang terlalu nakal dan malah kau sangat baik kepada teman-teman mu. aku sempat mendengar mu menolong Rendi ketika tenggelam kau adalah perempuan tipe ku. yang pemberani dan tidak penakut dan juga tidak pernah iri dengan pencapaian orang lain dibandingkan dirimu. Rosie hanya mendengar kan Dimas berkata-kata Sendiri seperti orang gila namun juga merespon nya sesekali dengan senyuman.
Pada saat bersamaan di gerbang sekolah Rendi melihat Rosie dan Dimas berjalan bersama. Rendi sangat tidak suka melihat kedekatan mereka. Rendi sangat kesal kenapa Rosie lebih memilih menjauhi nya dan berteman dengan laki-laki yang membencinya.
Rendi kesal sendiri dan geram bahkan mengepalkan tangannya sambil berjalan ke kelas.
Apakah kau senang pergi ke sekolah di pagi yang cerah ini tanya Dimas lagi kepada Rosie.
Rosie menjawab dengan malas ah iya aku suka sekali pergi ke sekolah di pagi yang cerah ini, baiklah aku pergi dulu kurasa kita beda kelas pamit Rosie kepada Dimas lalu Dimas mengiyakan dan sedikit muram kurasa dia mulai menjauhi ku padahal, aku sekelas dengannya. lalu Dimas jalan menuju kelas sendirian.