Qionglin Tianshi mengumpulkan banyak tumbuhan Teh yang dia butuhkan. Bahkan dari Fujian pun dia datangkanlah, dengan menggunakan kekuatannya.
Tapi saat sedang asyik mengumpulkan banyak daun teh. Tiba-tiba saja Qionglin Tianshi mendengar suara desisan dari banyaknya tumbuhan dan juga orang menangis. Langsung saja Qionglin Tianshi menyibakkan banyak tumbuhan itu, dan menatap satu orang yang meringkuk ketakutan. Dengan siluman ular yang setengahnya sudah berekor, sedangkan setengahnya masih manusia.
Langsung saja Qionglin Tianshi menyerang ular itu dengan kekuatannya. Tak lupa juga membuat manusia itu hilang ingatan, dan melupakan kejadian ini.
Bisa dilihat jika ular itu tampak marah dengan Qionglin Tianshi. Tapi saat Qionglin Tianshi mengeluarkan cambuk emasnya, saat itu juga siluman ular itu merubah dirinya menjadi manusia dan menekuk lututnya di bawah kaki Qionglin Tianshi, bahkan siluman itu juga memohon pada Qionglin Tianshi untuk tidak mencambuk nya. Bisa saja jika terkena cambuk itu, siluman ular itu akan kembali ke asalnya dan tidak bisa menjadi manusia lagi. Dan seumur hidupnya dia akan menjadi ular yang lemah tak memiliki kekuatan, dan bisa mati kapan pun atau mungkin di buru para manusia.
"Kau ingin memakannya? Apa kau lupa jika siluman berbaur dengan manusia, jangan pernah berbuat ulah." Geram Qionglin Tianshi
"Maafkan aku ular tiga puluh ribu tahun. Aku terpaksa melakukan hal ini, Ibuku dibunuh oleh manusia itu aku hanya ingin menjadikan manusia itu sebagian ular juga." Ucapnya.
"Tapi tidak begini caramu. Kau menjadikan dia ular siluman sama sepertimu, belum tentu juga semua masalah yang kau pukul itu akan hilang. Yang ada kau akan melukai banyak orang dengan sikapmu."
Ular itu hanya mengangguk dan meminta maaf. Sampai akhirnya Qionglin Tianshi mengirim Ibu ular itu ke Surga.
Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Qionglin Tianshi pun pergi. Tapi lagi-lagi langkah kakinya terhenti saat mendengar isakan tangis dari arah belakang. Wanita itu menoleh, lalu menatap ular hitam yang bersujud di tempat Ibunya tewas dan hilang.
Melihat hal itu Qionglin Tianshi pun menjadi tidak tega dan mengajak ular hitam itu untuk ikut dengannya. Dengan penuh harapan Liu Changhai mau menerima wanita itu.
"Tapi aku tidak ingin merepotkanmu Nona." Ucapnya menunduk. "Aku akan kembali ke kuil dimana aku dan Ibuku tinggal." Ujarnya
"Itu akan menambah kesedihanmu jika kau kembali ke kuil. Lebih baik kau ikut denganku saja, dan lupakan Ibumu. Kau boleh mengingatnya, tapi tidak untuk meratapi nasib. Ibumu bisa kembali hidup setelah seribu tahun lamanya."
Ular hitam itu menatap Qionglin Tianshi terharu matanya kembali berkaca-kaca, sehingga wanita itu langsung memeluk Qionglin Tianshi dengan erat. Seakan ucapannya itu adalah sebuah harapan, jika dia akan bertemu dengan Ibunya seribu tahun lamanya.
"Kau yakin Ibuku akan kembali?" Ucapnya melepas pelukan itu.
"Kau kan tahu, jika siluman bisa hidup, mati dan kembali hidup nantinya. Entah berapa tahun mereka akan hidup dengan wujud yang berbeda."
Ular hitam itu tersenyum dia pun langsung mengiyakan ucapan Qionglin Tianshi, saat wanita itu mengajak ular hitam itu untuk pergi bersamanya.
Mereka meninggalkan lembah teh ini dan pergi ke rumah Han Co'an. Tapi di tengah jalan lagi-lagi Qionglin Tianshi menatap sebuah jejak kaki di tanah. Jejak kaki menyerupai burung, tapi ini lebih besar.
