Loh...
Imperium Agara Hotel?
Sebuah hotel mewah bintang 5!
Ini kebetulan atau apa? Tempat yang dimaksud yang kakek juga hotel ini, kan? Rin dengan cepat mengambil ponselnya dan membaca kembali pesan yang sang kakek berikan. Di sana juga di sertakan map letak hotel itu.
Benar, Imperium Agara Hotel, Jl. Merdeka 17 block E, distrik kota Tokyo.
Hari ini, Rin menyadari jika ternyata ia memiliki teman dengan latar belakang luar biasa. Mereka dari kalangan berada.
Jika melihat kemegahan hotel ini, Rin yakin jika Agara adalah putra konglongmerat. Tapi kenapa bocah imut seperti panda China itu terlihat biasa saja? Low profile saat di sekolah?
Ya.. apa harus sombong?
Tidak, kan?
Zayn yang sama-sama kaya saja biasa saja. Zayn bahkan kalau pergi lebih menyukai memakai sandal jepit berwarna orange. Kemarin malah Zayn berkunjung tanpa memakai sandal dan hanya memakai celana kolor dan kaus oblong. Untung memakai mobil.
Saat ditanya kenapa datang berkunjung, katanya ia lupa. Rin hanya bisa geleng kepala.
Zayn memang seperti itu orangnya. Tiba-tiba saja nongol tanpa diundang, tanpa memiliki alasan yang jelas. Zayn hanya suka bersilahturahmi. Apalagi saat lebaran, pasti ia akan menghabiskan harinya untuk mengunjungi semua sanak saudaranya.
"Kei, sepertinya ini keberuntungan. Tempat pertemuannya juga di sini. Akan dilaksanakan jam 8 nanti di hall utama hotel."
"Benarkah? Baguslah, aku bisa irit bensin."
"Cih, dasar pelit! Lain kali aku akan melaporkanmu ke polisi karena membawa mobil tanpa SIM!"
"Lakukan saja kalau kau berani." Kei menunjukkan ponselnya.
Sialan.
"Jadilah anjing puddleku yang penurut ya?" Kei menyeringai.
Rin menggurutu. Kenapa harus anjing pudle coba? Rin itu sangat menyukai Siberian Husky atau Samoyed! Tapi ia tidak diizinkan memerilaharnya karena kakaknya bilang, Sean, ia tidak bisa merawatnya dengan baik. Jadi mending tidak usah pelihara saja.
"Mau marah? Aku siap setiap saat mengupload video ini ke Youtube!" Kata Kei.
"Kei, bisa tidak jangan mengancam seorang cewek? Seperti tidak punya harga diri saja! Kau kan cowok, masak pengecut amat lawan cewek?" Rin menyilangkan ke dua tangannya di depan dada.
"Memangnya kau itu cewek?" Kei mengangkat sebelah alisnya.
Perempatan muncul di jidat Rin. "AKU CEWEK TULEN! DASAR AYAM TIREN!"
Mobil Lamborghini itu berhenti karena lampu merah.
"BUKTIKAN!" Kata Kei.
Hah?
Bukti apa yang Kei minta untuk mempertegas jenis kelaminnya? Bukankah sudah sangat gamblang jika dirinya itu adalah seorang wanita asli? Dari kasat mata saja sudah terlihat. Tubuhnya khas wanita, kulitnya mulus bak porselin, memiliki pantat khas wanita, dan terlebih lagi, yang paling penting ia juga memiliki payudara.
Kei hanya menggodanya!
"Apa aku perlu membuka bajuku agar kau percaya?" Rin menyingkap dressnya sedikit.
Rin menantang Kei.
Kei menoleh ke arah Rin. Rin tersenyum di sampingnya dengan seolah siap memperlihatkan tubuh indahnya bagian atas. Kei bisa melihat bahu mulus Rin karena design dressnya yang memang semi less shoulder.
"Buka saja kalau kau berani! Aku sih ikhlas saja menikmatinya! Mumpung gratis." Seringai Kei.
Sial, Rin pikir Kei itu akan kalah karena masih memiliki rasa hormat terhadap kehormatan harga dirinya yang tak mungkin membiarkan diri melihat hal-hal yang kurang pantas.
Nyatanya Kei jerk juga.
"Cih! NGIMPI SAJA SANA! Najis amat aku kasih lihat tubuh indahku padamu!" Kesal Rin.
"Kau sendiri yang menawariku! Aku hanya menyetujui tawaranmu, Nona Jidat New York!"
Pimmm.. Pimmm.. Klakson mobil di belakang mereka terdengar.
"Sudahlah! Capek berdebat denganmu! Awas saja jika sampai video itu tersebar! MATI KAU!"
"Asal bayaran menguntungkanku, maka semua aman." Kei tersenyum lalu tancap gas menuju Imperium Agara Hotel.
Kei maunya untung terus. Enggan rugi.
"..."
Rin harus cari cara untuk mendapatkan video itu dari tangan Kei. Jika tidak, hidupnya tidak akan pernah tenang!
Debat kecil alay itu mewarnai obrolan mereka menuju Imperium Agara Hotel. Janji kencan dengan Rin adalah jam 7 malam, sementara acara Rin ada di jam 8 di tempat yang sama. Apakah acaranya juga sama? Tapi waktunya cukup berbeda. Mungkin di ruangan yang berbeda. Imperium Agara Hotel itu sangat besar.
Jika tempatnya sama, maka inilah kebetulan yang hakiki.
