Chereads / SPACE WARLORDS : Activated Power / Chapter 13 - BAB 13 - RENCANA YANG TIDAK DIKETAHUI

Chapter 13 - BAB 13 - RENCANA YANG TIDAK DIKETAHUI

Kemudian, Rey dibawa oleh mereka bertiga ke ruangan perawatan medis. Sampai tiba diruangan perawatan, Marshela langsung memeriksa kondisi tubuh Rey. Sementara itu, Raisha dan Jasmine mereka berdua hanya berdiri menyaksikan Marshela memeriksa Rey. Raisha dan Jasmine tidak saling berbicara pada saat itu, apalagi Raisha yang dari tadi menampakkan ekspresi kecut dan masam kepada Jasmine membuat Jasmine keheranan dengan tingkah laku Raisha tersebut kepadanya. Hingga pada akhirnya pemeriksaan pun selesai dan sudah diketahui hasilnya.

"Hasil pemeriksaan menunjukkan tidak ada sesuatu yang terjadi pada Admiral Rey, tubuhnya baik-baik saja, sehat walafiat." kata Marshela memberitahukan.

Jasmine pun bertanya, "lalu kenapa waktu itu tuan mengalami rasa sakit di sekujur tubuhnya sampai tuan pingsan?"

"Aku juga tidak tahu, tapi hasil pemeriksaannya memang benar, dia baik-baik saja, tubuhnya normal tidak ada kelainan apapun." jawab Marshela.

Karena kondisi Rey masih pingsan, mereka bertiga memutuskan untuk menunggu Rey sadar di ruangan perawatan medis sampai pagi. Hingga sampai di pagi hari, tepat jam 8 : 30 pagi, Rey akhirnya sadarkan diri dari pingsannya. Melihat Rey yang sudah sadarkan diri, Raisha yang dari semalaman menampakkan ekspresi kecut dan masam diam tidak bicara sepatah katapun, akhirnya mulai menampakkan ekspresi senang. Awalnya dia berniat akan memeluk Rey karena senang melihat dia sudah sadar, tetapi sudah didahului oleh Jasmine, membuat Raisha kembali diam dan menampakkan kembali ekspresi kecut, masam dan tidak senangnya.

Lalu, Rey pun mulai berbicara, "ughh.. Jasmine, Marshela, juga dewi.. kenpa kalian bertiga ada di sini? Di mana aku sekarang?"

"Tuan.. tuan sekarang ada di ruangan perawatan medis, semalam tuan pingsan, aku meminta bantuan kak Raisha dan kak Marshela untuk membawa tuan ke sini."

"Ahh seperti itu yah. Kalau begitu aku ucapkan terimakasih kepada kalian bertiga. Ngomong-ngomong sekarang jam berapa?"

"Jam 08 : 35 pagi." Kata Raisha yang tiba-tiba ikut berbicara walaupun singkat.

"Ahh ternyata aku sudah pingsan cukup lama."

"Karena kamu sudah sadar, kalau begitu aku dan Marshela akan pergi dulu, kami ada jadwal perang hari ini. Perang hari ini juga harusnya merupakan tugas pertamamu sebagai Admiral kapal."

"Apa? Jadwal perang? Perang di mana? Kenapa aku tidak tahu informasi apapun?"

"Kamu terlalu sibuk bermain-main sama maidmu, sampai kamu tidak tahu ada jadwal sepenting itu."

"Kenapa kamu berbicara seperti itu? Aku memang tidak tahu informasinya. Kamu juga tidak memberitahuku informasi apapun, bukannya kamu yang bertugas mengatur kegiatan pasukan khusus? Seharusnya kamu membuat laporan kepadaku sebelumnya. Malah bertindak sendiri." Kata Rey sambil sedikit marah kepada Raisha.

"Kenapa kamu malah menyalahkanku! Kamu yang meminta untuk merahasiakan identitasmu, tentara yang lain masih mengira kamu tentara biasa!" Kata Raisha yang juga sedikit marah kepada Rey.

"Meskipun anggapan yang lain begitu tapi kamu tidak kan!"

"Kamu!"

Melihat pembicaraan Rey dan Raisha yang mulai memanas. Marshela mulai melerai mereka berdua agar tidak semakin memanas. "Sudah! Cukup kalian berdua!" kata Marshela. Karena dihentikan oleh Marshela, Raisha pun malah menjadi semakin marah dan tidak senang. Dia pergi dari ruangan perawatan medis meninggalkan mereka bertiga sambil berkata, "main-main saja terus sana sama maidmu ," kepada Rey.

Mendengar ucapan dari Raisha kepada Rey, dan melihat pertengkaran mereka barusan. Jasmine pun merasa bersalah kepada tuannya. Dia berkata, "Tuan maafkan aku, kak Raisha benar ini semua memang salahku." Kemudian Rey mengelus-elus kepala Jasmine sambil berkata, "tidak, kamu tidak bersalah kok. Dianya saja yang terlalu emosional."