"Ular tiga puluh ribu tahun, kau belum menyebut namamu." Ucapan lirih itu mampu membuat Qionglin Tianshi menoleh dengan api yang bertautan. Lalu dia pun mengangguk dan menyebut namanya.
"Aku Qionglin Tianshi, kau bisa memanggilku Qionglin. Siapa namamu?"
"Xianlun Qian. Kau bisa memanggilku Xianlun."
Qionglin Tianshi hanya mampu mengangguk sambil melihat jejak kaki burung. Tapi secara logika tidak mungkin jika kaki burung sebesar ini. Ini sudah seperti jejak kaki burung raksasa, yang mungkin saja tidak akan ada di dunia manusia.
Wanita itu bangkit dan mengikuti jejak kaki burung itu, sampai akhirnya berhenti di sebuah pohon besar. Disaat ada empat manusia yang sedang menunduk seperti mencari sesuatu.
"Mereka mencari apa?" Ucap Xianlun Qian yang merasa aneh dengan banyak wanita di bawah pohon.
"Entahlah, itu bukan urusan kita. Ayo kita pergi."
Qionglin Tianshi pun mengangguk, mereka pun memilih pergi tapi juga masih merasa penasaran dengan jejak kaki burung itu. Tidak masalah, yang terpenting dua wanita itu sampai dulu di rumah Han barulah membahas hal ini. Memang ada yang tidak beres dengan orang-orang tadi.
-LoveMyDestiny-
Dua wanita itu sampai di rumah Han Co'an. Qionglin Tianshi langsung menemui Liu Changhai, untuk membahas hal ini. Tapi sayangnya pria itu sama sekali tidak ada di rumah, mereka pun memutuskan untuk pergi ke paviliun. Untuk beristirahat sebentar dan juga mengeringkan daun teh yang dipetik Qionglin Tianshi.
Sedangkan Xianlun Qian dia sudah mencium satu persatu botol yang tertata rapi di rak obat. Dulunya botol itu kosong, tapi saat Qionglin Tianshi menempati paviliun ini, botol obat itu terisi penuh oleh obat herbal dan juga beberapa racun. Dan itu semua buatan Qionglin Tianshi.
"Kau tinggal bersama dengan manusia? Apa kau tidak takut dibunuh oleh mereka?"
Qionglin Tianshi menoleh, "Selama aku tidak melakukan kesalahan, ya mereka tidak akan menyakitiku."
"Bukannya yang sering membuat masalah itu bangsa manusia? Kita bangsa siluman hanya diam saja dan tidak pernah mengusik mereka. Apalagi bangsa ular."
Qionglin Tianshi memilih diam. Dia paham apa yang dimaksud Xianlun Qian, memang banyak manusia yang membunuh bangsa ular untuk dijadikan makanan lezat. Dia juga pernah melihat satu tempat makan, dengan menu spesial daging ular. Tentunya Qionglin Tianshi ingin marah, tapi dia juga tahu jika semua orang tahu siapa dirinya. Yang jelas hidupnya dalam bahaya. Dan Qionglin Tianshi akan diburu banyak orang, untuk dijadikan makanan.
Wanita itu tidak menyalahkan ucapan Xianlun Qian, itu memang benar. Tapi kita bangsa siluman juga harus berhati-hati akan hal ini. Tidak semua manusia itu baik, dan ada juga manusia yang memanfaatkan kebaikan kita demi kepentingan mereka masing-masing.
Melihat matahari yang bersinar begitu panas, Qionglin Tianshi pun menjemur daun teh chrysanthemum. Teh yang terkenal di dinasti shong, teh yang sering dikonsumsi untuk obat demam dan tenggorokan. Tapi saat ini teh itu sudah sering diminum di desa Qionglin Tianshi, tidak tahu kalau di desa Liu Changhai.
Saat sedang menjemur teh chrysanthemum tiba-tiba saja Qionglin Tianshi menatap Liu Changhai yang masuk ke rumah Hna Co'an. Bisa dilihat raut wajah Liu Changhai yang tampak khawatir dan cemas. Langsung saja Qionglin Tianshi menghampiri Liu Changhai.
"Tuan Liu ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu."
Liu Changhai terhentak, dia pun langsung menatap Qionglin Tianshi yang berdiri di depannya. "Ada apa Nona Qiong?"
