Marvin melamun di depan jendela yang terbuka di kamarnya. Dia sedang memikirkan Freya yang sudah tidak ada kabarnya. Marvin merindukan, dia sesekali memandang foto Freya dan Richo di handphone 'nya. Bahkan tidak ada juga kabar dari Richo. Mungkin sudah tidak penting lagi. Marvin sudah di tugaskan berbagai macam, Richo sudah bersyukur juga berterima kasih dengan semua yang sudah Marvin lakukan.
Namun itu semua tidak pernah Marvin pikirkan, dia hanya ingin terus bersama dengan dua anak itu. Tidak pernah merasa untuk di perbudak ataupun di risihkan. Marvin menolong karena memang sudah ada niat dalam dirinya. Tidak ada yang di paksakan.
"Marvin." Gisella memanggil anaknya, terlihat melamun.
Cowok itu menoleh dan melihat sang Mama yang menghampiri. Dia berjalan ke arah kasurnya membuat Gisella mengerutkan dahi bingung. Pasti ada sesuatu yang membuat putranya seperti itu.