Lalu, Rey bertanya kepada Marshela, "Marshela, apa benar sekarang ada jadwal perang? Kenapa aku tidak tahu? Terus dimana lokasi perang tersebut?"

Marshela pun menjawab, "memang benar hari ini kami akan berperang. Admiral Rey pasti tidak mengetahui jadwal tersebut. Karena rencana perangnya memang sudah direncanakan sejak lama sebelum perekrutan terakhir, kalau saja Admiral tidak memilih untuk jadi seperti anggota biasa dulu dan menjalankan tugas Admiral sejak awal mungkin Admiral akan tahu lebih awal karena akan diberikan jadwal kegiatan yang akan dilakukan oleh Armada ini. Juga mungkin ini salahku juga sebagai bawahanmu tidak memberitahumu."

"Ahh sudah sudah, semuanya sudah terlanjur. Terus dimana lokasi perangnya? Apa tujuannya? Berapa orang yang ikut terjun langsung ke medan perang?"

"Lokasinya.. kami akan menyerang planet Ular Kabut, tujuannya untuk mendapatkan sumber daya alam berupa Akik, dan orang atau tentara yang ikut berjumlah seribu orang, dan semuanya pasukan khusus yang baru 300 pasukan khusus Metal Gear dan 700 pasukan khusus Angel Gear."

"Apa! Planet Ular Kabut? Planet yang berada di posisi ke 3 dalam daftar planet paling berbahaya. Juga yang terjun langsung semua pemula? Yang benar saja. Ini namanya bukan menyerang, ini sih namanya bunuh diri."

"Memang benar yang dikatakan oleh Admiral, presentase kekalahan memang lebih besar dari kemenangan, tetapi kami terpaksa harus mencobanya. Saat ini keuangan Azte sedang menipis dan kekuatan Azte juga melemah, kami harus mendapatkan Akik untuk bangkit. Jika tidak, kami khawatir Azte tidak akan bertahan lama lagi. Dan semua tentara Azte dikhawatirkan kembali menjadi gelandangan lagi."

"Tidak tidak batalkan saja misinya, sekarang aku Admiralnya, aku akan menemui semua tentara yang sudah berkumpul dan mengumumkan identitasku yang sebenarnya, aku akan pergi ke sana sekarang dan... ughhhh.. sial kakiku, tubuhku masih lemas."

"Tidak apa Admiral, ini sudah menjadi keputusan kami. Sekarang saya pamit undur diri dulu, saya juga harus bersiap-siap, karena kita sudah sampai di luar Atmosfer planet Ular Kabut sejak tiga hari yang lalu. Kalau begitu saya undur diri dulu."

"Tidak! Tunggu!"

Marshela pergi dari ruangan perawatan medis karena akan bersiap-siap untuk berperang, menyerang Planet Ular kabut. Sementara Rey merasa kesal, khwatir dan bimbang. Dia bertanya-tanya apa semuak keputusan dan tindakan yang dia lakukan selama ini benar atau salah.

"Jasmine, apa semua yang telah aku lakukan ini benar atau salah?"

"Itu.. tuan.."

"Haha.. lucu sekali, aku saja tidak tahu jawabannya apalagi kamu."

"Tidak.. apapun yang tuan lakukan atau rencankan belum tentu benar atau salah, apapun hasilnya Jasmine akan selalu mendukung tuan."

"Ahh terimakasih, memang hanya Jasmine yang selalu mengerti diriku."

*****

• Sementara itu, di ruangan pribadi Ba'Ong

Ba'Ong yang sekarang ditemani dua orang sepupunya itu. Mereka sudah memulai pergerakan dan sedang menyusun rencana untuk melenyapkan semua pasukan khusus, seperti yang diinginkan oleh profesor Johnson lewat ketua organisasi Tukang To'Ong.

"Setelah para pasukan khusus terjun nanti kita akan langsung memutus sinyal komunikasi mereka dengan kapal utama agar si pengatur strategi tidak bisa membantu mereka memberitahu kondisi medan perang kepada mereka, lalu kita bawa semua kapal pengangkut kembali ke kapal utama agar mereka tidak bisa melakukan penyelamatan darurat ketika mereka terdesak nanti. Apa kalian sudah paham?" Kata Ba'Ong kepada dua orang sepupunya itu.

"Siap paham kakak." Jawab mereka berdua serentak.

"Sementara mereka sibuk berperang, kalian bantu aku buat nangkap si Rey, aku dengar dia sekarang berada di ruang perawatan dan sedang di rawat. Dia sekarang hanya tentara biasa kita akan membuangnya juga nanti ke planet Ular Kabut, agar semua dendamku selama ini bisa terbalaskan hahaha!"

******