***
Setelah Kei memarkir mobilnya di parkiran hotel, mereka berjalan bersama memasuki Imperium Agara Hotel.
"Jika kau takut, kau bisa memegang tanganku." Goda Kei.
"Cih.." Sungut Rin.
Mereka berjalan menuju Hall utama hotel itu..
"Kei.."
"Hm?"
"Kenapa kau membawaku ke tempat seperti ini sih? Memang ada apa? Kau tidak merencanakan sesuatu yang tidak-tidak, kan?"
"Ini juga menguntungkanmu, Rin. Kau memiliki tujuan di tempat ini, kan?"
"Kau yakin? Kau tidak main-main padaku, kan?"
Sebagai cewek, wajar kan ia penasaran dan curiga. Bayangkan saja, dua muda mudi pergi ke hotel bersama. Mau ngapain?
Rin tahu jika Kei itu jerk dan kadang bisa mesum juga. Pengalaman beberapa hari yang Rin lalui dengan Kei cukup membuatnya paham bagaimana Kei itu.
Berdua di hotel?
Jika Kei berniat macam-macam dengannya, maka Rin siap menyemprotkan jus cabe rawit yang maidnya buatkan untuk jaga-jaga.
Pasti seru jika ia bisa menyemprot mata Kei dengan semprotan jus cabe. Rin benar-benar ingin melakukannya! Ia ingin melihat Kei menangis karena pedih cabe di mata. Inner Rin tersenyum setan hanya dengan membayangkannya saja.
"Apa yang ada di benakmu? Senyummu mengerikan! Kau ingin berbuat mesum padaku ya?" Kei menyilangkan tangannya di depan dada.
"HAH? YANG ADA AKU YANG HARUSNYA WAS-WAS KARENA KAU MENGAJAKKU KE HOTEL!! AKU INI CEWEK! Aku yang takut kau mengapa-ngapain diriku!"
"Yaelah... Cewek sekarang itu banyak yang lebih agresif dari cowok! Contoh salah satunya berani menembak cowok di belakang sekolah."
"Jangan ungkit itu lagi! Aku serius, Kei!! Kau tidak akan bermain-main padaku, kan?" Rin tidak mau jika ia harus dimainkan oleh Kei dalam hal yang menjijikkan.
"Dari awal kita sudah main-main, Rin. Lagi pula kau adalah kacungku dan aku adalah majikanmu, sudah tugasmu untuk menurutiku. Jadi, apapun yang aku katakan nanti, kau harus menyutujuinya. Kau harus berkata 'ya'... Oke?"
"Kau terlihat mencurigakan."
"Katanya aku juga bisa meminta apapun padamu, Rin."
Kei kembali memperlihatkan video nista itu untuk mengancam Rin.
Rin manyun. Ia memasrahkan diri pada nasibnya.
Kata sakral apapun dan video ancaman itu memang luar biasa. Siapa sangka jika ia akan mendapatkan mainan menarik di hari-harinya ke depan?
"Aku hanya perlu berkata 'YA' saja, kan?" Tanya Rin memastikan.
"Hn." Jawab Kei singkat.
"Jangan meminta aneh-aneh, Kei! Aku menghawatirkan kata 'YA' itu." Rin merasa sedikit curiga.
"Tidak perlu khawatir. Ini sangat penting untukku." Jawab Kei serius.
Suara Kei berbeda. Rin menghilangkan segala kecurigaannya pada Kei.
"Baiklah, aku menyetujuinya."
"Aku tidak perlu persetujuanmu! Penolakkanmu tidak berarti untukku!"
"Aku punya hak untuk menolak, Tuan! Itu hak asasi!"
"Kau tidak berhak menolak permintaanku! Kau tidak memiliki hak itu padaku!"
"Kau tyrant!"
"Kau tidak akan bisa menolakku meski kau ingin menolaknya setengah mati!" Kei lagi-lagi mengancam Rin dengan video nista itu.
Rin menghentak-hentakkan kakinya karena kesal yang tak terkira. Ia lalu menghirup udara banyak-banyak dan menghembuskannya. Amarah, segeralah minggat!
Kei mulai merasa jika sesungguhnya Rin itu memiliki banyak ekspresi. Selama ini yang Kei tahu, Rin itu bisa malu-malu kucing, itu saat dia menyerahkan surat cinta kepadanya.
Lalu Rin juga bisa dingin, angkuh, dan menyebalkan saat menentangnya. Penolakan cinta bisa membuat Rin berubah sangat drastis seperti orang lain saja. Seperti lahir kembali.
Dan kini, ia bisa melihat Rin manyun karena kesal. Itu lucu juga. Dan ya, ekspresi ketakutan berlebihan Rin tadi juga cukup mengganggunya. Apakah itu wajar?
Apakah lain kali ia akan menemui ekspresi Rin yang lainnya lagi?
Ia akan menunggunya.
Rin itu cukup menarik untuk mengisi waktu luang. Itu sangat sayang jika tidak dimanfaatkan dengan baik. Kei sungguh tidak akan menyia-nyiakannya meski Rin bakal memberontaknya dengan kasar. Ia tidak akan peduli meski Rin akan sering merengek geram padanya. Rin yang selalu jaim dan menolaknya justru membuatnya semakin tertarik pada sosok seorang Rin yang penuh misteri.
Bermodal video nista itu, Kei ingin mengendalikan Rin seutuhnya. Rin adalah hidangan yang nikmat baginya.