Perkataan elleana benar-benar membuat emily tidak fokus bekerja, sampai ia susah tidur malam tadi. Pagi ini sama seperti pagi yang lain, hanya saja daniel sedikit terlambat karena emily sedikit kerepotan untuk membuat bekalnya pagi ini.
Emily menghela nafas, sekalipun dalam mimpi rasanya sangat tidak mungkin untuk mantan suaminya itu mencintai emily. Benar, hanya emily yang berjuang dan berharap dalam pernikahan mereka. Emily sangat naif, memiliki mimpi untuk menikah sekali seumur hidup dan kemudian hidup bahagia dengan keluarga kecilnya. Sayangnya, mimpi emily sudah hancur berantakan.
Emily ingin berbohong dan mengatakan emily tidak mencintainya, tapi bahkan untuk nama anak mereka saja emily memberikan namanya sesuai dengan tradisi lama keluarga sky. Emily, betapa bodohnya dirimu yang masih berharap pada orang seperti davied. Dirimu dan dirinya bagikan langit dan bumi, jangan menjadi begitu naif untuk kali ini emily.
Emily menatap langit-langit toko bunganya, harum bunga bahkan tidak bisa menenangkan fikirannya yang sedang kalut "Davied Dawson Sky!" emily tersenyum kecut, jantungnya masih berdebar saat mendengar nama itu.
Dalam penglihatannya yang tampak tak jelas karena buram oleh air mata, emily mendapatkan siluet seorang laki-laki berdiri diluar toko bunganya. Sudah mau malam seperti ini, siapa yang datang ke toko bunganya. Emily berjalan perlahan mendekati pintu, ia berjalan dengan gontai dan mata yang tak fokus.
'ceklek'
Emily membuka pintu. Pandangannya yang buram dan kepalanya yang mulai pusing, emily hampir saja tersungkur kedepan. Tapi lengan kuat itu menahannya, memeluknya. Emily merasakan jantungnya yang berdegup dengan sangat cepat. Emily mengenali perasaan ini, walaupun ia tidak sempat melihat wajahnya, tapi aroma yang menguar dari laki-laki ini dan degup jantungnya yang tak bersahabat. Benar, ini orang yang sama.
"Ibu!"
Suara daniel yang memanggilnya, tersenyum cerah dan berlari kearahnya. Langkah kecil itu terhenti ketika melihat sang ibu dalam keadaan tak baik.
"ibu!"
Daniel kemudian berlari kencang, anak enam tahun itu kembali berlari menghampiri ibunya. Emily melepaskan pelukan davied dengan cepat dan menyambut daniel kedalam pelukannya. Entah kenapa ia merasa sangat khawatir sekarang. Davied sudah melihat daniel, apa davied akan mengambilnya.
"em!"
Tubuh emily bergetar dan akhirnya ia jatuh dalam tangis sambil memeluk anaknya "kalau anda tidak ada urusan disini, silahkan pergi dari sini!"
Emily melepaskan pelukannya dari daniel dan kemudian berjalan masuk kedalam toko. Tapi davied mengikutinya, emily tak kuasa melawannya saat daniel menggenggam tangannya seperti ini. Benar, emily hanya membiarkannya.
"daniel, masuklah kedalam dan ganti baju, ibu akan menyusulmu setelah menutup toko!" emily tersenyum dan mengusap kepala daniel dengan lembut "jangan khawatir, ibu tidak akan lama!"
Daniel mengangguk dan segera menuju ke pintu yang menghubungkan toko bunga dan rumah mereka. Emily saat ini sedang menenangkan degup jantungnya, masih sama bahkan setelah tujuh tahun lamanya mereka berpisah. Emily berbalik, ia bahkan sempat lupa kalau tadi ia sempat mengusir dengan cukup halus pada laki-laki yang pernah menjadi suaminya itu.
"jadi, ada yang bisa saya bantu sehingga anda jauh-jauh mendatangi saya?"
Emily berusaha sekuat mungkin menahan dirinya untuk tidak kembali menangis, dia tidak tau apa yang harus ia lakukan kalau sudah seperti ini. Davied dawson sky berdiri di hadapannya, masih dengan wajah angkuh yang begitu dingin dan tak tersentuh. Davied masih sama, tidak ada yang berubah bahkan setelah sekian lama waktu berlalu diantara mereka.
"em, aku datang untukmu!"
Emily terkekeh geli mendengar perkataan davied
"aku datang untuk membawamu kembali!" davied maju beberapa langkah untuk mendekati emily "aku sangat menyesal em. Semuanya berubah, aku sudah berubah untuk dirimu em, kumohon jangan begini!" davied bisa merasakan rasanya sakit begitu emily melangkah mundur seiring dengan langkahnya yang maju kedepan.
Emily menggeleng keras "kembali, jangan mencoba mengatakan hal yang tidak mungkin. Kembali padamu setelah semua apa yang sudah terjadi, setelah semua perlakuanmu padaku tujuh tahun yang lalu. Apa kau berharap aku melupakannya, melupakan semua yang sudah terjadi padaku. Kau yang memintaku pergi tuan Sky, kau yang memintaku untuk tidak memperlihatkan wajahku padamu. Bukankah kau sangat membenciku karena mengambil kebebasanmu, sekarang sudah kukembalikan dan kita sudah tidak saling berhutang!"
Walaupun suaranya terdengar tegas dan tak terbantahkan, emily dapat merasakan bagaimana tubuhnya bergetar takut sekaligus menahan tangis. Laki-laki yang ada dihadapannya ini buknlah tandingannya. Dia berbeda dengan laki-laki pada umumnya, dihadapannya emily akan selalu lemah dan tak berdaya. Alasannya hanya satu, perasannya tidak pernah mati pada laki-laki yang menajdi ayah dari anaknya ini.
"emily kumohon!"
Wajah angkuh itu berubah sendu, menatap sang pujaan hati yang telah sejak lama ia rindukan. Sekarang emily berada di hadapannya, sayangnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan davied untuk memeluk istrinya itu. Betapa davied sudah sangat menyesali semua perbuatan dan keputusannya dulu, davied sangat bodoh saat itu.
Emily terperangkap pada dinding dan tak bisa pergi lagi, ia hanya bisa diam dengan tubuh menegang saat davied menjatuhkan kepalanya di pundak emily. Laki-laki itu sekarang tunduk padanya, memohon padanya sama seperti emily memohon padanya dulu. Laki-laki yang sama yang begitu angkuh dan dingin, dengan perkataan tajamnya menusuk hati emily sekarang sedang memohon sambil menundukkan kepalanya.
"aku sudah pergi sejauh yang kubisa, tapi kenapa kau datang dan mengacaukannya. Kau sendiri yang ingin aku pergi, tapi kenapa sekarang kau ingin aku kembali. Aku bukan barang yang bisa kau pungut setelah kau buang!"
Akhirnya emily menyerah, ia menangis ikut menjatuhkan kepalanya di pundak davied "aku baik-baik saja davied, karena itu kau bisa mengejar kebebasanmu. Aku mohon, setidaknya kali ini jangan menyakitiku lagi dengan permainanmu, kau sudah mendapatkan apa yang kau mau davied!"
Davied menggeleng pelan sebelum ia menegankkan kepalanya dan menahan wajah emily dengan kedua tangannya, mengusap pipi mulus itu dengan jemarinya "aku tak mendapatkan apa-apa selain penyesalan setelah kepergianmu em, kumohon maafkan aku em!"
Emily mendorong tubuh davied dengan sangat kuat "sudah kumaafkan, jadi kau bisa pergi!"