Devan menghela napas dalam, dia memainkan pulpen di tangannya. Saat ini dia sedang merasakan sunyi, entah kenapa Vanya tiba – tiba bilang pamit saat pertemuan itu ternyata untuk terakhir kalinya mereka bertemu. Cewek itu tidak ada menceritakan sesuatu pada Devan tentang masalah atau permasalahan di kehidupan selain dari kantor dan masalah pekerjaan. Ada apa dengan semuanya?
Devan merasa heran dan bingung, kenapa secara dadakan? Sebelumnya hubungan mereka memang tidak pernah ada perselisihan, namun jika soal hubungan yang lebih seperti pemikiran Freya. Devan belum bisa menerima. Semua itu terlalu cepat untuk berakhir tanpa ada rasa dari Devan sendiri, karena Vanya memang sudah merasakan hatinya yang mulai bergetar di dekat Devan.
Cowok itu masih saja tidak peka, percis seperti adiknya.
Devan menatap pintu kantornya yang terbuka tanpa ketukan. Sudah di pastikan jika yang hadir itu David, cowok yang sering kali berbolak balik ke kantor Devan tanpa merasa lelah dan capek.