"Ini tidak bisa di batalkan, semua rekan sudah menyepakati dengan aturan bahwa siswa yang lolos dengan nilai tertinggi, wajib untuk mengikuti, karena ini juga akan yang terakhir."
Devan mendesah, cowok itu sudah membujuk ribuan kali untuk Richo tidak akan ikut olimpiade karena masih terlihat sakit. Namun seberapa kali 'pun dia berusaha, tetap saja selalu gagal dengan adu mulut yang tidak akan pernah selesai.
"Pak, ini untuk kepentingan dia juga. Bapak dan semua yang di sini apa ada tanggung jawab dengan muridnya yang sudah terluka parah seperti itu? Seenggaknya saya membantu untuk segera memulihkan dengan memeriksa mereka, agar wali dari semua kalangan murid tidak ada yang protes dan curiga dengan masalah kejadian di acara tour ini." Devan selalu berkata lebar walau dengan keputusan yang Devan tidak ingin dengar, pemandu itu terlalu sok tahu dengan apa yang sudah terjadi.
Sangat egois.
"Maaf, jika sudah tidak ada pembicaraan lagi mohon keluar dari ruangan ini."