Chereads / Love My Destiny / Chapter 9 - LoveMyDestiny-09

Chapter 9 - LoveMyDestiny-09

Qionglin Tianshi terus berlari sampai di rumah Liu Changhai. Wanita itu bisa melihat bagaimana paniknya pria yang saat ini tengah dikerumuni banyak warga. Belum lagi anak kecil yang masih di tangan Liu Changhai pun belum sempat sadarkan diri.

"Liu….."

Pria itu mendongak menatap Qionglin Tianshi yang berlari ke arahnya. "Qionglin, ada apa?"

"Aku sudah menemukan anak kecil yang hilang. Sekarang ayo ikut denganku."

Liu Changhai pun mengangguk, ia pun meminta Han Co'an untuk menjaga anak kecil yang masih sakit. Sedangkan warga lainnya pun juga ikut bersama Liu Changhai dan juga Qionglin Tianshi, dengan harapan jika anak mereka bisa ditemukan dalam keadaan selamat.

Semua orang berlari ke rumah pelukis. Banyak pertanyaan yang ditangkap oleh Qionglin Tianshi, tentang pelukis terkenal di desa Jiexie. Semua orang menganggap jika pemilik lukisan ini adalah orang baik, dan tidak mungkin jika wanita itu menculik anak mereka. Belum lagi ucapan kasar dari banyak warga pada Qionglin Tianshi, yang menduduki orang tanpa bukti.

"Kalau tidak ada, kita bisa melaporkan dia ke pengadilan."

Qionglin Tianshi mengangguk dia berani bertaruh, jika doa berbohong dia akan pergi dari rumah ini. Tapi saat mereka masuk ke rumah pelukis ini, semua orang dibuat terkejut oleh banyak anak kecil yang terkapar tak sadarkan diri. Belum lagi wanita tua berambut putih itu juga sangat tersiksa oleh benang ikatan dari Qionglin Tianshi.

"Anakku….." Pekik semua orang langsung memeluk anaknya masing-masing.

Qionglin Tianshi mengangguk, dia pun meminta Liu Changhai untuk mengobati anak kecil yang tak sadarlah diri. Tentu saja Qionglin Tianshi, dan juga Xianlun Qian juga membantu Liu Changhai, dengan obat-obatan yang seadanya.

"Nona Qiong, sebenarnya kita membutuhkan…" Ucapan Liu Changhai terpotong saat salah satu Ibu memanggil namanya. Ibu itu tengah memangku anaknya, yang masih memejamkan matanya dengan wajah pucat nya.

Pria itu langsung pergi, dan menghampiri Ibu itu. Qionglin Tianshi pun langsung pergi dari rumah pelukis ini, dan terbang ke udara. Dia harus aku rugi ke lembah herbal, untuk meminta beberapa tanam obat herbal yang dia butuhkan.

"Tulang harimau. Aku butuh itu, dan juga daun Mugwort."

Xinxin mengangguk dia pun mengambilkan dia taman herbal dan dia berikan pada Qionglin Tianshi. "Ambillah. Sejak menjadi manusia kau jarang sekali bermain di lembahku."

"Lain kali aku akan datang lagi ke sini. Tapi sekarang, aku harus pergi banyak nyawa yang baru aku selamatkan."

Xinxin mengangguk di pun langsung meminta Qionglin Tianshi pergi. Tapi yang ada tangan kiri Qionglin Tianshi pun mengeluarkan cahaya biru. Sejujurnya Qionglin Tianshi masih bingung dengan cahaya biru itu, entah apa tandanya atau mungkin bahaya bagi Qionglin Tianshi.

"Lain kali aku akan bertanya pada Wenhua, kenapa tanganku sekali mengeluarkan cahaya."

Wanita itu kembali terbang ke udara, dan turun tepat di atas atap rumah pelukis. Tapi kalau dia turun tepat di depan banyak orang, semua akan tahu siapa Qionglin Tianshi. Dan akhirnya wanita itu memilih menghilang, dan kembali muncul di balik pilar tinggi.

Melihat kedatangan Qionglin Tianshi, Xianlun Qian dan juga Liu Changhai pun langsung menghampiri Qionglin Tianshi.

"Qionglin kamu dari mana?" Tanya Liu Changhai khawatir.

"Aku mengambil daun Mugwort sama tulang harimau untuk mengobati mereka."

Liu Changhai sempat tidak percaya, dia pun merebut daun Mugwort dan juga tulang harimau yang sangat. "Ini bagaimana bisa?" Ucap Liu Changhai masih tidak percaya.

