Begitu menikmatinya Ara merokok sambil mata terpejam, kaki kiri menopang kaki kanan, dan setengah tubuh bagian atasnya menyender ke dinding ruangan, ia tak menyadari bahwa ada seseorang yang dengan tiba-tiba mencabut putung rokok Ara. Reflek Ara mengumpat,
"Haisssssh, apa-apppppa_an" ucapnya tercekat sementara.
Seseorang yang mencabut putung rokok Ara hanya geleng-geleng kepala memperhatikan raut muka Ara yang hampir meledak tapi gak kesampaian.
"Kenapa malah di sini coba?"
"Lu juga, kenapa bisa ada di sini?" tanya Ara balik.
"Aku tinggal di apartemen sini."
"Hah? Seriusan? Sejak kapan?"
"Seminggu yang lalu."
"Kenapa bisa ada di sini? Lu ngikutin gue ya?"
"Kepedean kamu."
"Terus?"
"Udah-udah, ceritanya nanti aja. Sejak kapan kamu merokok?"
"Emang kenapa?"
"Dulu kamu gak begitu."
"Emang lu masih gak suka ngerokok?"
"Enggak."
"Ternyata hanya berdampak ke diri gue sendiri," ucap Ara lesu.
"Maksudnya?"
"Gak papa, skip aja."
"Kenapa kamu jadi ngerokok, sekarang?