"Adikku datang, dia tidak memiliki tempat tinggal apa adikku boleh tinggal disini bersamaku?"
Liu Changhai diam sejenak, dia pun langsung menatap belakang tubuh Qionglin Tianshi yang ternyata disana sudah ada Yuenyi, yang langsung menatap Liu Changhai tidak suka. Pria itu hanya mampu mengangguk, tapi semua keputusan ada ditangan Han Co'an, karena rumah ini milik beliau. Sedangkan Liu Changhai pun hanya menumpang di rumah ini, dan belajar obat-obatan sejak dia kecil.
Pria itu memilih pergi meninggalkan Qionglin Tianshi. Dengan alasan jika dia akan berbicara dengan Han Co'an masalah ini. Dan meminta Qionglin Tianshi kembali ke kamarnya, dan berkumpul kembali saat mereka makan malam.
Sambil menunggu keputusan Liu Changhai, wanita itu kembali ke paviliunnya dan melihat Xianlun Qian yang tengah menulis. Seingat Qionglin Tianshi, dia tidak memiliki alat untuk melukis atau apapun itu. Tapi kamar ini malah penuh dengan alat lukis dan juga beberapa tinta.
"Kau sedang melukis apa?" ucap Qionglin Tianshi duduk di samping wanita itu.
"Aku sedang melukis pemandangan laut yang indah, dan juga perdesaan di tempat asalku dulu."
"Lukisanmu bagus juga."
Xianlun Qian pun tersenyum, dia memberitahu wanita itu jika lukisan ini bernyawa. Kita bisa masuk ke lukisan ini kapanpun kita mau. Dan semua yang ada di lukisan ini akan terlihat begitu nyata. Karena penasaran Qionglin Tianshi pun meminta Xianlun Qian membawa ke dalam lukisan itu. Dia ingin tahu bagaimana desa Xianlun Qian seperti apa.
Xianlun Qian langsung membuat bola-bola ajaib dan diarahkan ke lukisan, sehingga lukisan itu bergerak. Saat tangan Xianlun Qian ingin masuk ke lukisan itu, disaat itu juga Liu Changhai datang ke paviliun Qionglin Tianshi. Dan membuat wanita itu segera menutup tulisan itu agar tidak bergerak.
"Tuan Liu ada apa?" ucap Qionglin Tianshi canggung.
Liu Changhai pun mengangguk dia pun menatap Xianlun Qian yang tersenyum ke arahnya, hanya sebentar sebelum dia kembali melukis lagi.
"Maaf kalau aku mengganggu kalian. Aku datang kesini hanya ingin bilang, jika adikmu boleh tinggal disini."
"Benarkah? Kalau begitu terima kasih Tuan Liu."
Pria itu hanya tersenyum lalu pergi, dan untuk pertama kalinya Qionglin Tianshi merasa jika pria itu sedang dalam masalah besar. Wanita itu kembali duduk di samping Xianlun Qian yang masih sibuk melukis, dan mereka pun gagal untuk masuk ke dalam lukisan itu. Bahaya juga kalau tiba-tiba saat dia masuk dan ada manusia yang masuk.
Sambil menunggu wanita itu selesai melukis, Qionglin Tianshi pun menyeduh teh lalu dia berikan pada Xianlun Qian.
"Nona Qiong, apa tujuanmu datang ke dunia fana?"
Qionglin Tianshi menoleh, "Aku hanya memiliki satu tujuan, yaitu cuma untuk bertemu dengan Tabib Han Guo. Tapi Tabib itu sudah meninggal, dan aku akan mencari reinkarnasinya. Lalu apa tujuanmu kesini?"
"Ibuku ingin memiliki anak laki-laki, dan aku sedang berubah tubuhku menjadi laki-laki. Tapi sayangnya Ibuku meninggal di tangan manusia. Dan sekarang kau tahu bukan, jika Ibuku sudah pergi meninggalkanku."
Qionglin Tianshi pun mengusap punggung Xianlun Qian untuk bersabar, dan menyakinkan wanita itu jika Ibunya akan kembali hidup. Hanya saja kita tidak tahu kapan bangsa siluman akan bangkit kembali untuk hidup.
-LoveMyDestiny-