"Jangan tanya bagaimana bisa. Sekarang kita buat ramuan, untuk membuat semua anak ini kembali bangun."

Banyak pertanyaan di orak Liu Changhai tentang siapa Qionglin Tianshi. Siapa wanita itu, dan berasal dari mana wanita itu. Walaupun mereka baru juga bertemu dan belum mengenal satu sama lain. Tapi Liu Changhai berpikir, jika Qionglin Tianshi adalah wanita yang mengenal apa itu obat herbal.

Tanpa berpikir banyak Liu Changhai pun langsung menggunakan dua obat itu untuk mengobati. Merebus Tulang Harimau dan juga membakar daun Mugwort agar terlihat sangat kering. Sedikit susah untuk membakar daun ini agar kering sempurna. Karena daun ini membutuhkan waktu hampir enam bulan untuk kering.

Setelah ramuan itu jadi, sedikit demi sedikit Xianlun Qian pun meminumkan ramuan itu pada semua anak. Ada beberapa anak yang langsung terbatuk dan bangun, ada juga yang mengeluarkan darah dan merasa enakan.

"Nona Qionglin terima kasih." Ucap Liu Changhai merasa lega, melihat semua anak bangun dari pingsannya.

Sedangkan wanita tua itu langsung saja semua warga menyeretnya ke pengadilan untuk dijatuhi hukuman.

-LoveMyDestiny-

Qionglin Tianshi merasa lega dengan kejadian siang tadi. Dia sudah menyelamatkan banyak nyawa anak kecil, yang telah diculik dan disekap oleh siluman burung raksasa. Siluman itu juga sudah mendapat hukumannya, setelah Qionglin Tianshi menghilangkan semua kekuatannya.

"Bagaimana perasaanmu?" Tanya Xianlun Qian menatap Qionglin Tianshi antusias.

Wanita itu tersenyum sumringah, "Aku merasa lega dengan hal ini. Setidaknya warga tahu, jika semua ini bukan ulahku."

"Hmm, aku bahkan tidak percaya jika kau yang menculik anak kecil itu."

"Aku malah berpikir jika semua ini ulahmu."

Xianlun Qian menggeleng, dia tidak akan memakai manusia jika manusia itu tidak memiliki kesalahan fatal padanya. Seperti waktu itu, saat manusia ingin membunuh Ibunya dan Xianlun Qian ingin menjadikan ular. Tapi sayangnya Qionglin Tianshi, menyelamatkan manusia itu dari serangan Xianlun Qian.

Untuk merayakan keberhasilan Qionglin Tianshi, wanita itu langsung mengajak Xianlun Qian untuk minum teh. Qionglin Tianshi lupa jika dia baru saja mengangkat daun teh kering, yang sudah beberapa hari dia keringkan. Sedangkan lainnya tinggal seduh dan minum.

Sepanjang perjalanan mereka ke paviliun, Xianlun Qian mengajak Qionglin Tianshi untuk menikmati Festival Lentera Merah yang akan diadakan lusa. Festival yang banyak sekali menerbangkan lampion, dan juga harapan mereka selama ini.

Tidak hanya itu banyak barang lucu, dan juga semua jenis makanan yang akan di jual di Festival Lentera Merah nantinya.

"Apa makanan kita juga ada?" Tanya Qionglin Tianshi heran.

Xianlun Qian tertawa, "Mana mungkin, kita ini banda siluman. Makanan yang mereka jual adalah makanan manusia, yang harus kita cicipi. Banyak makanan manusia yang lezat, daripada seekor tikus hidup."

Mendengar hal itu Qionglin Tianshi tertawa. Dia pun menyeduh bunga teh kering Tieguanyin dalam teko. Sambil menunggu, lagi-lagi tangan Qionglin Tianshi mengeluarkan cahaya biru yang cukup terlihat jelas. Bahkan Xianlun Qian saja sampai melongo melihat hal itu.

"Kau akan menjadi manusia abadi, dan seutuhnya Qionglin." Xianlun Qian meraih tangan Qionglin Tianshi dan menemukan tanda angin di pergelangan tangan wanita itu sebelah kiri. "Lihatlah, tanda ini berwarna biru pula. Jika siluman ada yang tahu tanda ini mereka tahu jika kau adalah siluman langka yang mampu memusnahkan kekuatan mereka." Ujarnya.

Qionglin Tianshi masih belum mengerti apa arti ucapan Xianlun Qian tentang tanda ini. Tanda yang entah sejak kapan muncul di pergelangan tanya Qionglin Tianshi.

Tidak mau membahas hal itu wanita itu, meminta Xianlun Qian untuk menuangkan teh nya ke cangkir kecil untuk dinikmati. Aromanya bahkan mampu membuat mereka terlena.

"Aroma apa ini? Enak sekali aromanya." Ucapan seseorang.

Qionglin Tianshi dan juga Xianlun Qian segera menoleh ke sumber suara. Mereka pun menatap Liu Changhai yang berdiri di depan pintu paviliun Qionglin Tianshi dan mengendus, mencium aroma teh yang baru saja di tuangkan ke cangkir kecil oleh Xialun Qian.

"Tuan Liu apa yang kau lakukan di depan kamar wanita?" Seru Xianlun Qian menatap Liu Changhai tidak percaya.

Pria itu gelagapan sambil menggaruk tengkuk lehernya. Lalu Qionglin Tianshi pun langsung menghampirinya, dan mengajaknya masuk untuk menikmati secangkir teh Tieguanyin.

"Maaf jika aku tidak sopan tadi. Aku hanya mencari cahaya biru, yang terarah ke paviliun Nona Qionglin. Aku pikir dia sedang dalam masalah, makanya aku datang. Tapi saat sampai, aku kalau mencium aroma yang mampu membuatku tenang." Jelas Liu Changhai.

Qionglin Tianshi pun menjelaskan jika dia sedang membuat teh dari bunga Tieguanyin, atau biasa disebut teh dewi cinta. Teh yang beberapa hari ini dikeringkan, hingga kering barusan dia sedih untuk menjadi teh. Tidak hanya itu Qionglin Tianshi juga menjelaskan sembilan tahanan dari pemetikan teh, agar rasa dan aromanya tidak hilang sampai pengeringan, itu ada sekitar sembilan tahapan, agar rasanya semakin enak.

Liu Changhai pun segera mencicipi teh yang disajikan oleh Qionglin Tianshi. Sebelum meminumnya Liu Changhai lebih dulu mencium aromanya, yang mampu membuat dirinya emang. Saat meneguk tehnya, rasanya sangat nikmat, dan tidak nyangkut di tenggorokan.

"Rasanya enak. Baru kali ini aku minum teh seenak ini." Ucap Liu Changhai.

"Tentu saja enak, Qionglin yang membuatnya. Bahkan dia memiliki sepuluh teh yang harus kau cicipi Tuan Liu." Xianlun Qian pun kembali menuangkan tehnya di cangkir Liu Changhai yang kosong.

"Benarkah? Aku hanya tahu Teh Hijau saja yang sering dikonsumsi banyak orang. Ternyata masih ada banyak jenis teh, yang harus aku cicipi." Ucapnya sambil menatap Qionglin Tianshi.

Pria itu kasih menyinggung cahaya biru yang keluar dari paviliun Qionglin Tianshi. Bahkan cahaya itu cukup ketara di udara. Pria itu hanya takut jika terjadi sesuatu dengan Qionglin Tianshi. Tapi saat ini melihat wanita itu, Liu Changhai merasa lega kalau ternyata tidak terjadi sesuatu pada Qionglin Tianshi.

"Aku baik-baik saja Tuan Liu, terima kasih sudah mengkhawatirkan ku."

Liu mengangguk, "Hmm, aku berharap kau akan baik-baik saja Nona."

Mendapat perhatian itu Qionglin Tianshi tersenyum malu. Dia pun menunduk sambil menikmati tehnya sesekali melirik ke arah Xianlun Qian yang tersenyum sambil memainkan alisnya. Seakan wanita itu sedang berpikir, apa yang akan dia lakukan.

"Tuan Liu, lusa adalah Festival Lentera Merah. Apa kau tidak ingin mengajak Nona Qionglin pergi bersamamu?"

Ucapan Xianlun Qian pun mampu membuat Qionglin Tianshi terserah teh yang baru saja dia minum. Wanita itu langsung menatap Xianlun Qian tajam, seakan mengingatkan jika ucapannya itu salah. Tapi bukannya meminta maaf, wanita itu malah tersenyum lebar tanpa mereka bersama.

Berbeda dengan Liu Changhai, yang langsung ketinggian sambil melirik Qionglin Tianshi.

"Kalau Nona Qionglin tidak keberatan, mungkin kita bisa pergi bersama."

-LoveMyDestiny-